Cemburu Buta Selingkuhannya Punya Pacar Baru, Pria Beristri Ini Sewa Pembunuh di Internet

Cemburu Buta Selingkuhannya Punya Pacar Baru, Pria Beristri Ini Sewa Pembunuh di Internet

Penulis: Kharisma Tri Saputra | Editor: Kharisma Tri Saputra
Wikipedia & Straits Times via Worldofbuzz
Cemburu Buta Selingkuhannya Punya Pacar Baru, Pria Beristri Ini Sewa Pembunuh di Internet 

TRIBUNSUMSEL.COM - Cemburu Buta Selingkuhannya Punya Pacar Baru, Pria Beristri Ini Sewa Pembunuh di Internet

Dark web atau web gelap adalah salah satu tempat di internet yang menyimpan banyak hal yang mengerikan.

Satu diantaranya adalah bisnis ilegal seperti pembunuh bayaran.

Pria ini ternyata memanfaatkan dark web untuk misi jahatnya.

Karena cemburu buta dengan pacar baru mantan pacarnya, ia memesan pembunuh bayaran.

Pembunuh bayaran tersebut disuruh untuk membunuh sang pacar baru mantan pacarnya.

Menurut CNA dilansir worldofbuzz, pria Singapura berusia 47 tahun yang dikenal sebagai Hui.

Memulai perselingkuhan dengan seorang koleganya asal Malaysia berusia 30 tahun pada tahun 2016.

Dia tahu bahwa Hui sudah menikah, tetapi Hui berjanji padanya bahwa dia akan menceraikan istrinya.

Setelah satu tahun dan tidak ada perceraian, dia putus Hui.

Dilaporkan bahwa setelah itu, Hui terus membujuknya.
Membayar setengah dari sewa tempat tinggal sang wanita, mengirim hadiah dan menguntitnya.

Kemudian, Hui menemukan bahwa dia punya pacar baru, Tan.
Kecemburuan dalam dirinya mendidih dan dia mengunduh browser TOR (khusus digunakan untuk mengakses web gelap).

Dan mulai belajar bagaimana menggunakan bitcoin.

Dengan pengetahuan yang baru ditemukan ini, ia kemudian menyewa pembunuh bayaran untuk memotong tangan Tan.

Dia kemudian berubah pikiran dan ingin asam dicurahkan ke wajah Tan sebagai gantinya.

Tetapi perusahaan menyarankan agar hal itu tidak dilakukan karena mudah terdeteksi.

Saran mereka adalah membunuh Tan dalam kecelakaan mobil atau perampokan.

Namun, sebelum hal itu terjadi, seorang jurnalis CBS menelepon kedutaan untuk mengatakan bahwa ada serangan yang akan dilakukan pada warga Singapura.

Begitu investigasi sedang berlangsung, semuanya menuju pada Hui.

Dia kemudian diperintahkan untuk membatalkan pesanan pembunuhannya dan menarik semua Bitcoin-nya.

Dia mengaku bersalah dan hukumannya akan dilakukan pada bulan September.

Jurnalis Ini Sempat Potret Pembunuhnya Sebelum Meninggal, Padahal Ditembak Tentara dari Jarak Dekat 

Puluhan jurnalis terbunuh setiap tahun di penjuru dunia.

Tak hanya harus mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan nyawa saat bertugas di lapangan, itulah pekerjaan jurnalis.

Salah seorang jurnalis yang tewas saat bertugas adalah Kenji Nagai.

Ia seorang jurnalis foto dari Jepang.

Nagai meliput protes anti-pemerintahan di Myanmar pada September 2007.

Di tengah massa aksi yang meledak di jalanan dan bentrokan dengan pasukan militer, seorang tentara menembak Nagai hingga ia terjatuh.

Dalam keadaan tergeletak di tanah pun, Nagai masih sempat memotret tentara yang lalu diduga menembak dadanya dari jarak dekat.

Peristiwa ini diberitakan oleh berbagai media internasional kala itu, termasuk di antaranya The Guardian dan Reuters.

Kenji Nagai memotret meski telah tertembak
Kenji Nagai memotret meski telah tertembak (Flickr)

Seorang fotografer Reuters berhasil mengabadikan momen tersebut dan mendapatkan penghargaan dari Pulitzer.

Sementara itu, Nagai tewas di tempat setelah peluru menembus dada sebelah kanan hingga ke jantungnya.

Dunia mengecam peristiwa ini.

Jurnalis seharusnya dilindungi saat bertugas meliput berita, termasuk perang dan protes atau aksi massa.

Dilansir dari ThoughtCo, ibu Nagai saat diwawancara mengatakan bahwa ia sebenarnya mengerti risiko pekerjaan putranya.

Akan tetapi tetap saja hatinya selalu berdebar tiap kali melihat Nagai berangkat bertugas.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved