Pengaturan Skor

4 Kasus Pengaturan Skor yang Terjadi di Indonesia, Ada Yang Ditangkap Namun Tak Ditahan

4 Kasus Pengaturan Skor yang Terjadi di Indonesia, Ada Yang Ditangkap Namun Tak Ditahan

Tribun Jogja - Tribunnews.com
Pengaturan skor di Indonesia 

4 Kasus Pengaturan Skor yang Terjadi di Indonesia, Ada Yang Ditangkap Namun Tak Ditahan

TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus pengaturan skor di sepakbola Indonesia semakin hangat diperbincangkan di Indonesia.

Hal itu terjadi, usai beberapa orang yang pernah dihubungi oleh "mafia" pengaturan skor di Indonesia angkat bicara.

Muncul beberapa nama yang disebut sebagai orang-orang yang menjadi dalang pengaturan skor di Indonesia.

Tentu nama yang menjadi sorotan ialah orang yang disebut sebagai salah satu pengelola PS Mojokerto Putra (PSMP), Vigit Waluyo serta salah satu anggota EXCO PSSI, Hidayat.

Pengaturan skor memang beberapa kali terjadi disepakbola Indonesia.

Beberapa diantaranya dihimpun Tribunsumsel.com.

1. Kasus Johan Ibo

Pada 2015 lalu, Dunia sepakbola Indonesia dihebohkan dengan ditangkapnya pesepakbola Johan Ibo karena diduga akan melakukan penyuapan.

Kejadiannya, Rabu (08/04/15) pemain Persiba Bantul, Johan Ibo digelandang ke Mapolrestabes Surabaya usai tertangkap tangan berusaha menyuap pemain Pusmania Borneo FC (PBFC).

Penangkapan bermula saat Ibo mendatangi hotel tempat menginap pemain PBFC.

Ibo diduga akan membahas mengenai pengaturan skor laga Persebaya vs PBFC.

Dugaan itu terendus dengan adanya bukti pesan elektronik (SMS) Ibo yang dikirim ke tiga pemain PBFC.

Pihak klub PBFC pun melakukan penyelidikan dan mengawasi pergerakan Ibo.

Ibo pun digerebek pihak manajemen klub, meski sempat mengelak dan melakukan perlawanan hingga akhirnya sempat babak belur dihajar beberapa orang dari pihak PBFC.

Ibo kemudian diamankan ke pihak kepolisian.

Sayang, pihak kepolisian melepaskan Ibo dengan alasan tidak punya perangkat undang-undang yang bisa menjerat.

Prediksi dan Live Streaming TV Online Indosiar Bhayangkara FC vs PSM Makassar Liga 1 Gojek Malam ini

2. Sepakbola Gajah PSS Sleman vs PSIS

Sebelumnya kasus Ibo dan PBFC, Kasus Mafia bola pernah terjadi babak delapan besar Divisi Utama (setara Liga 2 saat ini) antara PSS Sleman vs PSIS Semarang, Minggu (26/10/2014).

Pertandingan digelar di Sasana Krida Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta.

Pertandingan berakhir 3-2.

Namun laga itu berlangsung tidak normal karena lima gol yang terjadi di laga tersebut semuanya merupakan gol bunuh diri.

Besar dugaan kedua kubu sengaja mengalah demi tak menjadi juara grup N babak 8 besar Divisi Utama 2014 itu.

Karena jika itu terjadi, tim juara grup akan berhadapan dengan Borneo FC yang menjadi runner up grup P.

Sementara keengganan kedua klub tersebut untuk tak bersua Borneo FC belum jelas betul apa musababnya.

Namun yang pasti buntut kejadian itu, sekitar 20 nama orang langsung dijatuhkan hukuman oleh PSSI (induk tertinggi bola Indonesia).

Hukuman mulai dari 1 tahun percobaan, larangan berkecimpung disepak bola selama satu tahun, lima tahun hingga seumur hidup. Termasuk juga denda uang dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Ini Kunci Gitar dan Lirik Lagu Anthem PSM Makssar, Berjuanglah PSMku

3. Suap Wasit

Pada gelaran Ligina VI juga pernah terjadi macth fixing.

Berdasarkan berbagai sumber, kasus pengaturan skor terjadi saat laga Arema Malang vs PSIS Semarang

Adalah manajer PSIS Semarang kala itu Simon Legiman yang mengaku telah menyuap wasit Muchlis jelang laga Arema Malang vs PSIS Semarang pada gelaran Liga Indonesia VI.

Simon saat itu buka suara lantaran berang dengan wasit Muchlis yang justru banyak membuat keputusan merugikan bagi PSIS Semarang hingga akhirnya kalah dengan skor 2-3, meski dirinya telah memberikan uang muka suap Rp 1 juta.

Namun dalam pengakuannya, Simon menyebut bahwa niat melakukan suap dilakukan bukan inisiatif dari dirinya.

Namun karena adanya tawaran dari Muchlis yang mengaku siap membantu dengan imbalan sejumlah uang, yakni Rp 3 juta andai hasilnya imbang dan Rp 5 juta jika pertandingan berkahir dengan kemenangan PSIS.

Belakangan terungkap bahwa apa yang dilakukan Muchlis (membiarkan PSIS kalah) merupakan aksi balas dendamnya kepada kubu PSIS Semarang yang setahun sebelumnya sempat menjajnjikannya uang Rp 10 juta andai menjadi juara Liga Indonesia V.

Namun usai benar menjadi juara, PSIS justru hanya memberikan uang Rp 750ribu kepada Muchlis.

Buntut terungkapnya kasus suap tersebut Simon pun dilarang berkecimpung di dunia sepak bola Indonesia seumur hidupnya.

Smentara wasit Muchlis juga mendapatkan hukuman berat dari PSSI.

Disebut Sebagai Pengacara Cengeng & Durhaka, Hotman Paris Beri Balasan Menohok ke Farhat Abbas

4. Sepakbola Gajah di Piala Tiger 1988

Pada Piala Tiger 1998, Indonesia dibuat malu oleh drama sepakbola gajah.

Ini melibatkan Indonesia dan Thailand.

Saat itu, Indonesia dan Thailand yang masuk Grup A dan sudah dipastikan lolos ke semifinal saling berhadapan pada laga penentuan juara grup.

Juara grup akan bertemu tuan rumah Vietnam (runner-up Grup B) di semifinal dan yang jadi runner-up akan melawan Singapura (juara Grup B).

Indonesia dan Thailand rupanya sama-sama tak mau bertemu Vietnam dan lebih suka menghadapi Singapura.

Untuk jadi runner-up Grup A, Thailand cukup bermain seri dengan Indonesia.

Sementara itu, Indonesia harus kalah kalau ingin jadi runner-up Grup A demi menghindari Vietnam di semifinal.

Hal itu membuat pertandingan di Stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh City, menjadi berlangsung tidak normal.

Tempo permainan lambat dan kedua tim seperti tak bernafsu menang.

Namun, pertandingan mulai seru ketika Miro Baldo Bento membawa Indonesia unggul pada menit ke-53. Berselang sepuluh menit, Thailand menyamakan kedudukan lewat gol Krisada Piandit.

Aji Santoso mencetak gol kedua untuk Indonesia pada menit ke-83, sebelum Thailand kembali menyamakan skor lewat Therdsak Chaiman tiga menit kemudian.

Di sisa waktu, pemandangan yang sangat aneh terlihat di atas lapangan. Bayangkan, para pemain Thailand malah berusaha memperkuat pertahanan Indonesia ketika para pemain Indonesia memainkan bola di kotak penalti sendiri.

Akan tetapi, para pemain Thailand kalah cepat dari Mursyid Effendi. Mursyid dengan sengaja menendang bola ke gawang sendiri pada menit ke-90 dan kiper Kurnia Sandy cuma bisa terdiam melihat gawangnya bobol. Indonesia pun kalah 2-3 dari Thailand dan "sukses" menuntaskan misi jadi runner-up Grup A.

FIFA kemudian melakukan penyelidikan terhadap pertandingan janggal itu. Mursyid akhirnya diganjar hukuman larangan main seumur hidup di pentas internasional, sementara Indonesia dan Thailand didenda US$ 40 ribu.

Ketua Umum PSSI saat itu, Azwar Anas, yang juga hadir menyaksikan pertandingan, mengundurkan diri sekembalinya ke Jakarta.

Pemain Sriwijaya FC disiram bonus oleh Mantan Presiden Klub Dodi Reza Alex Noerdin, Minggu (2/12/2018). Bonus diberikan setelah Laskar Wong Kito menang 3-1 dari Mitra Kukar, Jumat (30/11/2018) Sebelumnya, pemain juga telah diberi bonus oleh Tim SAR. Pemberian bonus kepada para pemain ini kali kedua diberikan oleh Bupati Musi Banyuasin sebagai apresiasi untuk pemain yang berhasil meraih kemenangan. . Baca berita selengkapnya di website http://sumsel.tribunnews.com/ atau IG story @tribunsumsel. . . TRIBUNSUMSEL.COM/Weni Wahyuny #tribunsumsel #SriwijayaFC #LaskarWongKito #SFCDAY #KitoPacak
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved