Seputar Islam
Cara Membersihkan atau Mensucikan Najis, Penjelasan Macam-macam Najis (Mukhaffafah, Mughallazhah)
Cara Menghilangkan atau Mensucikan Najis, Penjelasan Macam-macam Najis (Mukhaffafah, Mughallazhah)
Penulis: M Syah Beni | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM - Dalam Islam dikenal istilah najis
Najis adalah kotor yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dikutip dari buku Drs Moh Rifai berjudul Risalah Tuntunan Shalat Lengkap yang diunggah ulang oleh Kemenag Sumsel beriku penjelasan soal Najis
Macam Macam Najis
1. Bangkai, kecuali manusia, ikan dan belalang.
2. Darah .
3. Nanah .
4. Segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur
5. Anjing dan babi.
6. Minuman keras seperti arak dan sebagainya.
7. Bagian anggota badan binatang yang terpisah karena dipotong dan sebagainya selagi masih hidup.
1. Pembagian Najis
Najis, itu dapat dibagi 3 bagian :
1. Najis Mukhaffafah (ringan) ialah air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun dan belum pernah makan sesuatu kecuali air susu ibunya.
2. Najis Mughallazhah (berat) ; ialah najis anjing dan babi dan keturunannya.
3. Najis Mutawassithah (sedang) ialah najis yang selain dari dua najis tersebut diatas, seperti segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur manusia dan binatang, kecuali air mani, barang cair yang memabukkan, susu hewan yang tidak halal dimakan, bangkai, juga tulang dan bulunya, kecuali bangkai-bangkai manusia dan ikan serta belalang.
Najis mutawassithah dibagi menjadi dua :
1. Najis ainiyah ialah najis yang berujud, yakni yang nampak dapat dilihat.
2. Najis hukmiyah, ialah najis yang tidak kelihatan bendanya seperti bekas kencing, atau arak yang sudah kering dan sebagainya,
1. Barang yang kena najis mughallazhah (berat) seperti jilatan anjing atau babi wajib dibasuh 7 kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur tanah.
2. Barang yang terkena najis mukhaffafah (ringan), cukup diperciki air pada tempat najis itu.
3. Barang yang terkena najis mutawassithah (sedang) dapat suci dengan cara dibasuh sekali, asal sifat-sifat najisnya (warna, bau dan rasanya) itu hilang.
Adapun dengan cara tiga kali cucian atau siraman itu lebih baik.
Jika najis hukmiyah cara menghilangkannya cukup dengan mengalirkan air saja pada najis tadi.
3. Najis yang Dimaafkan
Najis yang dimaafkan artinya tak usah dibasuh/dicuci, misalnya najis bangkai hewan yang tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit, debu dan air lorong-lorong yang memercik sedikit yang sukar menghindarkannya.
Adapun tikus atau cecak yang jatuh ke dalam minyak atau makanan yang beku atau padat, dan ia mati di dalamnya, maka makanan yang wajib dibuang itu atau minyak yang wajib dibuang itu, ialah makanan atau minyak yang dikenalnya itu saja. Sedang yang lain boleh dipakai kembali.
Bila minyak atau makanan yang dihinggapinya itu cair, maka semua makanan atau minyak itu hukumnya najis.
Karena yang demikian itu tidak dapat dibedakan mana yang kena najis dan mana yang tidak.