Fakta-Fakta Menarik Terjadinya All English Final di Kejuaraan Eropa : Miris Tanpa Pelatih Lokal
Fakta-Fakta Menarik Terjadinya All English Final di Kejuaraan Eropa : Miris Tanpa Pelatih Lokal
Penulis: Slamet Teguh Rahayu | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM - Fakta-Fakta Menarik Terjadinya All English Final di Kejuaraan Eropa : Miris Tanp Pelatih Lokal
Klub-klub di Liga Inggris tampaknya tengah merajai sepakbola Eropa pada musim ini.
Bagaimana tidak, dua kejuaraan top di level eropa dikuasa oleh klub-klub asal Liga Inggris.
Seperti di Liga Champions Eropa yang akan mempertemukan antara Tottenham Hotspur vs Liverpool.
Sementara di Liga Europa juga akan mempertemukan dua tim asal kota London Inggris, antara Chelsea vs Arsenal.
Final Liga Champions Eropa antara Tottenham Hotspur vs Liverpool ini bakal digelar di Stadion wanda Metropolitano pada Minggu (2/6) pukul 02.00 WIB mendatang.
Sementara Final Liga Europa antara Chelsea vs Arsenal bakal digelar di Stadion Olimpiade Baku pada Rabu (29/5) pukul 18.00 WIB.
Meski kedua kejuaran terbaik di Eropa ini dikuasai oleh tim-tim asal Inggris.
Namun ada beberapa fakta menarik yang tampaknya patut dicermati.
1. Kuasai Liga Champions dan Liga Europa tanpa pelatih lokal.
Klub Inggris menguasai tempat di final Liga Champions dan Liga Europa musim ini, tetapi tak satu pun dari mereka dikomandoi oleh pelatih lokal.
Hadirnya 4 tim Inggris di partai final kejuaran eropa membuat komposisi ini berhasil memutus dominasi Spanyol yang menguasai raihan gelar Liga Champions dan Liga Europa lewat wakil-wakil mereka musim lalu (Real Madrid dan Atletico).
Namun, ironi muncul karena dominasi mutlak klub mereka di kancah antarklub Eropa tidak dibarengi wakil lokal asal Inggris di kursi pelatih.
Tak satu pun dari empat finalis tersebut ditangani oleh peramu taktik asal Inggris.
Tottenham dipoles Mauricio Pochettino asal Argentina, sedangkan Liverpool berada dalam kendali pelatih Jerman, Juergen Klopp.
Di kotak lain, Chelsea racikan pria Italia tulen, Maurizio Sarri, akan menjajal Arsenal yang dikomandoi lelaki Spanyol, Unai Emery.
Ketiadaan pelatih Inggris di final Liga Champions dan Liga Europa ini memang paralel dengan problem kontinu soal ketersediaan juru racik lokal di klub-klub top yang mereka punyai.
Dari 20 kontestan Premier League musim ini, hanya lima klub yang mempekerjakan pelatih lokal.
Apalagi, semuanya cuma menukangi klub papan tengah ke bawah, yakni Eddie Howe (Bournemouth), Sean Dyche (Burnley), Neil Warnock (Cardiff), Roy Hodgson (Crystal Palace), dan Scott Parker (Fulham, caretaker).
Kondisi semakin memprihatinkan ketika Warnock dan Parker berada di klub yang sudah dipastikan terdegradasi.
2. All English Final di Liga Champions dan Liga Europa setelah 47 tahun
Keberhasilan Chelsea dan Arsenal lolos ke final Liga Europa 2018-2019 sekaligus menciptakan catatan sejarah baru.
Arsenal merebut tiket menuju partai puncak Liga Europa 2018-2019 setelah melibas Valencia 4-2 dalam leg kedua semifinal di Stadion Mestalla, Kamis (9/5/2019).
The Gunners melenggang dengan mengantongi agregat 7-3.
Pada hari yang sama, Chelsea menuntaskan perlawanan Eintracht Frankfurt lewat adu penalti di Stamford Bridge.
Perjalanan The Gunners dan The Blues dalam mengejar gelar juara akan menemui titik akhir di Baku Olympic Stadium, 29 Mei mendatang.
Duel tersebut menjadi All English final kedua dalam sejarah Liga Europa.
Momen pertama terjadi 47 tahun lalu atau pada 1972 dengan mempertemukan Tottenham Hotspur dan Wolverhampton.
Saat itu, yang merupakan edisi perdana kompetisi kasta kedua antarklub Eropa, memainkan format dua leg.
Spurs memenangi partai pertama di Stadion Molineux lewat skor 2-1.
Piala pun akhirnya terbang ke London setelah Spurs memaksakan skor 1-1 dalam leg kedua di White Hart Lane.
Kalau bicara soal prestasi di Liga Europa, Liverpool jadi tim Inggris tersukses dengan tiga kali juara.
Spurs mengikuti di posisi kedua dengan dua kali jadi kampiun.
3. Belum Pernah Terjadi Klub Inggris Borong Juara di Kompetisi Eropa
Sejarah mengiringi jalan empat klub Inggris ke final kompetisi Eropa 2018-2019.
Liga Europa akan menyuguhkan All English final di Baku Olympic Stadium antara Arsenal dan Chelsea, 29 Mei 2019.
Tiga hari berselang, di Wanda Metropolitano, giliran Liverpool FC dan Tottenham Hotspur yang bertempur memperebutkan gelar Liga Champions.
Pencapaian empat klub tersebut lantas menorehkan tinta emas dalam buku sejarah sepak bola Eropa.
Hal ini menjadi kali pertama wakil Inggris menyapu bersih slot final di kompetisi Eropa dalam satu musim.
Sebelum tahun ini, All English final di Liga Champions baru terjadi satu kali, yakni pada 2008.
Tim yang kala itu bertanding adalah Manchester United dan Chelsea.
Duel berujung pada kemenangan United lewat drama adu panalti.
Adapun satu-satunya bentrokan dua klub Inggris pada final Liga Europa adalah pada 1972.
Saat itu, Tottenham Hotspur keluar sebagai kampiun setelah menuntaskan perlawanan Wolverhampton Wanderers.
4. Pelatih Arsenal, Unai Emery Jadi Raja Liga Europa dan Siap Tambah Gelar
Pelatih Arsenal, Unai Emery, berpeluang menambah koleksi gelarnya di Liga Europa setelah membawa The Gunners maju ke partai puncak musim ini.
Arsenal memastikan diri ke final Liga Europa 2018-2019 setelah mengandaskan Valencia 4-2 pada leg kedua semifinal di Mestalla, Kamis (9/5/2019).
Hasil itu membuat Arsenal unggul telak head-to-head atas Valencia dengan margin 7-3 untuk bersua rival sekota mereka di final, Chelsea.
Kemungkinan lain terbuka bagi Unai Emery guna menajamkan status sebagai raja Liga Europa.
Pelatih Spanyol itu amat mencintai kompetisi ini karena koleksi tiga gelar yang sudah dia raih bersama Sevilla FC.
Emery menorehkan hat-trick kampiun Liga Europa untuk klub Andalusia itu pada 2013-2014, 2014-2015, dan 2015-2016.
Dengan raihan itu saja, dia sudah masuk buku rekor sebagai pelatih peraih gelar terbanyak dalam sejarah Piala UEFA/Liga Europa.
Dikutip dari situs UEFA, jumlah titel Emery setara dengan dedengkot racik strategi asal Italia, Giovanni Trapattoni.
Trapattoni menjuarai pentas yang masih bernama Piala UEFA bersama Inter (1991) dan Juventus (1977, 1993).
Artinya, satu gelar lagi maka Emery akan melaju sendirian di daftar pelatih dengan trofi terbanyak pada pentas antarklub kelas dua Eropa ini.
Peluang itu tersaji ketika Arsenal bertemu Chelsea pada final Liga Europa 2018-2019 di Olympic Stadium, Baku, 29 Mei 2019.