Tausiah Ustadz Hanan Attaki tentang Menemukan Jodoh, Akselerasi Diri, Pantas Nggak untuk Dia?

Sebelum membeberkan tentang menemukan jodoh, Hanan menceritakan kisah tentang seorang perempuan pedagang susu di zaman Umar bin Khatab

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Prawira Maulana

 TRIBUNSUMSEL.COM --- "Ikuti Aja alur dari Allah, Belajar dari pengalaman pengalaman orang sebelum kamu," begitu pesan Ustadz Hanan Attaki dalam satu kesempatan tausiah yang disyiarkan lampuislam.net, di chanel Youtube.

Majelis taklim kali ini seperti  biasa dihadiri ratusan jemaah yang umumnya dari kalangan anak muda, identik dengan Ustadz Hanan Attaki yang selalu memberi tausiah dengan gaya anak muda. 

Sebelum membeberkan tentang menemukan jodoh, Hanan menceritakan hikmah sebuah cerita. 

Ada satu kisah tentang seorang perempuan pedagang susu di zaman Khalifah Umar bin Khatab.
Umar itu suka blusukan, ke rumah-rumah penduduk untuk melihat kondisi rakyatnya.

Suatu malam, Umar blusukan dan kecapean lalu bersandar di sebuah sudut rumah di sebuah kampung. Saat itu Umar mendengar percakapan seorang ibu dengan putrinya. Wahai putriku, campurlah susu itu dengan air agar kita dapat untung banyak. Dijawab oleh si anak, "Ibu jangan. Nanti kita akan dihukum Umar bin khatab Amirul Mukminin, kan umar melarang kita berbuat curang dalam berdagang.

Ibunya kembali menjawab, "Kan Umar tidak mendengar, sudah campur saja".  "Padahal Umar sedang "nguping" pembicaraan," cerita Hanan.

Putrinya kembali berkata "Wah ibu, sesungguhnya Umar memang tidak mendengar, tapi Tuhannya Umar, Allah Maha Tahu, saya tidak berani ibu". Inilah, tanda-tanda perempuan solehah.

Mendengar itu, Umar pulang.  Keesokan harinya Umar mengajak anaknya bernama Kasim. "Ayo ikut ayah," tanpa memberitahu mau apa.

Umar pergi ke rumah ibu dan pedagang roti dan anak tadi.

Saat datang dan bertemu, melihat Umar ibu langsung gemetaran, tahu berbuat salah.
Kata Umar, "Semalam saya tidak sengaja mendengar percakapan ibu dan anakmu".

Ibu langsung nangis. "Maafkan saya Umar, saya khilaf, Sesungguhnya Allah maha pengampun dan penyayang. Umar menjawab "Tapi sesungguhnya juga Allah Maha Penghukum, dengan hukuman yang berat. Allah maha pengampun, tapi kalau terus berbuat dosa, Allah juga maha penghukum"

Umar kembali pada pembicaraan. "Tapi saya kesini bukan soal itu. Saya takjub dengan putri ibu, dia solehah. Ibu beruntung punya anak solehah, saya ingin punya menantu solehah seperti ini.

"Wahai putriku, saya ingin menikahkanmu dengan putraku kalau kalian berdua setuju. Kasim yang diajak Umar bin Khatab pun melihat. Si gadis pun setuju.

Begitulah jodoh. Dari pernikahan anak umar ini, nantinya dari cucu-cucu salah satunya lahir pemimpin yang paling sukses Umar bin Abdul Aziz. yang mengubah negeri Arab menjadi makmur. Itulah sesuatu yang lahir dari awal yang bagus, salah satunya ta'aruf.

Apa pelajaran dari kisah ini? Ustadz Hanan menjelaskan, Kalau kita ingin punya imam (suami) yang keren, tanya ke diri, pantaskah diri kita untuk sosok seperti itu. Kalau kita ingin perempuan solehah seperti Khadijah, pantaskah akhlak kita seperti rosul? kira-kira seperti itu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved