Cara Grup Band Jamrud Jaga Eksistensi di Blantika Musik Indonesia

Grup Band Jamrud mempunyai pendapat tersendiri dan strategi sendiri dalam menjaga eksistensi dan cara bertahan dalam blantika musik indonesia.

Penulis: Ika Anggraeni | Editor: Prawira Maulana
IKAANGGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
Grup Band Jamrud di Muaraenim. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com,Ika Anggraeni

TRIBUNSUMSEL.COM,MUARAENIM - Grup Band Jamrud mempunyai pendapat tersendiri dan strategi sendiri dalam menjaga eksistensi dan cara bertahan dalam blantika musik indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh salah satu personil Jamrud, Azis Mangasi Siagian didampingi tiga personil lainnya Ricky Teddy, Dani Rachman dan M Irwan saat ditemui Tribunsumsel.com di lokasi kegiatan lomba Festival Band yang dilaksanakan oleh PTBA, Sabtu, (9/3/2019).

"Yang pertama ya harus Solid dulu secara internal, Kebersamaan itu sangat diperlukan, kemudian Sering latihan, ya karena namanya group itukan latihannya harus bareng-bareng kalau sendiri-sendiri bagaimana kita akan kompak, selain itu satu kan dulu visi misinya sehingga bisa sama-sama mencapai tujuan, namun yang pastinya, internal dulu yang harus dikuatkan karena masalah itu datang justruk bukan pada awal kita terbentuk, tapi begitu kita naik keatas, karena pasti ada yang kena starsindrom,rockstar,maen sendiri nah kalau kita tidak solid secara internal bagaimana kita bisa keluar dari masalah tersebut, yang ujungnya pasti bakal bubar juga," katanya.

Tak hanya itu lanjutnya untuk mempertahankan eksistensi di dunia hiburan sebuah group band juga tidak bisa ditempuh secara instan.

"Tapi tergantung pada bagaimana group band tersebut berproses, kalau saat inikan banyak band atau penyanyi yang memulai karir melalui youtube kemudian banyak ditonton dan naik,pada dasarnya main di Youtube itu kan bisa diulang-ulang jika salah dan kemudian udah dapet yang bagus baru diupload istilahnya basicnya sih kekuatan musikalitas dari mereka sendiri mungkin pada saat itu saja," katanya.

Namun lanjutnya hal ini berbeda halnya dengan beberapa band tanah air yang eksitensinya hingga kini masih bertahan.

"Mereka bermusik benar-benar belajar dari nol dan pengalaman dan jam terbang mereka dilapangan juga membuat karakter mereka terbentuk, sehingga tahan banting dan tau strategi bagimana bertahan, sementara kalau yang hanya dadakan kayak di Youtube,itu mungkin berawal dari dia iseng dimasukan di youtube dan viewernya banyak, kemudian terkenal, dipanggil TV,karena TV kan cenderung emang seperti itu,dan setelah ratingnya turun ya dibuang lagi sama TV dan artisnya sendiri tidak punya kekuatan untuk bertahan," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa lagu-lagu yang mereka luncurkanpun tidak pernah terfikir bisa tetap eksis hingga saat ini dikalangan jamers ataupun masyarakat indonesia.

"Kita tidak pernah berfikir bahwa lagu ini bisa eksis hingga 5 tahun,10 tahun atau sampai kapanpun,setiap kali meluncur ya itu secara spontan saja,kalau tetap bisa eksis sampai saat ini dikalangan masyarakat indonesia ya kita sangat bersyukur," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved