Alex Noerdin Dirikan Alex Noerdin Footbal Academy di Sekayu, Fokus Ciptakan Atlet Sepakbola

Alex Nordin mendirikan akademi sepakbola. Tujuh kabupaten/kota telah didatangi tim Alex Noerdin Cup 2019 etape pertama dalam satu bulan terakhir.

Penulis: Weni Wahyuny | Editor: Prawira Maulana
WENY WAHYUNI/TRIBUNSUMSEL.COM
Press Conference evaluasi Alex Noerdin Cup 2019 etape 1 di Hotel Emilia Palembang, Rabu (6/2/2019). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Weni Wahyuny

 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Tujuh kabupaten/kota telah didatangi tim Alex Noerdin Cup 2019 etape pertama dalam satu bulan terakhir.

Dimulai dari pembukaan Alex Noerdin Cup yang digelar di kabupaten Muara Enim, dilanjutkan ke kabupaten Lahat, Empat Lawang, Pagaralam, Lubuklinggau, Musirawas dan Muratara.

Sembilan kabupaten/kota lagi di Sumsel akan didatangi oleh tim Alex Noerdin Cup sebelum akhirnya final di Palembang tepatnya di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) Palembang 31 Maret dengan mendatangkan legenda sepakbola dunia Ronaldinho.

Dari 50 target pemain terbaik, 20 pemain diantaranya sudah tercatat, tinggal 30 pemain lagi yang dicari dari 9 kabupaten/kota di Sumsel yang akan dicari dan bertemu dengan Ronaldinho langsung.

50 pemain yang sudah terseleksi di 17 kabupaten/kota akan bertemu langsung dengan Ronaldinho di akhir kegiatan. Lalu, akan kemana 50 pemain usia dini terbaik di Sumsel ini setelah Alex Noerdin Cup 2019 berakhir?

Pembina Alex Noerdin Cup, H Alex Noerdin mengatakan bahwa perjalanan setelah kegiatan tidak terhenti karena dirinya sudah mempersiapkan rencana akan membangun Alex Noerdin Academy Football.

Menurut Alex pemain sepakbola bukan hanya bicara soal kemampuan (skill) tapi juga harus punya otak sehat dan harus pintar.

“Oleh sebab itu pemain sepakbola itu harus sekolah. Saya gabungkan ini menjadi 50 pemain dari ribuan lebih yang nanti menjadi murid pertama dari Alex Noerdin Football Academy. Mereka disekolahkan gratis, dibiayai semuanya, dilatih dengan baik dengan makan yang baik di tempat makan yang baik dan diajari etika sepakbola,” katanya pada Press Conference evaluasi Alex Noerdin Cup 2019 etape 1 di Hotel Emilia Palembang, Rabu (6/2/2019).

Alex mengaku sudah memikirkan untuk untuk rencana tersebut. Untuk menbangun akademi sepakbola, sambung Alex tentu akan mencari lahan dulu.

Setidaknya minimal butuh lahan 2 hektar untuk bangun lapangan, asrama dan lain sebagainya.

“Jujur saya sudah mulai berpikir bangun akademi, pertama itu perlu waktu, tapi lagi cari dulu duitnya. Oleh sebab itu sepertinya kembali ke Sekayu, Muba karena dia punya wisma atlet, sudah ada stadion, lapangan sepakbola pendamping, sekolah terbaik di Sumsel dan punya pengalaman di pembinaan cabang olahraga,” jelas Alex.

Alex tak ingin berlama-lama untuk mewujudkan Alex Noerdin Football Academy tersebut karena ia memastikan tahun ini juga sudah berdiri bahkan sudah ada yang sekolah.

“Tahun ajaran baru bulan 6 (2019) ini sudah harus ada yang sekolah dan menjadi siswa pertama di Alex Noerdin Football Academy,” jelas Alex.

Alex menegaskan berani membangun Alex Noerdin Football Academy ini karena ia sudah melakukannya saat ia masih menjadi Bupati Muba dengan mendirikan Sekayu Youth Soccer Academy ( SYSA) Muba yang melibatkan salah satu pemain Chelsea.

“Pemain tersebut keliling di Muba, dia nonton pemain kelas kampung dibawa ke Sekayu dari kecamatan-kecamatan yang ada di Sekayu. Percaya atau tidak mereka anak-anak diantar keluarga dan orang sekampung. Yang saya heran di awal latihan tidak latihan sepakbola tapi diperbaiki dulu, yang cacingan supaya tidak cacingan lagi karena ada yang kurang gizi. Setelah empat bukan latihan, baru diajarkan sepakbola,” beber Alex.

