Viral Kisah Gadis 10 Tahun Tuliskan Pesan ke Sang Guru, Akui Jadi Korban Pelecehan Ayah Kandungnya

Pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur semakin marak terjadi.Bahkan pelakunya seringkali merupakan anggota

net
Ilustrasi 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur semakin marak terjadi.

Bahkan pelakunya seringkali merupakan anggota keluarga korban sendiri.

Seperti kisah pilu yang dialami gadis 11 tahun di Hong Kong ini.

Bocah ini menulis surat kepada sang guru di kala usianya masih 10 tahun, tepatnya pada November 2017 lalu.

Bocah yang disebut X untuk melindungi identitasnya ini menulis surat anonim kepada gurunya untuk mengungkapkan bahwa ayahnya telah memperkosanya berulang kali.

Karena sudah menerima pendidikan seks di sekolah, ia khawatir dirinya akan hamil anak ayahnya.

Ingat Bagas Idola Cilik 2013, Kian Dewasa Semakin Ganteng, Intip Penampilannya Sekarang

Bulan April 2019 Diisukan Menikah, Romantisnya Irish Bella dan Ammar Zoni yang Terekam Dalam Video

"Saya terpaksa berhubungan seks dengan ayah saya. Bagaimana saya harus menghadapinya? Akankah saya hamil?" begitulah surat yang ia tulis pada guru pelajarannya.

Surat tersebut anonim alias tanpa nama pengirim dan dimasukkan ke kotak pertanyaan murid yang ada di dalam ruang kelasnya sebagai bagian dari skema pendidikan seks.

Membaca catatan tersebut, pihak sekolah langsung mencari tahu siapa anak yang menulisnya dengan mengidentifikasi tulisannya.

Setelah gadis tersebut berhasil dikonfirmasi, sang ayah akhirnya ditangkap.

Menurut pengadilan tinggi di Hong Kong, X telah dianiaya setidaknya tujuh kali.

Semua peristiwa tersebut diduga melibatkan pemerkosaan, kecuali yang pertama.

Sayangnya, tak semua insiden tersebut dapat dilaporkan ke pengadilan.

Sang ayah yang berinisial HKH (44) menghadapi dua tuduhan pemerkosaan dan satu perlakuan tidak senonoh di tempat tinggal mereka, flat perumahan umum Tuen Mun, antara 2015 hingga 2017.

Namun HKH menyangkal tuduhan tersebut.

Sebuah video wawancara polisi dengan X diputar di pengadilan pada hari Kamis (27/12/2018).

X mengatakan dia awalnya tidak berani memberi tahu siapa pun tentang serangan itu karena sang ayah mengancam akan membawanya pergi.

Tapi dia akhirnya memberanikan diri menulis surat kepada gurunya secara anonim dua hari setelah dugaan pemerkosaan terakhir, yang menurutnya terjadi pada 19 November 2017.

Dalam wawancara yang direkam, X yang sekarang berusia 11 tahun, mengatakan bahwa sebelum pemerkosaan terakhir dia disuruh pergi ke ranjang ayahnya tepat sebelum waktu tidur biasanya.

Dia mengatakan ayahnya kemudian memperkosanya ketika X mencoba menendangnya.

"Ini sangat menyakitkan. Jangan lakukan itu," kenangnya dilansir dari South China Morning Post.

Dia mengatakan bahwa dari sekitar tujuh pemerkosaan, empat atau lima terjadi antara September hingga Oktober 2017.

Semuanya berlangsung kurang dari enam menit, yang pertama terjadi pada tahun 2015 ketika dia baru berusia delapan tahun.

Waktu itu, meskipun tidak ada hubungan seksual, ayahnya menggosok organ intimnya dengan miliknya.

X hanya tinggal dengan sang ayah lantaran kedua orangtuanya telah bercerai pada 2016 lalu.

X juga memberikan kesaksian pada hari Kamis lalu melalui tautan video.

Dia membantah telah mengarang tuduhan ketika diperiksa silang oleh pengacara ayahnya.

Dia juga membantah telah dilatih oleh ibunya untuk menjebak sang ayah.

Pria ini mengamuk saat menjual ayam, uang yang diterimanya tak sesuai harapan.

Lalu, dia mengejar adiknya sendiri sambil membawa pedang.

Ayam itu dijualnya kepada adiknya sendiri seharga Rp 400 ribu.

Kesal, dia berusaha menyakiti adik dan ibu kandungnya sendiri.

Tapi nasib berkata lain, dia menghembuskan napas terakhir atas ulahnya sendiri.

 Ibu merupakan seorang perempuan yang telah berjuang mempertaruhkan kehidupannya

demi anak tercinta.

Tak hanya mengandung dan melahirkan anak, ibu juga sepenuh hati membesarkan anak dengan cinta, yang terkadang ia

mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi melihat anaknya tersenyum.

Melihat pengorbanan ibu yang begitu besar, wajar rasanya apabila seorang anak harus menyayangi dan menghormati ibunya.

Namun, seorang pria asal Palembang ini jauh dari kata anak yang menyayangi ibunya.

 

Dikutip dari Kompas.com, seorang pria bernama Poniman (31) mengamuk kepada ibu dan adiknya pada Senin (5/11/2018).

Poniman dikabarkan mengamuk karena tak segera diberi uang yang dia minta.

Elvin (31) selaku adik ipar Poniman menjelaskan mengenai kronologi kejadian.

Peristiwa bermula ketika Poniman datang ke rumah mereka di Jalan Maju Bersama 1 Lorong Musi 8 RT 89 RW 13 Kelurahan

Talang Kelapa Kecamatan Alang-Alang Lebar Daun, Palembang, Sumatera Selatan untuk menjual satu ekor ayam.

Ayam itu, dijual Poniman seharga Rp400 ribu kepada Elen (29) adik kandungnya sendiri.

Namun, saat itu Elen ternyata tidak memiliki uang sebanyak yang diminta Poniman.

Elen hanya mampu memberikan uang sebesar Rp200 ribu.

Ternyata, Poniman tidak terima hanya diberikan uang Rp400 ribu, ia mengamuk dan memaksa adiknya untuk membayar

ayamnya sejumlah yang ia inginkan.

Poniman kemudian mengeluarkan pedang dan mengejar adik serta ibu kandungnya sendiri.

Melihat istrinya yang terancam jiwanya, Elvin kemudian berpikir keras untuk menyelamatkannya.

“Istri saya (Elen) dikejar pakai pedang sama ibu mertua saya. Karena takut, saya lempar dia pakai batu lalu terjatuh,” kata Elvin.

Lemparan batu yang dilempar Elvin tepat mengenai kepala Poniman.

Karena terkejut dengan lemparan batu yang diterimanya, Poniman terjatuh.

Tak disangka, saat Poniman jatuh ia justru tertancap pedangnya sendiri.

“Tertusuk sendiri, karena pas jatuh pedangnya ke arah perut, jadi kami langsung lapor ke Polisi,” ujarnya.

Wakapolsek Sukarame, AKP Polin Pakpahan mengatakan, Poniman tewas usai tertusuk pedang miliknya.

Poniman meninggal karena luka sayatan yang lebar diperut membuatnya kehabisan darah.

Ulah Poniman ini bisa dibilang 'senjata makan tuan'.

"Korban ini senjata makan tuan, karena marah dan mengamuk hendak membacok adik dan ibunya ia tewas tertusuk sendiri.

 

Sumber: Nakita
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved