Muddai Madang Serahkan Saham PT SOM, Baryadi Sebut Muddai Madang Hebat

Tokoh sepakbola Sumatera Selatan yang juga sebagai salah satu perintis klub Sriwijaya FC, MC Baryadi memuji langkah Muddai Madang

Penulis: Weni Wahyuny | Editor: Prawira Maulana
PETRUS MARUDUT/TRIBUNSUMSEL.COM
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dalam forum Rembuk Bersama Gubernur Sumsel mewujudkan masa depan SFC sebagai klub yang sehat dan profesional yang berlangsung di Hotel Horison Ultima Palembang, Senin (14/1/2019). (TRIBUN SUMSEL / PETRUS MARUDUT) 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Weni Wahyuny

 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Tokoh sepakbola Sumatera Selatan yang juga sebagai salah satu perintis klub Sriwijaya FC, MC Baryadi memuji langkah Muddai Madang yang melepas sahamnya ke Herman Deru.

Seperti diketahui, Baryadi salah satu pendiri dan sempat memiliki saham PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM).

“Pak Muddai Madang hebat, mau menyerahkan (saham Sriwijaya FC) tanpa syarat,” katanya usai menghadiri Rembuk Bersama Gubernur Sumsel mewujudkan Masa Depan Sriwijaya FC sebagai Klub yang Sehat dan Profesional di Hotel Horison Palembang, Senin (14/1/2019).

“Hebat pak Muddai serahkan itu tanpa harus membeli dan menjual,” tambahnya.

Ia melanjutkan etis tidak etis saat ini saham sudah diserahkan oleh Muddai Madang kepada Herman Deru dengan waktu yang sangat singkat.

“Sebenarnya etis nggak etis tapi sudah terjadi, tetapi jangan pak Muddai nya (secara pribadi), tetapi pak Muddai nya sebagai pemilik SFC menyerahkan kepada badan hukum yang dibentuk Herman Deru,” terangnya.

Namun ia tak ingin berbicara banyak soal masa depan Sriwijaya FC ke depan.

“Nggak punya (komentar soal SFC ke depan). Ini saja belum beres kok,” ujarnya.

Jika dilibatkan lagi mengurus SFC, Baryadi mengaku masih mau bahkan untuk menjadi apa saja.

Namun untuk memiliki saham SFC Baryadi mengaku belum berminat karena mengelola sepakbola katanya sudah pasti rugi.

“Kalau saya sih dijadiin apa saja, tukang nombok saya juga mau kok,”

“Sekarang kan kelola bola pasti rugi, bagaimana aku mau pengusaha kelola yang pasti rugi, kalau masih ada kesempatan untung, masih ada harapan, ini kan tidak ada, sudah pasti rugi. Memang dulu pernah ada pengalaman kelola tapi kan itu pengalaman. Soal untung rugi, pasti rugi, klub sepakbola Indonesia ini walaupun profesional, rugi,” ucapnya saat ditanya apa tak berminat miliki saham SFC.

Pria yang kerap disapa Pak de itu sempat sedikit protes saat Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatah H Nasrun Umar yang diberi mandat oleh Gubernur Sumatera Selatan memberikan keputusan pada urun rembuk terkait Sriwijaya FC bahwa Muddai Madang selaku pemilik saham mayoritas PT SOM menyerahkan seluruh saham dan manajemen kepada Herman Deru secara pribadi, bukan perorangan.

Keputusan tersebut ditandai dengan jabat tangan, saling peluk antara Sekda Sumsel H Nasrun Umar dan H Muddai Madang pada malam

Menurut mantan manajer Sriwijaya FC itu, tidak bisa penyerahan hanya ditandai dengan saling peluk dan saling cium antara keduanya.

Ia menyebutkan bahwa hal tersebut tidak berlaku untuk kompetisi yang akan diikuti oleh Sriwijaya FC.

“Yang benar adalah Muddai Madang selaku Dirut, pemilik saham di SFC yang berbadan hukum diserahkan kepada badan hukum, kalau ke Pak Herman deru nggak bisa, nggak berlaku,” katanya

Badan hukum itulah, sambung Baryadi yang nantinya bisa mengikuti sepakbola di Indonesia, utamanya Liga 1.

Itu menegurnya badan hukum yang anggaran dasarnya mencantumkan dan bertujuan profit, bisa saja koperasi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau juga PT (Perseroan Terbatas).

“Nah yang diserahkan adalah pertama legalitas yaitu badan hukum SFC. kedua harta SFC berupa harta tetap misalnya gedung, tanah, lapangan, dan lain sebagainya. Kemudian harta bergerak seperti pemain, bus, truk dan lain sebagainya. Serta mekanismenya lainnya,” ungkapnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel H Nasrun Umar yang diberikan mandat untuk memutuskan hasil urun rembuk Sriwijaya FC mengatakan saat ini tak ingin bicara banyak soal saham karena yang terpenting saat ini adalah legal aspek.

“Saya tidak mau bicara saham. Saya mau bicara legal aspek bahwa malam ini terjadi penyerahan kunci dari manajemen SFC yang selama ini dipegang Pak Muddai kepada Herman Deru. Nanti tentu Pak Herman Deru karena kesibukannya sebagai gubernur nanti akan menyerahkan kepada siapa,” katanya.

Selanjutnya, sambung Nasrun nantinya sesuai dengan saran dari salah satu saksi berdirinya Sriwijaya FC bahkan salah satu pemegang saham saat itu, H Bariyadi bahwa bagaimana serah terima dan lain sebagainya.

“Disertai lagi sebagaimana yang disarankan oleh Pak Baryadi bagiamana nanti dari PT SOM diserahkan ke PT lagi, kemudian serah terima hartanya seperti apa. Adakah hutang, adakah piutang dan lain sebagainya itu nanti akan mengikuti secara legal formal,” terangnya.

Nasrun menyebutkan bahwa belum tahu nantinya kepengurusan akan dibuat seperti apa.

Apa membentuk PT baru atau dengan menunjuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

“Karena BUMD bisa, koperasi pun bisa, tentu dengan arahan Gubernur Sumsel Herman Deru,” ucapnya.

Dengan dijelaskannya saham dan diserahkan kepada Herman Deru, apa artinya saham beralih ke Herman Deru?

“Saya tidak mengatakan beralih saham demikian. Tapi pak gubernur sebagai pemegang mandat Pak Muddai sekarang (SFC) mau dibawa kemana? Jangan diartikan sebagai seolah-olah pemegang mandat. Tapi Pak Muddai mengatakan bahwa saya (Muddai) serahkan manajemen pada pak Gub. Silahkan, jangan diartikan mutlak seperti itu. Tapi kunci dari serah terima saham malam ini, artinya pak Muddai menyerahkan semuanya pada pak Gubernur,” jelasnya.

Ia melanjutkan siapapun bisa diberikan kepercayaan oleh Herman Deru dan dari stakholder manapun asalkan membawa ke arah yang lebih baik.

“Semua kita terima. Tentu asasnya, aturan tidak boleh dilanggar,” ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved