Supir Bus Bali Radiance Ugal-ugalan di Jalur Pantura Banyuwangi, Sepasang Kakek Nenek Alami
Kecelakaan bus bus Bali Radiance nomor polisi DK 9238 FC jurusan Surabaya-Denpasar di jalur Pantura, Jalan Raya Situbondo,Banyuwangi
TRIBUNSUMSEL.COM - Kecelakaan bus bus Bali Radiance nomor polisi DK 9238 FC jurusan Surabaya-Denpasar di jalur Pantura, Jalan Raya Situbondo, Kapuran, Ketapang, Banyuwangi, Rabu (26/12/2018).
Kecelakaan menjelang tengah malam itu menyebabkan 3 penumpangnya tewas di tempat.
Bus ini menyalip truk di depannya menggunakan jalur kanan dan dari arah Banyuwangi meluncur bus Titian Mas jurusan Denpasar-Surabaya nomor polisi EA 7304 A.
Tabrakan fatal tak terhindarkan.
Sopir bus Bali Radiance membanting setir ke kanan, namun karena jarak terlalu dekat, bagian depan bus membentur bagian belakang bus Titian Mas.
• Ammar Zoni dan Irish Bella Bakal Menikah April 2019 Mendatang ? Elly Sugigi Bocorkan Fakta Ini
• Intip Sosok Cewek Cantik Berfoto Mesra dengan Rizky Febian, Pacar Baru Anak Sule?
Rahmat, penumpang yang selamat pada kecelakaan antara bus Bali Radiance dan bus Titian Mas kepada Kompas.com, Kamis (27/12/2018), mengaku sudah punya firasat akan terjadi kecelakaan pada bus yang ia tumpangi.
Firasat itu muncul sejak bus Bali Radiance keluar dari rumah makan setelah istirahat.
• Viral, Lihat yang Dilakukan Pria ini Pada Motornya Tak Terima Ditilang, Polisi Sampai Bengong
• Sebelum Tsunami, Ternyata Nelayan di Makassar Lihat Kejadian Ini yang Mengarah ke Selat Sunda
Bus yang membawa belasan penumpang tersebut berangkat dari Surabaya, Rabu (26/12/2018) sekitar pukul 18.00 WIB dan diperkirakan tiba di Denpasar Bali pada Kamis (27/12/2018) pagi.
"Firasat itu muncul karena supirnya ugal-ugalan parah. Mulai dari keluar rumah makan jalannya zig-zag dan selalu mengambil jalur kanan. Bukan jalurnya. Saya mbatin kalo gini terus pasti nanti kecelakaan," katanya.
Rahmat juga menjelaskan seharusnya ia dan penumpang bus lainnya bukan menaiki bus Bali Radiance tapi bus Wisata Komodo. Namun mereka dipindah dengan alasan bus Wisata Komodo rusak dan sedang diperbaiki.
"Ini tiketnya saya beli 180 ribu. Tapi penumpang lain ada yang beli 200 ribu. Beda-beda harganya," kata Rahmat sambil menunjukkan tiket bus miliknya yang bertuliskan Bus Wisata Komodo.
Rahmat mengaku takut tidur sepanjang perjalanan karena bus melaju kencang.
Namun, sebelum kecelakaan, Rahmat yang duduk di bangku paling belakang sempat memberikan bantal kepada penumpang di sebelahnya agar kepalanya tidak terbentur.
"Dan akhirnya sempat tertidur sebentar lalu bangun sambil pegangan karena busnya oleng sambil mbatin ini kecelakaan. Tiba-tiba gelap dan busnya terguncang," jelas Rahmat.
Rahmat mengaku khawatir dengan kondisi sepasang nenek dan kakek yang duduk tepat di belakang supir karena kondisi bagian depan bisa rusak parah.
"Suami istri, opa oma. Saya khawatir kondisinya. Soalnya oma sempat terjepit dan terakhir dievakuasi," jelas Rahmat.
Hal sama juga dirasakan Raphael penumpang lainnya. Dia menyatakan, supir bus selalu mengambil jalur kanan yang bukan lintasannya bahkan kecepatannya juga di atas rata-rata.
"Saya ini merasa sopirnya ambil kanan terus dan ngebut. Saya lihat penumpang tegang semua. Sepertinya nggak ada yang tidur nyenyak. Kalau busnya masih bagus dan AC. Penumpangnya tidak full kok," tambahnya.
Sementara itu, Andri, warga Madiun penumpang bus Titian Mas yang duduk di belakang kernet mengaku kaget saat tiba-tiba ada bus di depannya. Untuk menghindari tabrakan, sopir banting ke kanan karena bus di depannya mengambil jalur yang bukan jalurnya.
Namun, karena jarak sudah dekat, bagian belakang bus ditabrak dan dia merasakan guncangan yang cukup keras hingga menyadari bus yang dia tumpangi terguling di tengah jalan.
"Yang meninggal di bagian belakang yang ditabrak, dekat toilet," jelasnya.
Sementara penumpang yang selamat diistirahatkan di masjid dekat tempat kejadian perkara sambil menunggu jemputan bus pengganti untuk melanjutkan perjalanan ke Bali.
Petugas kepolisian membutuhkan waktu sekitar 4,5 jam untuk mengevakuasi korban yang terjepit serta menarik bodi bus yang melintang di tengah jalur Pantura yang menghubungkan Situbondo dan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
Total ada 3 orang yang tewas dalam kejadian tersebut yaitu Thephik Hie (70) warga desa Padang Sambiyan, Denpasar Barat.
Marwi (41) warga Dusun Dowo, Desa Baleng, Kecamatan Ngasem Bojonegoro, dan Ahmad Nizar Zulmi (23) Dusun Nging, Desa Bareng, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.
Sementara itu, ada 3 penumpang yang luka berat dan 9 penumpang luka ringan. Semua korban dibawa ke RSUD Blambangan.
Jalur Pantura sudah mulai dibuka pada Kamis (27/12/2018) sekitar pukul 04.30 WIB dan untuk sementara diberlakukan buka tutup satu arah untuk pembersihan jalur.
Namun, Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansah Zeinardi memastikan tidak sampai Kamis siang, jalur sudah aman dan lalu lintas kembali normal.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita tentang Firasat Buruk Penumpang Bus Bali Radiance yang Tewaskan 3 Penumpang di Situbondo,