Debat Capres

Sudjiwo Tedjo Beberkan Alasan Tolak Najwa Shihab Jadi Moderator Debat Capres ke-2, Ajukan ini ke KPU

Budayawan, Sudjiwo Tedjo memohon kepada KPU agar Najwa Shihab tidak dijadikan sebagai moderator pada debat Pilpres 2019

Tribunstyle
sudjiwo tedjo dan najwa shihab 

TRIBUNSUMSEL.COM-Budayawan, Sudjiwo Tedjo memohon kepada KPU agar Najwa Shihab tidak dijadikan sebagai moderator pada debat Pilpres 2019 kedua.

Tak hanya Najwa Shihab, nama Alvito Deanova atau Vito pun tidak dianjurkan Sudjiwo Tedjo menjadi moderator debat Pilpres 2019.

Debat kedua Pilpres 2019 sendiri diketahui akan digelar pada tanggal 17 Februari 2019 mendatang.

Debat kedua Pilpres 2019 digelar di Hotel Sultan.

Adapun tema yang diangkat pada debat kedua Pilpres 2019 yakni Energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan infrastruktur.

 

Jurnalis senior Najwa Shihab dan Kapolri Tito Karnavian berdiskusi sebelum sesi acara Mata Najwa. Keduanya tengah membahas sejumlah temuan adanya dugaan praktik pengaturan skor di sepak bola tanah air, Kamis (20/12/2018).
Jurnalis senior Najwa Shihab dan Kapolri Tito Karnavian berdiskusi sebelum sesi acara Mata Najwa. Keduanya tengah membahas sejumlah temuan adanya dugaan praktik pengaturan skor di sepak bola tanah air, Kamis (20/12/2018). (Instagram/@najwashihab)

Pada debat Pilpres 2019 kedua nanti, Sudjiwo Tedjo melayangkan permohonan kepada KPU terkait moderator.

Permohonannya itu disampaikan melalui akun Twitternya beberapa waktu lalu.

Melalui akun Twitternya itu, Sudjiwo Tedjo menanggapi terkait artikel yang memberitakan bahwa Najwa Shihab masuk dalam nominasi moderato debat Pilpres 2019 kedua.

Artikel tersebut berjudul 'Najwa Shihab dan Avito Nominasi Moderator Debat Pilpres ke-2'.

 

Sudjiwo Tedjo pun membeberkan alasannya mengapa Najwa Shihab tidak dianjurkan menjadi moderator debat.

 Mengupas Gestur Jokowi dan Prabowo di Acara Debat Capres 2019

Ia tampak menyoroti netralitas Najwa Shihab dalam Pilpres 2019.

Menurut Sudjiwo Tedjo, Najwa Shihab terkesan merujuk pada satu capres.

"Dgn segala cinta dan hormat, Nana jangan dijadikan moderatordebat Capres krn inklinasi politiknya ud terkesan ke salah satu Capres," cuit Sudjiwo Tedjo, Senin (21/1/2019).

Begitu juga dengan Alvito Deanova atau Vito yang pernah bekerja sebagai jurnalis di sejumlah stasiun televisi.

Najwa Shihab dan Quraish Shihab
Najwa Shihab dan Quraish Shihab (Kolase TribunJakarta.com)

"Vito aku blm tahu. Kalau Vito jg patut diduga jd pendukung salah satu Capres, menurutku jg jangan dijadikan moderator cc @KPU_ID," tambah 

Sudjiwo Tedjo.

Di sisi lain, Sudjiwo Tedjo juga membeberkan bahwa moderator debat Pilpres 2019 harus netral.

"Dengan segala cinta dan hormat, Rosi lebih gak kentara mendukung salah satu Capres ketimbang Nana..

Tapi sebaiknya Rosi juga jangan dijadikan moderator Debat Capres.

Moderator Debat Capres sebaiknya Netral atau minimal “Netral” @KPU_ID," tulis Sudjowo Tedjo.

 

Untuk diketahui, pada debat perdana Pilpres 2019 sendiri KPU menunjuk Ira Koesno dan Imam Priyono sebagai moderator.

Ira Koesno jelang debat perdana

Jelang debat perdana Pilpres 2019, Ira Koesno tak menampik bahwa dirinya merasa deg-degan.

Hal itu diungkapkannya saat diwawancarai jurnalis Digital Kompas TV, Desy Hartini beberapa waktu lalu.

Menurut Ira Koesno, tugas menjadi seorang moderator adalah sesuatu yang luar biasa.

 

Sebab, kata dia, debat perdana Pilpres 2019 adalah momen yang ditunggu masyarakat Indonsia.

"Ya (deg-degan) pasti, karena ini juga satu tugas yang luar biasa dan orang pasti menunggu karena ini debat pertama kan. Caranya untuk meminimalisir deg degean itu persiapan pasti," ujarnya seperti dilansir dari tayangan Kompas TV, Senin (14/1/2019).

Adapun persiapan yang dilakukannya seperti bertemu dengan panelis membahas seputar debat perdana Pilpres 219.

"Persiapan antara saya dan imam supaya chemistry lebih terjamin, terjalan terjaga dngan baik. Terus kemudian dengan para panelis, itu membuat saya dan Imam lebih tahu konteksnya," tutur Ira Koesno.

Sempat galau

Ira Koesno mengaku sempat galau saat mengetahui dirinya ditunjuk sebagai moderator debat perdana Pilpres 2019.

Selain itu, Ira Koesno juga tak menampik bahwa ada yang mempertanyakan soal kenetralitasannya dalam Pilpres 2019.

"Itu membuat saya galau sebenarnya," jelasnya.

"Dalam perjalanan waktunya ini kan ada beberapa suara yang kemudian mempertanyakan netralitas saya dan kemudian juga mempertanyakan bagaimana debat itu bisa menarik.

Fungsi moderator apa lagi ketika pertanyaan-pertanyaan sudah diberikan," tambahnya.

Tak hanya itu, Ira Koesno juga sempat merasa tidak yakin bahwa dirinya telah ditunjuk sebagai moderator.

Namun, seiring berjalan waktu, dirinya yakin dan siap untuk memandu jalannya debat Pilpres 2019.

"Jadi walaupun saya sudah mengatakan ita, tapi dalam perjalanan waktunya saya tuh sempat apakah betul saya orang yang tepat gitu ya.

Tapi ketika KPU mengconfirm betul Anda dipilih karena kami anggap profesional gitu, rekam jejaknya juga baik," ucapnya.

Siap terima konsekuensi

Ira Koesno menyatakan siap menerima konsekuensi apapun saat menjadi moderator debat perdana Pilpres 2019.

Sekalipun dengan munculnya meme di media sosial, Ira Koesno nampak tidak mau ambil pusing.

"Sebenarnya kalau lakukan sesuatu kalau kita amanah, persiapan, dan kita niatnya baik, Insya Allah jalannya baik,"katanya.

"Artinya bagaimana kita menjaga profesionalitas, kredibilitas dan juga kompetensi kita untuk membuat apa yang diamanahkan ke kita bisa dijalankan sebaik-bainya," terangnya.

Untuk diketahui, Ira Koesno sendiri sebelumnya pernah menjadi moderator dalam debat calon gubernur dan wakil gubernur DKI tahun 2017 lalu.

(tribunjakarta.com / Mohamad Afkar Sarvika)

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved