Prabowo Dituding Haus Kekuasaan, Sang Adik: 'Kalau Haus Jabatan Sudah Mau jadi Cawapres Jokowi'
Menurut Hashim, kembali majunya prabowo dalam Pemilu presiden 2019, bukan karena haus kekuasaan.
Menurut Hashim tudingan tersebut tidak berdasar dan fitnah.
"Kami tidak ingin membuat Khilafah, ini tudingan, konyol, dangkal, itu hoaks. Selama dua tahun kami jadi korban haoks soal khilafah," kata Hashim.
Bagaimana mungkin pihaknya mau membentuk Khilafah. Menurut Hashim tim pemenangan Prabowo Sandi terdiri dari berbagai latar belakang, termasuk dalam keyakinan agama.
"Kami sejak satu tahun, dua tahun ini sering dianggap anti Pancasila, mau bentuk khilafah. Saya terbuka saja, saya Kristen Protestan saya sering ke gereja. Pak Budi (wakil direktur BPN) katolik, dan ada yang Hindu," katanya.
Hashim menduga tudingan anti-Pancasila dan khilafah, dilontarkan dari kubu lawan di Pemilu Presiden 2019.
Selain itu menurutnya pihak lawan menggunakan isu tersebut sebagai 'peluru' serangan karena menganggap Pancasila itu hanya sila pertama saja. Menurutnya mereka lupa bahwa ada lima butir dalam Pancasila.
Hashim mengatakan mereka yang jauh dari Pancasila adalah mereka yang tidak menerapkan 5 butir dalam pancasila tersebut. Salah satunya yakni butir kelima yang berbunyi 'Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia'.
"Menurut kami menurut saya. Yang sering terlupakan sila ke lima. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan sosial, itu karena kita tidak merasa adil situasinya. Kalau kita bicara sila kelima orang bengong. Menurut Prabowo, kalau sila kelima tidak ditegakkan, sila ketiga terancam," pungkasnya.
Heran
Selain menyinggung soal perpolitikan, Hashim juga berbicara mengenai kondisi gizi. Ia bercerita mengenai kepedulian kakaknya, Prabowo Subianto pada masalah stunting di Indonesia.
Pada saat ia masih tinggal di London, Inggris 2006 silam, Prabowo memanggilnya untuk berdiskusi.
Ternyata topik yang didiskusikan adalan masalah stunting. Hashim sempat heran, kakaknya memberi perhatian khusus pada masalah tersebut.
"Saya kaget, Prabowo, Jenderal yang sudah saya kenal dari kecil, kini peduli pada masalah stunting," kata Hashim.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Hashim mengatakan pada saat itu ia sama sekali tidak tahu mengenai masalah stunting. Ia baru paham saat Prabowo menceritakan keprihatinannya mengenai banyaknya anak penderita stunting di Indonesia.
