Enam Tahap Memulai Usaha di Tahun Babi Agar Menghasilkan Cuan (Untung)
Banyak yang sukses lho, setelah nekad berbisnis tentu dengan jurus-jurus yang sudah disiapkan. Sebut saja, Nadim Anwar Makarim yang membangun Go-jek
Penulis: Lisma Noviani |
TRIBUNSUMSEL.COM -- Bosan jadi karyawan?
Ingin memulai usaha baru di tahun yang baru ini? Gimana memulainya ya?
Pertanyaan-pertanyaan ini sering kali muncul, terutama saat ini melanda orang-orang yang masih berusia produktif.
Tidak jarang, banyak yang sukses lho, setelah nekad berbisnis tentu dengan jurus-jurus yang sudah disiapkan.
• 4 Shio Ini Diprediksi Alami Kesialan di Tahun Babi Tanah Tahun Baru Imlek 2019
• KUR (Kredit Usaha Rakyat) Bank Sumsel Babel, Ini Syarat dan Ketentuan Cara Pengajuan
Sebut saja, Nadim Anwar Makarim yang sukses membesut bisnis transportasi ojek online, Go-JEK.
Memulai usaha sebagai start up pada tahun 2011 lalu, kini GO-JEK menjelma menjadi unicorn yang berhasil menarik perhatian para investor sekelas Tencent, Google, dan lainnya.
Contoh lain adalah Kaesang Pangarep. Anak bungsu Presiden Joko Widodo pun juga memilih jalan menjadi pengusaha dengan membuka kedai pisang nugget bernama Sang Pisang.
Menjadi pengusaha memang mengasyikkan karena bisa bebas berkreasi dan mengatur jadwal kerja sesuai keinginan.
Sayang, bagi sebagian orang, membangun dan membesarkan bisnis sendiri masih sebatas impian. Mereka masih bingung dan takut untuk memulai.
Alasannya pun beragam, mulai dari tidak punya pengalaman, tidak punya tim, tak ada modal, sampai takut merugi.
Membuka usaha memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, kini saatnya membuang jauh-jauh semua ketakutan itu.
Mumpung tahun ini bershio babi dalam penanggalan China yang konon menjanjikan peluang besar bagi dunia bisnis, yuk mulai wujudkan impian membangun usaha.
Ikuti saja tahap-tahapnya berikut ini, seperti dikutip dari kontan.co.id
1. Tentukan sektor bisnis
Langkah pertama adalah menentukan sektor bisnis yang hendak disasar. Sarita Sutedja, Founder Cipta Rasa Prima (CRP) Group mengatakan pemilihan sektor ini dapat disesuaikan dengan ketrampilan yang dimiliki atau hal yang disukai.
Alasannya, agar si pemilik usaha mau untuk turun tangan menjalankan bisnis secara berkelanjutan. "Usahakan membuka usaha yang sesuai dengan passion agar si pemilik tidak bosan mengembangkan bisnisnya dalam waktu yang lama," katanya.
2. Menyusun analisis usaha
Setelah memutuskan jenis usaha yang akan ditekun, tiba waktunya menentukan target pasar. Caranya, buatlah analisa segmen konsumen seperti apa yang paling menguntungkan, misalnya kalangan menengah ke bawah atau menengah ke atas.
Lalu susul dengan membuat daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk yang akan ditawarkan. Untuk mendapatkan data yang akurat, sebaiknya Anda bertanya kepada teman-teman terdekat.
Ratna Paramitha, Pemilik Mita Jewelary, mencontohkan data pasar dapat dikumpulkan lewat observasi lapangan, misalnya dengan mengamati karakter pembeli di toko yang menjajakan produk sejenis.
Jangan lupa menuliskan semua daftar dalam catatan agar tidak ada yang terlewat. Jadikan daftar dalam agenda tersebut untuk menciptakan produk yang pas dengan kebutuhan konsumen.
3. Siapkan modal
Bila ini adalah bisnis pertama, ada baiknya Anda menggunakan modal usaha dari hasil tabungan pribadi atau patungan dengan teman demi mengurangi resiko.
"Saat usaha masih awal belum bisa diprediksikan bakal langsung untung atau tidak, jadi lebih baik hindari utang bank untuk mengurangi beban pikiran," kata Sarita.Ingat, hitung dengan cermat, ya, sebelum benar-benar menggunakan modal pinjaman.
4. Tentukan tim produksi
Agar bisnis bisa berjalan lancar dibutuhkan tim untuk memenuhi seluruh permintaan konsumen. Masalahnya, mau menggunakan tim produksi sendiri atau out source?
Rizal menyebutkan tim produksi dapat disesuaikan dengan sektor bisnis yang dipilih dan modal usaha. Ambil contoh, usaha jus buah lebih baik mencari karyawan dan diberikan pelatihan sesuai dengan standart operasional production (SOP).
5. Tentukan media promosi
Sebagai awal, promosi tidak wajib dibuat secara besar-besaran. Lebih baik buat promosi sesuai target konsumen.
Misalnya, untuk konsumen milenial (usia 20 tahun- 35 tahun) dapat menggunakan media sosial seperti Instagram untuk memperkenalkan produk dan jasa yang ditawarkan.
6. Action
Bila sudah memenuhi empat poin di atas, sekarang waktunya untuk mulai mewujudkan usaha dalam bentuk nyata.
"Action saja dulu jangan kebanyakan mikir nanti malah gak jadi (buka usahanya)," kata Mita.
Wujudkan usaha sesuai dengan poin-poin yang sudah ditentukan. Memang tidak mudah, tapi tetaplah berusaha dan konsisten agar bisnis benar-benar bisa berjalan.
Mita menegaskan menjadi pengusaha harus mempunyai metal kuat dan pantang menyerah karena menjalankan bisnis tidak semua kelihatannya.
Bersikaplah terbuka dan jangan acuhkan kritik untuk memperbaiki usaha agar eksis dan terus berkembang. Sarita menambahkan calon pengusaha wajib belajar marketing agar roda bisnis terus berputar.
Selamat berbisnis, semoga banjir cuan.


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											