Sampai akhirnya, sambung Alex di akhir tahun kompetisi junior, SYSA Muba juara dua padahal belum satu tahun berdiri. Oleh sebab itulah Alex optimis dapat menjalankan ini dengan baik untuk mendirikan Alex Noerdin Football Academy.

“Apalagi ini dipilih dari kabupaten/kota yanh punya fighting spirit (semangat bertarung) untuk masuk ke akademi. Insya Allah tahun depan berlanjut Alex Noerdin Cup, 50 pemain lagi bertambah setiap tahunnya. Dari Alex Noerdin Cup inilah yang akan mengisi sekolah sepakbola kita,” ujarnya.

Alex menyayangkan ada beberapa kabupaten/kota yang seakan acuh tak acuh dengan kegiatan ini.

Padahal menurutnya ini sangat penting. Apalagi ini menjadi momen yang langkah dimana ada 35 timnas all star ikut didalamnya setelah mengikuti rangkaian seleksi.

“Kalau ada pejabat daerah tidak memanfaatkan dengan baik, kasihan dan lebih kasihan lagi anak-anak di daerah tersebut. Jadi tinggal 9 daerah lagi yanh akan didatangi, insya Allah berjalan dengan lancar,” terangnya.

Ketua Pelaksana sekaligus Ketua Umum Badan Sepakbola Rakyat Indonesia (BASRI), Eddy Sofyan mengatakan bahwa 50 pemain terbaik di Alex Noerdin Cup ini akan tersimpan secara rapi di database panitia karena setelah kegiatan berlangsung, para pemain akan dipanggil kembali untuk bergabung di Alex Noerdin Football Academy.

“Jadi setelah bertemu dengan Ronaldinho (31 Maret), anak-anak dipulangkan dulu ke rumah masing-masing dan seminggu kemudian akan dipanggil lagi dan bergabung dengan sekolah sepakbola Alex Noerdin,” tambahnya.

Setidaknya untuk sekolah sepakbola tersebut diisi dengan 300-400 bibit pemain di dalamnya sehingga Alex Noerdin Cup ini akan terus digelar setiap tahunnya dengan mendatangkan pesepakbola dunia lainnya.

“Misalnya tahun pertama 50, tahun ke 2 50 pemain dan seterusnya karena Alex Noerdin Cup ini akan terus berlanjut,” terangnya.

“Berbagai macam pengalaman kami dapatkan dan yang pasti misi kami melakukan pembinaan di usia dini menggembirakan,” katanya.

Ia pula berterima kasih kepada kepala daerah yang telah mendukung kegiatan tersebut. Antuasias kepala daerah sangat bagus bahkan turun langsung memberikan dorongan kepada pemain usia dini.

“Bahkan bupati/walikotanya turun langsung sehingga Alex Noerdin Cup sesuai dengan yang diharapkan,” ungkapnya.

Tetapi, sambung Eddy selaku ketua panitia dan Ketum BASRI menyesalkan ada satu dua daerah yang dilihat tidak peduli dan alasannya tidak jelas dengan adanya pembinaan ini.

“Mereka tanpa melihat anak anak yang kita cintai yang usianya saja masih 8,9, 10 tahun yang butuh perhatian, pengurus sepakbola daerah tersebut khususnya kepala daerah tentunya dibiarkan begitu saja, sampai akhirnya menjadi korban tidak bisa ikut, tidak bisa memanfaatkan kesempatan yang baik. Kami bawa pemain timnas terbaik yang akan memberikan ilmu kepada anak-anak,”

“Ini akan mengalami gap pembinaan, paling tidak satu tahun kehilangan kesempatan. Kerugiannya sangat besar belum lagi masyarakat. Melalui sepakbola mereka bersatu penuh kebersamaan, tidak ada lagi warna politik, kita sepakbola. Sampai-sampai satu daerah pindah ke Palembang pelaksanaannya. Alhamdulillah pihak Unsri mau menerima kita di dalam kampus untuk mengganti daerah tersebut yang tidak peduli. Saya sebut kepala daerah yang tidak peduli terhadap ini tidak ada rasa empati,” ucapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved