Prabowo Dituding Haus Kekuasaan, Sang Adik: 'Kalau Haus Jabatan Sudah Mau jadi Cawapres Jokowi'
Menurut Hashim, kembali majunya prabowo dalam Pemilu presiden 2019, bukan karena haus kekuasaan.
"Dia (Prabowo) jelaskan, dia prihatin, waktu itu menjabat ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI). Dia lihat banyak anak anak Indonesia pendek- pendek, rambutnya warna pirang, bukan karena pemain bola asing, tapi karena kurang gizi," katanya.
Pada saat itu kata Hashim jumlah anak penderita stunting di Indonesia berdasarkan data Bank Dunia mencapai 30 persen.
10 tahun kemudian jumlahnya bertambah menjadi 38 persen. Para anak stunting tersebut menurut Hashim berasal dari keluarga yang kurang mampu.
"Anak anak ini datang dari keluraga miskin, orang tuanya tidak mampu memberikan makanan yang layak, seimbang. Mereka tidak mampu memberikan susu, sayuran, telor dan ikan," katanya.
Setelah dipelajari menurut Hashim salah satu masalahnya adalah kurangnya asupan susu.
Oleh karena itu Prabowo menlihat program koperasi susu yang pernah dibuat di India pada 1950 oleh Dr Verghese Kuriyen.
Prabowo mengadaptasi program koperasi susu tersebut untuk menanggulangi masalah stunting.
Keseriusan terhadap penaganan masalah stunting, karena 10 sampai 15 tahun lagi para anak stunting tersebut akan memasuki usia produktif.
Sehingga menurutnya percuma bila pemerintah saat ini menggalakan Industri 4.0 tetapi masalah stunting tidak diselesaikan.
"Percuma kita punya program industri atau ekonomi apapun, karena anak anak yang nanti masuk usia produktif, tidak bisa belajar karena tidak adanya asupan gizi," katanya.
Hashim menyayangkan pemerintah saat ini tidak menempatkan masalah stunting sebagai prioritas. Padahal menurutnya hal tersebut menyangkut masa depan Indonesia.(Tribun Network/fik/wly)
