Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh
KNKT Ungkap Fakta Baru Penyebab Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, Update Hasil Black Box
Penyebab utama kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 perlahan-lahan akhirnya terungkap.
TRIBUNSUMSEL.COM -- Penyebab utama kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 perlahan-lahan akhirnya terungkap.
Kendati sampai saat ini badan pesawat belum ditemukan, Namun Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah berhasil menemukan Black box pesawat.
Adapun isi flight Data Recorder kini tengah mengunduh data waktu penerbangan selama 69 jam.
Dilansir dari berbagai sumber, KNKT membeberkan laporan sementara hasil penyelidikan penyebab kecelakaan pesawat Lion Air JT610.
Terungkap fakta baru dimana pesawat yang jatuh pada 29 oktober 2018 tidak meledak di udara.
“ Pesawat mengalami pecah ketika bersentuhan dengan air dan pesawat tidak pecah di udara,” kata Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono
Menurut Soerjanto, apabila pesawat pecah saat masih berada di udara.
maka serpihannya akan lebar. Namun tidak pada serpihan-serpihan pesawat JT610 tersebut.
“ Pesawat saat menyentuh air dalam keadaan utuh,” tegas dia.
Soerjanto menambahkan, mesin pesawat juga masih hidup saat masuk ke dalam air.
Kesimpulan ini diambil dengan melihat salah satu kondisi mesin yang ditemukan dengan turbin berantakan.
“ Hal ini ditandai dengan hilangnya semua sudut turbin maupun kompresor, menandakan mesin dalam kondisi hidup dengan putaran cukup tinggi,” tutur dia.
Menurut dia, mesin pesawat PK-LQP yang terbang dari Bandara Soekarno Hatta ke Pangkalpinang itu tidak mengalami masalah.
“ Kami belum identifikasi, tapi dari temuan bagian-bagian mesin, kedua mesin dalam kondisi hidup dan dengan rpm yang cukup tinggi,” jelas dia.
“ Ini kita katakan bahwa ini seperti bonggolnya jagung, kalau kipasnya seperti jagung. Kalau seperti ini, mesin berputar cukup tinggi,” tambah Soerjono.
Sementara itu,Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo mengatakan, Flight Data Recorder (FDR) dari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 telah berhasil diunduh.
Proses unduh data dibantu National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat, Transport Safety Investigation Biro Singapura dan Australian Transport Safety Biro.
"Update dari lab black box KNKT bahwa FDR telah berhasil di‑download," ujarnya, saat konferensi pers di kantor KNKT, Jakarta, Minggu (4/11/2018).
Sebelumya, KNKT lebih dulu membersihkan memori FDR dari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610. Kondisi memori FDR disebut perlu dibersihkan karena basah dan terdapat residu garam.
Pembersihan dan pengeringan dilakukan dengan memasukan ke dalam oven secara hati‑hati agar tidak merusak data dalam memori.
Sementara itu, pencarian korban dan badan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta‑Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang terus dilakukan.
Tim di KRI Banda Aceh menemukan turbin pesawat Lion Air JT 610 dengan nomor registrasi PK‑LQP dari perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu (3/118) sore.
Turbin adalah mesin yang menopang kinerja pesawat. Bagian ini terletak tepat di bawah kedua sayap. Turbin inilah yang merupakan mesin pesawat terbang tersebut yang digunakan untuk menghasilkan gaya dorong sehingga pesawat tersebut bisa terbang.
Turbin pesawat Lion Air JT 610 tersebut telah diantarkan ke Posko Taktis Pelabuhan JICT II Tanjung Priok, Minggu (4/11).
"Kemarin pukul 16.40 WIB ditemukan posisinya di kedalaman 32 meter," ujar Komandan Satuan Kapal Amfibi Koarmada I Kolonel Bambang Trijanto di Posko Taktis Pelabuhan JICT II Tanjung Priok, Minggu pagi.
Bambang mengatakan, turbin diangkat dari laut menggunakan balon udara.
Turbin dikaitkan dengan balon, lalu balon diisi dengan kompresor berkekuatan 8 ton agar bisa mengangkat turbin ke permukaan air
Setelah di permukaan diangkat dengan crane milik Baruna Jaya," kata dia.
Saat ini, Tim SAR Gabungan juga sudah menemukan satu turbin lainnya, ban belakang pesawat, dan satu bongkahan besar serpihan pesawat.
Namun, ketiga temuan itu masih dalam perjalanan menuju Posko Taktis JICT II. "Mudah‑mudahan hari ini cuaca cerah jadi bisa dibawa ke sini," kata Bambang.
Pesawat Lion Air JT 610 diketahui mengangkut 181 penumpang dan 8 awak. Semua penumpang dan awak diduga tewas dalam kecelakaan itu Sementara itu, hingga Sabtu sore (3/11/2018) sudah ada beberapa bagian pesawat yang ditemukan.
Banyak saksi yang mengatakan bahwa sesaat setelah pesawat Lion Air JT 610 jatuh terdengar sebuah ledakan.
Kendati demikian, jenazah korban pesawat Lion Air JT 610 tidak ditemukan tanda‑tanda luka bakar. Kepala Rumah Sakit Polri Kombes Pol Musyafak mengatakan bahwa dari 48 kantong jenazah yang diperiksa, tidak ditemukan tanda‑tanda luka bakar.
Musyafak sudah memeriksa sampel potongan tubuh sebanyak 238 sampel. Dari sampel tersebut tidak ditemukan adanya tanda‑tanda luka bakar.
Badan korban pesawat Lion Air JT 610 juga tidak menunjukkan tanda terkan benda tajam. "Yang jelas tidak seperti benda tajam diiris. Kalau luka benda tumpul mungkin," kata dia.(*)