Inilah Paul Phua, Dewa Judi yang Jadi Buronan FBI dan Amerika, Ternyata Asli Orang Pulau Kalimantan

Inilah Paul Phua, Dewa Judi yang Jadi Buronan FBI dan Amerika, Ternyata Asli Orang Pulau Kalimantan

net
Ilustrasi Judi 

TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah Paul Phua, Dewa Judi yang Jadi Buronan FBI dan Amerika, Ternyata Asli Orang Pulau Kalimantan

Nama Paul Phua mungkin asing di kalangan masyarakat awam.

Tapi di dunia perjudian, dia adalah dewanya.

Benar, dia adalah dewa judi yang jadi buronan FBI dan bikin ketar-ketir pemerintah Amerika Serikat.

Satu fakta lagi, dia ternyata berasal dari Pulau Kalimantan.

Pegangan Di Kap Mobil, Aksi Heroik Polisi Hentikan Pengemudi Mobil Viral, Warganet Dibuat Jantungan

Detik-detik Video Polisi Setop Mobil Ayla B 1980 PRF di Jalanan Bandung Viral, Aksinya Bak Spiderman

Viral Soal Perkalian Matematika SD, Kakak Protes Adiknya Dapat Nilai 20, Padahal Jawaban Benar Semua

Ibu Menyusui Diperkosa, Tersangka Mengaku Sering Melihat Tetangga Menyusui Anaknya Sehingga Khilaf

Paul Phua berasal persisnya di Pulau Kalimantan bagian Malaysia.

Phua disebut sebagai salah satu bandar taruhan terbesar di dunia.

Dan selama bertahun-tahun ia telah memberikan pengaruh besar pada perjudian dunia.

Paul Phua
Paul Phua (theblacksea.eu)

Dilansir ESPN, Phua adalah sosok yang sederhana selama berkecimpung di dunia judi.

Dia telah mendirikan kerajaan perjudian di Hong Kong, Las Vegas, London dan Melbourne.

Awal mulanya dia hanyalah seorang pekerja kontruksi.

Tapi ketika dia hidup dengan perjudian kecil di Kuala Lumpur dia menemukan lingkungan yang menguntungkan.

Dikatakan dia telah menghasilkan kekayaan sebesar 400 juta dolar AS (sekitar Rp6 Triliun).

Awalnya dia hanyalah seorang operator jamuan makan VIP di Macau.

Pada 2006 dia bekerja dengan Steve Wynn dan membuka Whynn Macau dan memperluas bisnis tersebut dan menjadi pemain poker.

Pada 2010, permainan judi Las Vegas mulai bergerak ke Macau.

Pejudi-pejudi top macam Tom Dwan, Phil Ivey, Chau Giang, Patrik Antonius, dan John Juanda pun pindah ke sana.

Phua juga ikut bermain pada pertandingan ini pada tahun 2012.

Phua memasuki World Series of Poker 2012 sebesar 1.000.000 dolar AS (sekitar Rp15 miliar) Big One untuk satu acara Drop.

Pada 2012, Phua memenangkan Aspers 100 ribu poundsterling (sekitar Rp1,9 miliar) High Roller.

Di London setelah mengalahkan Richard Yong dia mendapatkan uang terbesarnya, sebesar sekitar Rp24 miliar.

Selama pertandingan uang tunai di Milies Aussie 2014, Phua terlibat dalam pot senilai 991 ribu dolar AS (sekitar Rp15 milliar) melawan sesama pemain poker Macau, Lo Shing Fung.

Namun pada 2014 dirinya menjadi salah satu buruan FBI karena sepak terjangnya yang membahayakan.

Pada 5 Agustus 2014, Paul Phue berada di podium ruang sidang, saat dirinya diadili.

Dia diadili oleh Departemen Kehakiman karena dia, bersama tujuh orang lainnya, menjalankan perusahaan ilegal dalam taruhan Piala Dunia tahun 2014.

Tapi sama seriusnya dengan melanggar hukum game AS, kasus Phua lebih dari sekadar taruhan dalam pertandingan sepakbola.

Pasalnya aktivitas Phua merupakan indikasi meningkatnya kekhawatiran pemerintah AS tentang bagaimana, dan dari mana, uang mengalir ke Las Vegas dan sistem keuangan AS.

Namun, setelah penangkapan tersebut dia tidak benar-benar diadili karena FBI mengumpulkan bukti tanpa memperhatikan perlindungan konstitusi Paul Phua.

Dengan kata lain mereka tidak memiliki surat perintah untuk menangkap Phua.

Walhasil, dia berhasil membuktikan keridakbersalahannya.

Namun, dalam keterangan lain ada campur tangan pemerintah yang membuatnya bisa lolos dari jerat hukum.

Raja Judi Asal Medan Menang Rp 28 Miliar

Judi merupakan sebuah tindakan yang seharusnya dijauhi dan bahkan praktik perjudian dianggap tabu di Indonesia.

Namun, siapa sangka berawal dari sebuah hal tabu bagi pria asal Medan ini menjudi justru menjadi profesinya.

Dia adalah John Juanda, seorang profesional poker asal Medan.

Bagi pria asal Medan, Sumut, yang pernah menjadi ikon poker dunia tersebut, judi bisa jadi profesi bila dilakukan dengan profesional.

Nama John Juanda pada tahun 2014 lalu pernah menjadi pembicaraan hangat lantaran prestasinya menjuarai World Series of Poker (WSOP).

Menurut Pokernews.com, John Juanda tak hanya sekali menjuarai WSOP tapi sudah lima kali, yaitu pada tahun 2002, 2003, 2008, 2011, dan terakhir 2014.

Dari prestasinya menjuarai lima kali WSOP, John mendapatkan hadiah total USD 2.330.926 atau sekitar Rp28 milliar.

Kuliah S2 di Seattle University

John Juanda pada tahun 1996 menamatkan pendidikan S2 di Seattle University, Amerika Serikat.

Jhon Juanda
Jhon Juanda ()

Semasa kuliah S2 itulah John mengisi waktu luang kuliahnya untuk berjudi poker di kasino yang berlokasi tidak jauh dari kampus Seattle University.

Pada tahun 1999, John Juanda mengikuti kejuaraan WSOP pertamanya, saat itu dia berhasil menduduki peringkat kesembilan dan mendapatkan hadiah uang sebesar USD 1.500.

Berawal dari sanalah, pria kelahiran 8 Juli 1971 ini memutuskan untuk menjadi penjudi profesional.

Nama John Juanda di dunia Poker sangat disegani, bahkan dalam World Series of Poker (WSOP) yang berlangsung di Inggirs tahun 2008 silam, dalam semalam John bisa mendapatkan uang senilai Rp 19 miliar, sebuah pencapaian yang bikin iri para penjudi-penjudi profesional lainnya.

Jauhi alkohol

Kartu remi dan permainan poker sudah membekas di ingatan John Juanda sejak kecil.

Sebab, sulung dari empat bersaudara ini sering melihat ayahnya bermain berjudi.

Seperti dikutip Goldsea.com, hal yang paling diingatnya adalah kebiasaan ayahnya yang selalu menenggak minuman beralkohol ketika sedang berjudi.

Akibatnya, sang ayah kerap menelan kekalahan.

Uniknya, meskipun tidak minum, pria yang memiliki sebutan ‘JJ’ ini tetap memesan minuman.

Minuman tersebut kemudian diberikan kepada lawannya.

Mengenal Poker saat Kuliah

Juanda mulai mengenal permainan poker saat dia menempuh perjalanan ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan S1 pada 1990.

Di atas pesawat, teman sebangkunya mengenalkan permainan yang menggunakan kartu remi tersebut.

Setelah menamatkan pendidikan S1 di Oklahoma State, dia kemudian melanjutkan S2 di Seattle University.

Setelah mendapatkan gelar MBA pada 1996, Juanda memilih poker sebagai mata pencariannya.

Turnamen profesional

John Juanda tercatat mulai mengikuti turnamen poker profesional sejak 1999. Pada saat itu, dia mencatatkan namanya di urutan ke sembilan turnamen World Series of Poker (WSOP) di Amerika.

Di turnamen yang telah dimenangkannya sebanyak lima kali tersebut, Juanda berhak atas juara sebesar USD 15.000

Johan Juanda bersama Jennifer Harman di Poker Hall of Fame (tribunnews)

Empat bulan kemudian, di turnamen yang sama, dia finish di urutan ke tujuh dan berhak atas hadiah USD 399.600.

Selama musim panas tahun 2000, Juanda menjadikan dirinya sebagai rising star dalam turnamen poker profesional saat dia berhasil finish sebanyak enam kali.

Pada turnamen US Poker Championship di Kota Atlantic, dia berhasil finish di urutan kedua dan berhak atas uang tunai sebesar USD 159 ribu.

John Juanda mengakui jika semua kemenangannya di turnamen poker seluruh dunia tidak lepas dari campur tangan Tuhan.

Karena itu pula, sebagai bentuk terima kasih, dia berencana menyediakan perawatan medis gratis bagi masyarakat saat dirinya pensiun bermain poker nanti.

Rencananya, uang yang didapatkan bisa membantu sesama umat manusia yang membutuhkan bantuannya terutama soal pengobatan gratis. 

(Afif/Intisari)

Sumber: Suar.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved