Eks Sriwijaya FC Rangga-Beri Merasa Disudutkan Netizen, Rangga: Kami Jadi Bullyan Orang

Eks kiper Sriwijaya FC, Rangga Pratama kembali menegaskan bahwa kedatangannya bersama dengan Beri Rahmada ke Pengadilan Negeri IA Palembang

Penulis: Weni Wahyuny | Editor: Prawira Maulana
INSTAGRAM
Instagram Rangga. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Weni Wahyuny

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Eks kiper Sriwijaya FC, Rangga Pratama kembali menegaskan bahwa kedatangannya bersama dengan Beri Rahmada ke Pengadilan Negeri EIA Palembang untuk melaporkan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) dan pihak terkait lainnya untuk mewakili 28 eks pemain SFC lainnya.

“Intinya saya tekankan disini bahwa kami berdua hanya mewakili 28 pemain di Liga 1 musim lalu,” kata Rangga kepada Tribun Sumsel, Jumat (26/4/2018).

Rangga melanjutkan keduanya mewakili 28 pemain lainnya karena kebetulan keduanya berada di Palembang.

Bukan hanya bertujuan untuk memperjuangkan hak, Rangga mengungkapkan ini untuk kebaikan Sriwijaya FC kedepan dalam mengarungi Liga 2. Ia sangat berharap kejadian ini terakhir kali terjadi.

“Saya berharap terakhir kali kejadian tunggakan gaji ini terjadi di Sriwijaya FC, jangan lagi. Cukup kami yang terakhir mengalaminya,” ujar Rangga.

Pasca keluar pemberitaan gugatan tersebut hingga statmen dari manajemen SFC, Rangga merasa ada yang mendukung, juga ada yang bully.

“Biarlah sekarang kami merasakan bullyan orang, demi kebaikan SFC ke depan,” terang Rangga.

“Tapi Alhamdulillah banyak juga netizen dan suporter mendukung apa yang kami lakukan,” tambah Rangga.

Sebelumnya juga Rangga mengungkapkan penegasan bahwa dirinya hanya mewakili 28 pemain di akun instagram miliknya ranggapratama setelah pemberitaan mulai ramai.

Dalam postingannya itu, Rangga bersama dengan Beri merasa tersudut terkait dengan banyaknya komentar netizen yang salah paham terkait pelaporan tersebut.

Berikut isi postingan Rangga Pratama dalam instastory nya, Kamis (25/4/2019) sore.

Saya hanya mengklarifikasi berita yang sedang ramai:

Saya dan Berry hanya mewakili 28 pemain SFC musim 2018 termasuk pemain asing dan pemain yang bertahan di SFC saat ini.

Saya dan Berry kebetulan memang lagi berada di Palembang. Contoh kalaupun ada putra daerah lain seperti Ichsan Kurniawan, Jeki Arisandi, Rizky Abdiansyah, Roby Andika. Mungkin kita semua yang akan mewakili. Tapi kebetulan yang berada di Palembang hanya saya dan Berry.

Sesuai prosedur, APPI tidak hanya menggungat SFC, disini tergugat termasuk PT LIB, PSSI dan BOPI.

Terkait komen netizen yang di luar sana, alangkah baiknya untuk dipahami dengan baik. Karena yang salah bisa jadi kalah. Harus lebih pintar untuk memilah berita

Alangkah baiknya tidak hanya memojokkan/mengkambinghitamkan satu atau dua orang saja. Karena disini ada 28 pemain yang melapor dan saya dan Berry hanya jadi perwakilan karena memang kebetulan kita yang lagi berada di Palembang. Terima kasih

Diberitakan sebelumnya Rangga Pratama dan Berry Rahmada mewakili 28 pemain Sriwijaya FC (SFC), resmi melayangkan gugatan untuk Sriwijaya FC ke Pengadilan Negeri Kelas 1 A Palembang, Kamis (25/4/2019).

Gugatan yang dilayangkan adalah tuntutan agar SFC segera membayarkan gaji dan DP bagi 28 pemain di musim 2018 sebesar Rp 2,9 Miliar yang belum terselesaikan hingga kini.

Pengajuan gugatan didampingi perwakilan Assosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).

Adapun empat pihak yang digugat yakni PT. Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), PT. Liga Indonesia Baru (LIB),Persatuan sepakbola seluruh Indonesia (PSSI) dan Badan Olahraga Profesional Indah (BOPI).

"Pemain sudah berusaha untuk bicara baik-baik dengan pihak manajemen. Tapi tidak kunjung menemukan titik temu. Hingga akhirnya mereka lapor ke APPI dan untuk itu kami melakukan pendamping guna mencari penyelesaian terhadap permasalahan ini,"kata Riza Hufaida SH, kuasa hukum APPI.

Hal lain yang semakin menambah kekecewaan para pemain SFC adalah tindakan club yang saat ini diketahui telah merekrut pemain baru.

Bahkan informasi yang terdengar bahwa pihak SFC juga sudah membayar DP bagi pemain baru tersebut.

"Tentu tindakan itu sangat melukai hati pemain lama yang belum terbayarkan haknya. Mestinya kewajiban dibayarkan dulu baru kemudian merekrut pemain baru," ujarnya.

Dikatakan Riza, pihak APPI sudah mengikuti SOP dalam penyelesaian tuntutan gaji pemain yang belum terbayarkan.

Dimulai dengan membuat surat konfirmasi kepada club hingga akhirnya melayangkan tiga kali surat somasi.

"Tapi semuanya tidak menemukan titik temu,"ungkapnya.

Di tengah somasi yang dilayangkan beberapa waktu lalu, sempat ada jawaban dari pihak SFC. Dalam Jawaban itu mereka mengakui memang ada kewajiban yang belum dibayarkan pada staf dan pemain.

Namun pada kesempatan itu mereka mengatakan bahwa kewajibannya baru akan dibayarkan setelah menerima pembayaran subsidi dari PT. Liga Indonesia Baru (LIB).

"Atas konfirmasi itu kita sudah ketemu sama PT. LIB. Tapi mereka mengatakan aturannya tidak seperti itu melainkan dana subsidi itu akan diberikan ketika club tersebut sudah memenuhi syarat-syarat tertentu. Diantaranya selain laporan pajak juga laporan mengenai tidak adanya tunggakan gaji," kata Riza.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved