Mahasiswi Tewas di Kafe
Perempuan Cantik Tewas di Kafe, Cindi Baru Setahun Tamat SMA
Ema Efitita mengaku sebagai sepupu dari ibu Cindi Sandora. Tribunsumsel.com mewawancarai Ema yang tampak menangis di RS Bhayangkara Palembang.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ema Efitita mengaku sebagai sepupu dari ibu Cindi Sandora.
Seperti diberitakan sebelumnya, Cindi Sandora ditemukan tak bernyawa di lantai 2 Planet Cafe Jl M Isa Palembang, Kamis (13/12/2018).
Tribunsumsel.com mewawancarai Ema yang tampak menangis di RS Bhayangkara Palembang.
• Breaking News: Mayat Perempuan Ditemukan di Lantai 2 Planet Kafe Kawasan M Isa Palembang
• Mahasiswi Cantik Tewas di Kafe, Keluarga Belum Diizinkan Lihat Mayat Cindi
• Ternyata Berstatus Mahasiswi, Fakta-fakta Mayat Perempuan di Planet Cafe Palembang
• Mahasiswi Cantik Tewas di Kafe, Bibi Korban Lemas: Cindi Ngakunya Kuliah
Ia menceritakan Cindi yang merupakan anggota keluarganya adalah warga asli dari Desa Bandu Agung Kecamatan Muara Payang Kabupaten Lahat.
"Dia (Cindy) itu baru tamat sekolah tahun lalu. Kesini tujuannya untuk kuliah," ujarnya.
"Dia (Cindi) lebih pilih ngekost disini. Sebenarnya saya sudah minta dia untuk tinggal serumah sama saya di Sekojo. Tapi anak itu menolak. Saya gak ngerti kenapa dia menolak. Mungkin dia mau mandiri atau apa, saya gak paham," ujarnya.
Ema mengaku terakhir kali bertemu dengan Cindy sekitar dua bulan lalu. Saat keluarga mereka sedang ada hajatan di kota Palembang.
"Saya sebenarnya bingung juga. Waktu terakhir kali ketemu dia ngaku sama saya kuliah di UIN. Tapi pas denger dari anak saya, di (Cindi) ngaku kuliah di Muhammadiyah,"katanya.
Ema mengatakan, saat ini seluruh keluarganya sudah mengetahui kabar dugaan meninggalnya Cindi.
Ema Efitita terduduk lemas di depan kamar mayat RS Bhayangkara Palembang, Kamis (13/12/2018).
Sembari menangis, ia terus menelepon anggota keluarganya yang lain, guna memastikan kebenaran dari indentitas mayat perempuan yang ditemukan di Planet Cafe jl M Isa Palembang.
Diduga, mayat perempuan tersebut adalah salah satu anggota keluarganya yang bernama Cindi Sandora.
"Saya tadi lagi kerja, terus ditelepon sama keluarga saya. Katanya Cindi kecelakaan. Tapi, selanjutnya saya dengar kabar kalau dia (Cindi) sudah meninggal. Astagfirullahaladzim," ujar Ema sembari menangis tersedu.
Kesedihan Ema semakin bertambah, manakala dirinya tidak diizinkan oleh petugas untuk melihat mayat secara langsung.
• Breaking News: Mayat Perempuan Ditemukan di Lantai 2 Planet Kafe Kawasan M Isa Palembang
• Ternyata Berstatus Mahasiswi, Fakta-fakta Mayat Perempuan di Planet Cafe Palembang
"Kata petugas tadi, berkas-berkasnya masih diurus. Jadi saya tidak boleh lihat kedalam," kata Ema yang kembali menangis sembari menunjuk ke arah kamar mayat.
Dikatakan Ema, Cindi yang merupakan anggota keluarganya adalah warga asli dari Desa Bandu Agung Kecamatan Muara Payang Kabupaten Lahat.
"Dia (Cindi) itu baru tamat sekolah tahun lalu. Kesini tujuannya untuk kuliah," ujarnya.
Ema bercerita, ibu Cindi adalah kakak sepupunya. Meskipun memiliki hubungan keluarga yang cukup dekat, namun saat di Palembang, Cindi lebih memilih tinggal sendiri di daerah Jalan Pakri
dekat Simpang Golf.
"Dia (Cindi) lebih pilih ngekost di sini. Sebenarnya saya sudah minta dia untuk tinggal serumah sama saya di Sekojo. Tapi anak itu menolak. Saya gak ngerti kenapa dia menolak. Mungkin dia mau mandiri atau apa, saya gak paham," ujarnya.
Ema mengaku terakhir kali bertemu dengan Cindi sekitar dua bulan lalu. Saat keluarga mereka sedang ada hajatan di kota Palembang.
"Saya sebenarnya bingung juga. Waktu terakhir kali ketemu dia ngaku sama saya kuliah di UIN. Tapi pas dengar dari anak saya, dia (Cindi) ngaku kuliah di Muhammadiyah," katanya.
Ema mengatakan, saat ini seluruh keluarganya sudah mengetahui kabar dugaan meninggalnya Cindi.
"Ibunya Cindi yang tinggal di Desa Bandu Agung, sekarang lagi diperjalanan kesini," ungkapnya.
Sementara, berdasarkan pantauan Tribunsumsel.com sampai berita ini diturunkan, mayat Cindi masih berada di kamar mayat RS Bahyarangkara untuk menunggu kelengkapan berkas, guna bisa menjalani proses visum.