Justice For Audrey Trending, Kisah Kelam Siswi SMP Asal Pontianak yang Disiksa Hingga Dilecehkan
Justice For Audrey Trending, Kisah Kelam Siswi SMP Asal Pontianak yang Disiksa Hingga Dilecehkan
TRIBUNSUMSEL.COM - Dunia pendidikan di Indonesia kembali tercemar atas kasus yang menimpa Audrey, seorang siswi SMP asal Pontianak.
Audrey yang menjadi korban penyiksaan hingga pelecehan masih terbaring lemas di rumah sakit demi mendapat perawatan.
Audrey diduga menjadi korban kekerasan oleh 12 siswi SMA di Pontianak, sementara infomrasi yang beredar Audrey disiksa karena masalah pacar.
• Justice For Audrey Jadi Sorotan Dunia, Siswi SMP Disiksa Hingga Alat Vital Memar, Bikin Awkarin Iba
• Makin Makmur dan Sukses, Lihat Transformasi Duda Muzdalifah, Nassar dari Awal Karir Hingga Sekarang
• Nikita Mirzani Unggah Video Seranjang Satu Selimut dengan Vicky Nitinegoro, Tunjukan Simbol Ini
Munculnya kasus Audrey ini menjadi sorotan warga dunia, bahkan di twitter tagar #Justice For Audrey menjadi trending.
Audrey kini masih menjalani perawatan intensif.
Informasinya kabar Audrey telah berangsur pulih.
Kabar yang beredar, Audrey menjadi korban penyiksaan pada Jumat lalu.
Audrey yang disiksa kawanan wanita yang masih duduk di bangku SMA tersebut mengalami kerusakan di bagian alat vital.
Audrey Siswi SMP di Pontianak Alami Pelecehan Seks Hingga Memar Dibagian Vital, Dipukul 12 Siswi SMA
Siswi SMP Pontianak, Au (14) menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah menjadi korban penganiayaan 12 siswi SMA.
Bukan perawatan biasa, Au juga menjalani serangkaian rontgen untuk pemeriksaan tengkorak kepala dan dada untuk mengetahui trauma yang diakibatkan dari pengeroyokan tersebut.
Korban diduga dikeroyok 12 Siswi SMA karena persoalan komentar di media sosial.
Wakil Ketua KPPAD Kalbar, Tumbur Manalu menjelaskan, berdasarkan informasi yang didapatkan KPPAD, target pelaku bukanlah korban tapi kakak sepupu korban.
• Polisi Ungkap Kronologi Lengkap Mahasiswi Unsri Tewas Kecelakaan, Motor Ditabrak Mobil dari Belakang
• Putus dari Hilda Vitria, Billy Syahputra Akhirnya Minta Maaf ke Kriss Hatta, Terungkap Fakta Baru
"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info kakak sepupu korban merupakan mantan pacar pelaku penganiayaan ini.
Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," katanya kepada Tribun.
Kejadian pengeroyokan terhadap korban terjadi pada Jumat (29/3/2019).
Saat itu, korban dijemput pelaku sore hari oleh pelaku.
Pelaku yang merupakan oknum siswi pelajar SMA ini juga meminta korban mempertemukan dengan kakak sepupunya, yang berinisial PO, dengan alasan ada yang ingin dibicarakan.
AU yang tidak mengenal para oknum menyanggupi hal itu, hingga AU bertemu dengan kakak sepupunya.
Setelah bertemu kakak sepupunya, yang jemput tadi ini ternyata tak sendiri.
Ada empat tersangka menggiring AU dan PO ke tempat sepi di Jalan Sulawesi.
Kakak sepupu korban kemudian terlibat baku hantam dengan oknum berinisial DE.
“Tiga teman DE melakukan kekerasan terhadap AU, dengan melakukan pem-bully-an, penjambakan rambut, penyiraman air, hingga membenturkan kepala korban ke aspal, dan menginjak perut AU,” terang Tumbur.
Setidaknya, ada tiga oknum siswi yang diduga melakukan kontak fisik dengan korban AU.
Namun di lokasi kejadian setidaknya terdapat sembilan siswi lain yang menyaksikan kejadian tersebut, sambil tertawa, tanpa berupaya menolong korban.
Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi korban juga dianiaya di Taman Akcaya hingga kedua korban ditinggalkan begitu saja oleh para oknum siswi SMA gabungan ini.
Tumbur Manalu menuturkan, berdasarkan keterangan dari para pelaku, target mereka bukanlah korban namun PO, kakak sepupu korban.
"Korban ditendang, dipukul, diseret sampai kepalanya dibenturkan di aspal," tambah Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati Ishak.
Bahkan, kata Eka, ada pengakuan bahwa perbuatan pelaku juga terjadi pada bagian vital korban.
"Menurut pengakuan korban pelaku utama itu ada tiga, yang mana melakukan berinisial NE, TP, dan NZ. Ini semua anak SMA yang berada di Kota Pontianak," jelasnya.
Eka menjelaskan, akibat perlakuan brutal dari para pelajar yang berasal dari berbagai sekolah itu, korban mengalami muntah kuning.
Tak hanya di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya Pontianak.
Setelah melakukan penganiayaan, para pelaku kemudian melontarkan ancaman ke korban.
"Ada ancaman pelaku bahwa kalau sampai mengadu ke orangtuanya, akan mendapatkan perlakuan lebih parah lagi," timpal Tumbur Manalu.