Berita Palembang
Solusi Berat Badan, Mahasiswa Unsri Temukan Alat Menghitung Nutrisi Makanan Cepat dan Akurat
Sriwijaya Creativity Centre (SCC) mengklaim menemukan dua alat baru yang digadang- gadang bakal berkontribusi dalam kemajuan bidang kesehatan
Penulis: Yohanes Tri Nugroho |
Dari hal itu, tim penemu diantaranya, Ahmad Farhan Aristo (Fakultas Teknik), Irawan (Fakultas Ilmu Komputer) dan Cynthia Caroline (Fakultas Ilmu komputer) membandingkan berbagai teknik menghitung nutrisi, termasuk aplikasi untuk menghitung informasi nutrisi.
Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang dapat secara tepat menghitung nutrisi makanan karena tidak bisa menghitung berat makanan.
Tim pun mengembangkan teknologi kecerdasan buatan yang dapat mengenali makanan dari foto, mengambil data berat, dan mampu memberikan informasi rekomendasi gizi.
Kecerdasan buatan adalah kemampuan komputer untuk meniru satu atau lebih fungsi kecerdasan manusia, dalam kasus ini untuk membedakan gambar dengan ciri-ciri tertentu, setelah dilakukan pelatihan.
Program ini dilatih menggunakan banyak gambar lebih dari 100 jenis makanan yang telah diberi tanda, sehingga dapat mengambil ciri-ciri dari masing-masing makanan.
Bahkan juga mampu menentukan apakah gambar baru, yang belum pernah dilihat seebelumnya, masuk ke dalam salah satu kategori tersebut.
Tim mengembangkan tak hanya mengembangkan dalam perangkat lunak kecerdasan buatan berupa jaringan saraf tiruan untuk mengenali objek makanan dari foto.
Tapi juga sebuah kotak makan yang dapat mengalkulasi nutrisi dengan cepat. Keduanya selanjutnya terkoneksi satu sama lain sehingga dapat menghitung nutrisi dengan tepat.
Dalam praktiknya, jika seseorang ingin menghitung nutrisi satu makanan, dengan cara meletakkan meletakkan makanan di sebuah kotak makan.
" Lalu memfoto makanan dan mengunggahnya ke aplikasi web yang telah ada yakni www.reomajas.com. Tak butuh waktu lama kita akan mendapatkan jumlah nutrisi makanan tersebut," kata Ketua Tim, Ahmad Farhan Aristo.
Ia menambahkan alat itu diselesaikan dalam waktu tiga bulan mulai bulan Maret hingga Juni 2019. Selanjutnya alat ini pada bulan awal Juli 2019 akan berkompetisi dengan ribuan penemuan lain se- Indonesia.
"Kami sangat optimis dengan penemuan ini, kami yakin mampu menembus lima besar tingkat nasional nanti, mohon doa dan dukungan dari semua," katanya
2. Implementasi jaringan saraf tiruan terhadap hasil pemeriksaan untuk meningkatkan Akurasi Diagnosis Alzheimer (Alzheimer AI)
Penemuan ini diawali dengan keprihatinan atas terus meningkatnya penyakit Alzheimer di Indonesia.
Penyakit Alzheimer merupakan salah satu jenis kepikunan atau demensia, dan penyakit ini bersifat progresif, atau tidak dapat sembuh.