Berita Viral
Gempa Sulut, Warga Manado Lari Tunggang Langgang, Ibu Gendong Bayi Berlarian Curi Perhatian
TRIBUNSUMSEL.COM - Gempa Sulut, Warga Manado Lari Tunggang Langgang, Ibu Gendong Bayi Berlarian Curi Perhatian
Penulis: Euis Ratna Sari | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Gempa Sulut, Warga Manado Lari Tunggang Langgang, Ibu Gendong Bayi Berlarian Curi Perhatian
Gempa bumi dengan kekuatan 7,1 skala richter mengguncang wilayah barat daya Ternate, Maluku Utara.
Gempa terjadi pada pukul 22.08 WIB.
Episentrum gempa berada sekitar 135 kilometer barat daya Ternate dengan kedalaman 10 kilometer.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini tsunami di Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Baru-baru ini viral sebuah video yang tersebar di beberapa akun media sosial instagram yang memperlihatkan kondisi masyarakat saat terjadinya gempa.
Hiruk pikuk, kecemasan dan kepanikan sontak terjadi pada warga yang masih berada di luar rumah.
Akun instagram @makassar_iinfo membagikan sebuah video yang memperlihatkan suasana panik di kawasan Bisnis Megamas Kota Manado, Sulawesi Utara.
Suasana genting itu terjadi pasca peringatan dini Tsunami dari gempa dengan kekuatan 7,1 SR di laut Maluku, 36 km Barat Daya Ternate.
Terdengar riuh suara klakson mobil yang mengantri untuk keluar dari parkiran kawasan tersebut.
Tak hanya itu, kebanyakan dari pada perempuan turun dari mobil dan lari tunggang langgang.
Termasuk seorang ibu-ibu yang terpaksa keluar dari mobilnya sambil menggendong bayinya.
Suasana semakin panik ketika seorang pengendara mobil menancapkan gas sangat dalam.
santikaz_ Ya Allah Sampai merinding liatnya , aku dari lombok dan aku Pernah banget ngerasain yg namanya Panik Buat nyelamatin diri karna gempa 7 sr dan berpotensi tsunami , orang pada lari , jalan raya dimana-mana macet .. Dan kalau denger berita seperti ini aku jadi selalu waspada bahkan tidak bisa tdr karna takut Gempa dtg lagi
Gempa magnitudo 7 yang mengguncang Maluku dan Sulut merupakan gempa bumi dangkal.
Hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan pihak Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG), dalam konferensi pers, Senin (8/7/2019)
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi kerak bumi pada lempeng Laut Maluku," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Akibatnya, lempeng laut Maluku terjepit hingga membentuk double subduction ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe.
Getaran paling kuat dirasakan di Bitung dan Manado.
Menurut Dwikorita, guncangan dirasakan di Bitung dan Manado dengan intensitas IV-V MMI.
Atau dirasakan oleh hampir semua penduduk di mana orang banyak terbangun dan di Ternate III-IV MMI atau dirasakan orang banyak di dalam rumah.
BMKG, tambah dia, hingga saat ini belum menerima laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan, gempa bumi berpotensi tsunami dengan level waspada untuk wilayah pantai timur Minahasa dan Minahasa Utara bagian selatan.
Sementara itu, BMKG telah mencabut peringatan dini tsunami pada Senin (8/7/2019) pukul 00.09 WIB.
BMKG mencatat, hingga pukul 00.54 WIB, ada 19 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
"Kami juga berkoordinasi dengan PVMBG," ujar Dwikorita.
Sementara itu, seiring dengan dicabutnya peringatan potensi tsunami oleh BMKG, Dwikorita meminta masyarakat kembali ke daerah masing-masing meski harus tetap waspada terhadap gempa susulan.
"Selain itu, tetap tenang dan pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG," jelas Dwikorita lagi.