Wawancara Eksklusif
Cerita Hakim yang Vonis Mati Pembunuh Driver Taksi Online: Saya Tiap Hari Naik Ojek Online
Tribun Sumsel berkesempatan berbincang-bincang secara langsung dengan Bagus Irawan Ketua Majelis Hakim pada kasus tersebut
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM - Dua terdakwa pembunuhan sopir taksi online, Acuandra dan Ridwan, divonis hukuman mati di PN Palembang. Mereka berdua adalah dua dari empat orang yang merampok dan membunuh driver online, Sofyan.
Tribun Sumsel berkesempatan berbincang-bincang secara langsung dengan Bagus Irawan Ketua Majelis Hakim pada kasus tersebut.
Berikut artikelnya kami hadirkan dalam bentuk tanya jawab (Q and A).
Apa yang menjadi pertimbangan majelis hakim hingga menjatukan vonis hukuman mati kepada kedua terdakwa tersebut?
Palembang kota yang indah dan modern, ada LRT tapi sayangnya di Palembang ini tidak aman, banyak begal dan gampang terpancing untuk hal-hal yang sepele.
Saya mau ketemu mbak-mbak nya ini karena media ini kan bisa mengedukasi bahwa kalau ada yang jahat kamu bisa dihukum. Dengan begitu harapanya para pelaku itu bisa jerah dan para calon pelaku tidak meniru hal-hal yang sama.
Saya sudah dua tahun di sini. Saya sudah 30 tahun menjadi hakim jadi sudah keliling-keliling ke berbagai daerah. Jakarta-Maluku paling terpencil pun sudah pernah saya lalui. Saya juga pernah menjadi anggota majelis yang menyidangkan Sumanto.
Dari pengalaman saya menjadi hakim ini kita juga kan jadi warga masyarakat. Ketika sudah terjun ke masyarakat kita harus lebur dengan masyarakat kita dengerin apa cerita dari warga. Caranya kalau malam nongkrong di pos sapam. Kalau di mal-mal ngobrol dengan sapam dan tukang gojek.
Saya disini hampir tiap hari naik ojek online, saya sering ajak cerita mereka apa sih motivasi jadi driver online. Bahwa mereka ingin mencari nafkah untuk keluarga, artinya mereka menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan utama.
Lalu saya tanya bagimana dengan mobilnya mereka bilang kredit. Bagimana cara belinya, ia dengan cara menjual apa yang ada pak untuk dijadikan DP nya untuk kredit mobil.
Jadi mereka cari nafkah dengan susah payah, bahkan para driver online ini kalau terlambat 3 menit saja mereka mintak maaf. Ketika point mereka masih rendah mereka akan cari penumpang. Artinya ada keluarganya yang menunggu dia dan sayang denganya.
Terlebih ia masih harus bertangung jawab untuk membayar cicilam mobilnya. Maka dari dialog-dialog itu memberikan inspirasi saya.
Coba saja kalau kita order dia bertanya tujuan kemana dan berapa orang, artinya dia tidak merasa aman dengan penumpang karena rawan. Saya juga sering menangani kasus tukang gojek di tusuk, dirampok dan lain-lain.
Ini kejadian yang ke 8 kali sopir online di bunuh oleh penumpangnya. Artinya ini harus dihentikan dan di stop. Harus ada upaya-upaya agar para pelaku jera.
Karena dengan banyaknya target yang gampang, sebab driver online ini kan sendirian jadi gampang dijadikan target. Terlebih para draver kan memang tidak bersenjata sementara para pelaku ini dua, tiga orang yang niatnya merampok, tentu mereka bawak senjata. Driver online ini memang yang rentang untuk jadi korban.