Tempat Wisata Sumsel

Selain Terkenal Pesona Alamnya, Ini Mitos Gua Putri di OKU yang Dipercaya Bikin Orang Awet Muda

Wisata alam gua putri merupakan salah satu objek wisata yang dibanggakan warga Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan

Tribun Sumsel/ Retno Wirawijaya
Wisata alam gua putri merupakan salah satu objek wisata yang dibanggakan warga kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Objek wisata alam ini terletak di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji 

TRIBUNSUMSEL.COM,BATURAJA – Wisata alam gua putri merupakan salah satu objek wisata yang dibanggakan warga Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.

Objek wisata alam yang terletak di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji ini selain terlihat indah dan memesona juga meninggalkan legenda cerita rakyat yang dikenal hingga kini.

Untuk menuju objek wisata gua putri dari pusat kota Baturaja, sekitar 45 menit menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.

Untuk masuk ke ke dalam objek wisata alam bersejarah ini juga tidak mahal.

Cukup dengan membayar Rp 5.000 per orang sudah dapat menikmati pesona gua putri.

Saat masuk ke kawasan gua putri atau bibir, pengunjung akan melihat papan besar yang bertuliskan sekilas cerita atau legenda asal usul gua putri.

Antara lain menceritakan legenda seorang putri yang memiliki paras cantik dikenal dengan sebutan Putri Dayang Merindu.

November Peresmian Museum Gua Harimau di OKU, Ini Fasilitas Tersedia

6 Potensi Wisata Dari OKU Dipaparkan ke Jerman, Salah Satunya Gua Harimau

Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, Putri Dayang Merindu, pernah tinggal bersama keluarganya di dalam gua.

Putri Dayang Merindu ini dalam legendanya juga dikenal pendiam dan membisu, bak sebuah arca batu.

Pada suatu hari ketika sang putri sedang mandi di muara Sungai Semuhun, lewatlah seorang pengembara yang ternyata diketahui bernama Serunting Sakti atau lebih dikenal dengan sebutan Si Pahit Lidah.

Di tempat itu, Si Pahit Lidah terpesona dengan keelokan rupa Putri Dayang Merindu yang tengah mandi.

Si Pahit Lidah menyapa, namun sayangnya sapaannya tidak mendapat perhatian sama sekali sehingga dia merasa gusar.

Kemudian terlontar ucapan “sombong sekali putri ini diam seperti batu,”

Usai Si Pahit Lidah melontarkan kata-kata menggerutunya, saat itulah tubuh sang putri dengan sekejap berubah menjadi batu.

Kemudian, sang pengembara kembali meneruskan perjalanannya dan sampailah dia memasuki desa tersebut.

Tahun Baru 2019 di Gunung Dempo Pagaralam, Villa Gunung Gare Full Booking, Eks MTQ Masih Tersedia

50 Ucapan Selamat Tahun Baru 2019, Kirimkan Doa dan Ucapan Terindah untuk Sahabat

Karena keadaan desa yang sepi ditinggal penduduknya yang tengah bekerja di ladang, sang pengembara kembali berkata,

“Sepi sekali desa ini seperti desa gua batu.” Usai bergumam tiba-tiba desa tersebut berubah menjadi gua batu.

Goa Putri memiliki panjang 150 meter dan lebar 8-20 meter.

Masuk ke dalamnya, pengunjung akan melihat keindahan stalagtit dan stalagmit.

Tampilan semankin indah ketika dinding-dinding gua mendapat pantulan cahaya berwarna warni

Bentuk stalagtit dan stalagmit di sini beragam, ada yang besar memanjang seperti kubah, ada pula yang menggantung.

Suara aliran Sungai Semuhun di dalamnya seakan menjadi terapi alam yang menghadiahkan ketenangan pada para pengunjung.

Sungai ini bersumber dari kawasan hutan rimba yang mengalir masuk dari bagian belakang goa.

Di dalam gua aliran sungai semuhin di ceritakan tempat Putri Dayang Merindu mandi.

Aliran sungai itu dipercaya bisa bikin awet muda saat pengunjung mencuci muka di sana.

“Menurut cerita begitu bisa bikin awet muda jika mencuci muka di aliran sungai itu,” kata seorang ibu yang duduk di dalam gua putri.

Era warga setempat juga menceritakan hal sama. Namun ini sudah menjadi cerita di masyarakat.

Namun pembuktianya secara pribadi dia belum tahu.

”Banyak orang bilang begitu. Tapi saya sendiri belum pernah mencobanya,” kata pengunjung Gua Putri dari Lampung ini.

Pantauan dilapangan untuk menjelajahi gua, para pengunjung harus berjalan kaki.

Sebab atap-atap gua begitu tinggi, dan sudah terdapat pencahayaan serta tangga-tangga.

Pengunjung tidak membutuhkan perlengkapan khusus apapun untuk menikmatinya.

Lokasi goa ini berdiri merupakan wilayah yang berada di perbukitan.
Oleh sebab itu hawa sejuk akan dan dingin sangat terasa dikulit saat memasuki Gua Putri.

Di luar gua terlihat pepohonan kayu jati yang rimbun menambah kesejukan suasana gua.

Jadikan Desa Padang Bindu Kawasan Cagar Budaya Nasional

Objek wisata alam Gua Harimau yang terletak di Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dinyatakan sebagai Cagar Budaya Nasional.

Menindak lanjuti hal tersebut Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar), Kabupaten OKU saat ini berupaya melakukan langka selanjutnya agar Desa Padang Bindu menjadi kawasan Cagar Budaya Nasional.

Hal ini ditegaskan, Kepala Disbudpar Kab OKU, Paisol Ibrahim saat dibincangi Tribun Sumsel, Kamis (25/10/2018) lalu.

Ia menjelaskan, kawasan Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, sudah tepat untuk dijadikan kawasan cagar budaya.

Sebab di sana selain ada gua harimau yang temukan 82 kerangka manusia purba 35.000-40.000 tahun lalu, yang meninggalkan peradaban, juga masih ada objek wisata lain yang tidak kalah.

Misalnya gua putri, yang memiliki legend rakyat Serunting Sakti atau Si Pahit Lidah dan Putri dayang merindu.

"Selain itu juga masih ada gua silabe dan lainya. Maka itu kami menilai sudah layak menjadi kawasan Cagar Budaya Nasional," jelas Paisol.

Suasana Pengunjung Gua Putri
Suasana Pengunjung Gua Putri (tribunsumsel.com/Retno Wirajaya)

"Mudah-mudahan pada Januari 2019 mendatang sudah ditetapkan sebagai kawasab cagar budaya nasional."

"Jika sudah ditetapkan maka kawasan yang terletak di kawasan Desa Padang Bindu ini maka, akan setara dengan Candi Borobudur dan Sangeran," katanya belum lama ini.

Banyak keuntungan jika sudah ditetapkan menjadi kawasan cagar budaya nasioal kata Paisol. Satu diantaranya, selain promosi objek wisata oleh ditingkat nasional, pengelolaan untuk pengembangan, pendanaannya dikucurkan dari pusat.

"Kalau gua harimau sudah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional. Tinggal kawasannya saja yang belum," ungkapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved