Bahaya Menggunakan VPN (Virtual Private Network) Saat WhatsApp dan Instagram Gangguan, Ini Dampaknya

Bahaya Menggunakan VPN (Virtual Private Network) Saat WhatsApp dan Instagram Gangguan, Ini Dampaknya

Livemint
Ilustrasi WhatsApp 

TRIBUNSUMSEL.COM - Dari Rabu (22/5/2019) siang pengguna aplikasi WhatsApp, instagram dan Facebook mengeluhkan pembatasan akses yang dilakukan pemerintah.

Pembatasan WhatsApp, Instagram dan Facebook disinyalir untuk mencegah penyebaran kabar hoaks saat aksi damai 22 Mei oleh sejumlah masyarakat.

Sulitnya mengakses aplikasi WhatsApp, Instagram dan Facebook, banyak pengguna internet terutama android memilih akses Virtual Private Network (VPN) secara gratis di Playstore ataupun google.

Tapi tahukah bahaya bila dalam menggunakan VPN, di aplikasi smartphone terdapat akses Mobile Banking dan digunakan dalam transaksi.

Dewasa ini, banyak pengguna Android yang menggunakan Virtual Private Network (VPN) gratis untuk mengakses internet.

VPN gratisan ini biasanya tersedia banyak di Google Playstore.

VPN sendiri adalah sebuah koneksi antar jaringan yang sifatnya pribadi.

Dilakukan melalui jaringan internet publik dan memungkinkan pengguna untuk bertukar sumber daya secara pribadi melalui jaringan internet publik.

Banyak yang menyebut jika VPN adalah koneksi aman ketimbang koneksi internet biasa.

Akan tetapi rupanya VPN juga memiliki risiko yang wajib Anda ketahui.

Dilansir TribunSolo.com dari Life Hacker, Selasa (2/10/2018), sebuah penelitian dilakukan oleh para peneliti dari Data61/CSIRO, UC Berkeley, UNSW Sydney dan UCSI.

Penelitian mereka menunjukkan jika aplikasi Android VPN ternyata cukup berisiko.

Total ada 283 aplikasi VPN yang diuji oleh para peneliti tersebut, hasilnya ada beberapa bahaya seperti adware, trojan, malvertising, atau bahkan spyware.

Anda juga pantas was-was, sebab 18% dari total aplikasi VPN di Android tersebut sama sekali tidak mengenkripsi data penggunanya.

Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut.

Salah satu bahaya yang wajib diantisipasi ketika menggunakan VPN gratis ialah penjualan data ilegal.

Solusi untuk menghindari masalah ini ialah menggunakan VPN berbayar, sebab jenis VPN berbayar memiliki aturan ketat dan jaminan terkait penjualan data.

Dikutip TribunSolo.com dari sejumlah sumber, di berbagai negara bahkan ada dugaan penyedia VPN gratis ini menjual data ke pihak ilegal.

Adapun pihak ilegal yang dimaksud adalah seperti korporasi pengirim spam email atau hacker.

Kemudian risiko kedua saat menggunakan VPN gratisan ialah kemungkinan pihak penyedia layanan malah menggunakan IP Address sebagai Network Endpoint.

Apa itu Network Endpoint?

Network Endpoint ini berguna untuk meningkatkan bandwith layanan VPN untuk meningkatkan kecepatan internet pemakai internet lainnya.

Bahkan, beberapa sumber menyebut ada kemungkinan Network Endpoint dijual.

Risiko lain penggunaan VPN gratisan adalah serangan Man in the Middle, yakni serangan terhadap sistem komputer yang saling berhubungan satu sama lain.

Ada potensi si penyerang berada di tengah jalur komunikasi dan menggunakannya untuk membaca, membajak, mencuri data, atau paling buruk adalah menyisipkan malware.

Bahaya lain yang bisa muncul dalam penggunaan VPN gratisan adalah potensi bocornya data dan IP ke publik.

Sebab, secara sistematis, VPN bekerja seperti terowongan yang mana koneksi pengguna melewati jalur khusus untuk dalam mengakses internet.

Mengakses internet menggunakan VPN gratisan kadang kala juga membuat koneksi menjadi lebih lambat.

Yang namanya terowongan, maka bukan tidak mungkin juga jika jalur tersebut memiliki banyak kebocoran.

Apabila alamat IP bocor ke publik, maka pengguna internet bersangkutan akan menghadapi ancaman serius yaitu malware dan hacker.

Selama ini, banyak penyedia layanan VPN gratis yang mengandalkan pendapatan dari iklan-iklan yang dipasang di website mereka, sehingga bahaya Adware bisa saja mengancam. 

Gangguan yang terjadi pada layanan whatsapp, instagram, dan facebook akhirnya terjawab.

Pemerintah mengambil langkah pembatasan sementara akses tertentu di media sosial whatsapp, instagram, dan facebook, Rabu (22/5/2019).

Pemerintah mengambil langkah itu untuk mencegah provokasi hingga penyebaran berita bohong kepada masyarakat.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

"Akan kami adakan pembatasan akses di media sosial. Fitur tertentu tidak diaktifkan untuk menjaga agar hal-hal negatif tidak terus disebarkan ke masyarakat," kata Wiranto.

 Whatsapp dan Instagram Down (Tak Bisa Diakses), Masyarakat Masih Bisa Berkomunikasi Dengan Cara ini

Wiranto didampingi Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Menkominfo Rudiantara, dan pejabat lain.

Dalam jumpa pers tersebut, mereka menjelaskan kronologi kerusuhan dan fakta-fakta yang ditemukan kepolisian.

Setelah kerusuhan tersebut, beredar berbagai informasi hoaks di media sosial yang meresahkan masyarakat.

Pemerintah melihat, berdasarkan rangkaian peristiwa hingga kerusuhan pecah, terlihat ada upaya membuat kekacauan nasional.

Hal itu terlihat dari pernyataan tokoh-tokoh yang kemudian menyalahkan aparat keamanan atas jatuhnya korban jiwa.

Wiranto melihat ada upaya membangun kebencian hingga antikepada pemerintah.

 Instagram Down Jadi Trending Topik, Pengguna Beralih ke Twitter

Padahal, kata dia, ada aksi brutal yang dilakukan kelompok lain selain pengunjuk rasa.

Mereka menyerang petugas, merusak asrama Polri di Petamburan, membakar sejumlah kendaraan, dan aksi brutal lain.

Rudiantara menambahkan, sesuai hasil analisas, pihaknya melihat modus penyebaran berita hoaks di media sosial pascakerusuhan.

Awalnya, pelaku mengunggah video atau foto ke Facebook dan Instagram.

Kemudian, pelaku melakukan screenshot unggahan.

Konten yang kemudian viral adalah screenshot tersebut.

Jadi, pemerintah melakukan pembatasan sementara penyebaran video dan foto di WhatsApp.

"Teman-teman akan alami pelambatan kalau download atau upload video karena viralnya yang negatif ada di sana. Sekali lagi ini sementara," kata Rudiantara.

Ia menyarankan agar masyarakat mengakses informasi di media tepercaya.

Kapolri Tito Karnavian menambahkan, pihaknya meminta masyarkat untuk bisa mencerna segala sesuatu .

Terutama dengan kepala dingin agar tidak mudah terprovokasi.

" Kita meminta semua melakukan pengamanan, baik dari tingkat RT hingga RW secara maksimal mungkin.

Dalam mengayomi dan menjaga keselamaan publik," terang Tito

Sejumlah pengguna whatsapp, facebook dan instagram di Indonesia mengeluhkan gangguan layanan, Rabu (22//5/2019).

Rian, warga Palembang mengaku bingung kenapa tidak bisa membuka instagram.

Ia tidak tahu masalahnya, padahal instagram merupakan media sosial yang seringd diaksesnya setiap hari.

Lain lagi yang dialami Risma.

Ia mengeluhkan layanan facebook yang tidak bisa melihat beranda.

Belum diketahui penyebab gangguan aplikasi tersebut, namun gangguan sudah terjadi sejak pukul 12.00.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved