Berita Palembang

Anggota Komisi V DPR RI Tinjau LRT Palembang

Tingginya biaya operasional Light Rail Transit (LRT) di Palembang, tak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh

Penulis: Linda Trisnawati |
Tribun Sumsel/ Linda Trisnawati
Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono saat meninjau secara langsung LRT Sumsel, Rabu (30/1/2019). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Tingginya biaya operasional Light Rail Transit (LRT) di Palembang, tak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh.

Untuk itulah hingga kini LRT yang ada di Sumatera Selatan disubsidi oleh pemerintah pusat.

"Menurut informasi dari pihak KAI bahwa biaya operasional LRT perbulan mencapai Rp 10 Miliar. Sedangkan pendapatan hanya 10 persen dari itu," ujar Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono saat meninjau secara langsung LRT Sumsel, Rabu (30/1/2019).

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa pendapatan LRT Sumsel infonya dari pihak KAI hanya Rp 1,1 Miliar per bulan.

Daftar Pekerjaan Paling Banyak & Cepat Berkembang di Masa Depan, Diantaranya Spesialis Media Sosial

Hasil Sriwijaya FC vs PS Keluarga USU di Piala Indonesia : Diwarnai Kartu Merah SFC Menang Besar

Tentunya dengan biaya operasional Rp 10 Miliar perbulan dan pendapatan hanya Rp 1,1 Miliar tak bisa menutupi operasional.

"Untuk itulah hingga kini masih di subsidi pemerintah, tahun ini disubsidi Rp 123 Miliar."

"Maka untuk tahun depan kami akan ajukan untuk tidak diberi subsidi lagi dari pusat. Melainkan subsidinya dari daerah atau Pemerintahan Provinsi Sumsel yang harus menyediakan dananya sendiri kisaran Rp 150 miliar," katanya.

Ia pun menjelaskan, tidak akan diberikan subdisi dari pusat lantaran pengguna LRT ini sebagian besar masyarakat menengah ke atas dan tujuannya dari bandara, mal dan Jakabaring.

Seharusnya LRT lebih mandiri dan tidak lagi mendapat subsidi.

Gisella Ungkap Reaksi Gempita yang Sedih Sejak Tak Tinggal Serumah dengan Gading Marten

Sempat Tak Mendapat Restu dari Adik, BTP Terus Melangkah Jalani Pemotretan Jelang Pernikahan

"Terlebih dari Bandara atau kebandara wajib pakai kartu atau uang eletronik (non tunai). LRT ini harusnya dibuat muda untuk masyarakat. Nggak boleh itu dibuat aturan hanya berlaku untuk uang elektronik," cetusnya

Sedangkan Executive Vice President (EVP) PT KAI Divre III Palembang Anang Yoyo mengatakan, bahwa memang benar pendapatan LRT hanya 10 persen dari biaya operasional.

Pria Sudah Beristri Ini 4 Kali Cabuli Siswi di Lahat dengan Dalih Mampu Mengobati Penyakit

Tahun 2019 Pemkab Muba Revitalisasi 5 Pasar Tradisional Pakai Dana Alokasi Khusus

"Idealnya untuk bisa menutupi biaya oprasional itu 30 ribu penumpang per hari. Namun untuk saat ini kalau hari biasa 2500-3000 penumpang dan saat weekend bisa sampai 5000 penumpang. Dengan jumlah tersebut pencapaiannya baru 20 persen," ucapnya.

Ia pun mengatakan, bahwa untuk menarik minat masyarakat menggunakan LRT sudah dilakukan sosialisasi kepada anak-anak, mulai dari SD, SMP, SMA hingga kuliah. Tujuannya untuk mengenalkan LRT dan agar lebih diminati.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved