3 Tewas, 11 Orang Luka-luka dalam Insiden 'Surabaya Membara', Ini Kronologinya
3 Tewas, 11 Orang Luka-luka dalam Insiden 'Surabaya Membara', Ini Kronologinya
TRIBUNSUMSEL.COM, SURABAYA - 3 Tewas, 11 Orang Luka-luka dalam Insiden 'Surabaya Membara', Ini Kronologinya
Insiden penonton 'Surabaya Membara' memakan korban meninggal dunia sebanyak 3 orang dan 11 orang luka-luka.
Korban umumnya diakibatkan karena mereka terjatuh dari atas viaduk lintasan kereta api saat menonton drama kolosal dalam rangka Hari Pahlawan itu.
Sebanyalk 11 orang tersebut mengalami patah ulang dan dibawa ke RSUD dr Soewandhie, Surabaya.
"Ada 11 orang yang dibawa ke RSUD dr Soewandhie untuk perawatan luka patah tulang," kata Kepala Linmas Pemkot Surabaya Edi Cristanto
Kronologi Insiden 'Surabaya Membara'
Tiga orang meninggal dan sebelas orang lainnya terluka saat menonton drama 'Surabaya Membara' di viaduk Jalan Tugu Pahlawan, Jumat (9/11/2018) malam.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan menjelaskan kejadian itu bermula saat para penonton memadati viaduk untuk menonton Surabaya Membara.
Tiba-tiba kereta api (KA) penumpang dari Stasiun Gubeng menuju Stasiun Pasar Turi melintas di lokasi pada pukul 19.45 WIB.
“Ada sejumlah orang di dekat perlintasan itu,” ujar Rudi kepada SURYAMALANG.COM.
Rudi mengatakan saat KA lewat, kondisi viaduk sempit.
Karena diduga warga panik, sehingga terjadi kecelakaan itu.
Ada pengunjung yang mengalami luka lecet akibat terkena badan KA.
“Acara tetap dilanjutkan karena sudah mau selesai,” ujarnya.
Jarak antara lokasi acara dengan titik kecelakaan sekitar 500 meter.
“Kami sudah melakukan olah TKP. Saat ini Tim INAFIS masih melakulan proses identifikasi terhadap korban meninggal,” jelasnya.

Menurutnya, berdasar keterangan saksi, warga melihat acara itu dari atas di viaduk karena viewnya lebih bagus daripada melihat dari bawah.
Namun, hal itu tidak bisa dibenarkan karena viaduk merupakan perlintasan KA yang sangat membahayakan.
“Apalagi kondisi viaduk sempit. Jadi kalau ada KA melintas, sangat berbahaya,” imbuhnya.
Sebelumnya, Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Gatut Sutiyatmoko mengatakan panitia tidak melakukan koordinasi dengan PT KAI terkait kegiatan itu.
“Juga tidak ada imbauan atau larangan agar warga tidak menonton di jembatan viaduk PT KAI.”
“Jalur kereta api (KA) tersebut masih aktif, dan setiap hari dilewati KA penumpang maupun KA barang,” jelas Gatut kepada SURYAMALANG.COM.
Gatut menegaskan sangat berbahaya bermain di jalur KA, apalagi di jembatan atau viaduk.
Sebab, KA tidak dapat mengerem mendadak.
Gatut mengungkapkan saat itu KA sudah membunyikan semboyan 35 (seruling lolomotif), dan sudah berupaya mengurangi kecepatan sampai 15 KM/jam.
Sedangkan kecepatan normal KA di jalur itu sampai 30 KM/jam.
Menurutnya, Pasal 181 ayat (1) UU 23 2007 menyebutkan bahwa setiap orang dilarang :
b. Menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api; atau
c. Menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan kereta api.
(Tribun Jatim/Surya Malang)