Koleganya Ditolak di Kampus UGM, Fadli Juga Ditolak Kampus di Bogor ''Ditekan dari Atas''
Fadli Zon mengaku batal menjadi pembicara dalam acara Dies Natalis di sebuah kampus di Bogor
TRIBUNSUMSEL.COM - Fadli Zon mengaku batal menjadi pembicara dalam acara Dies Natalis di sebuah kampus di Bogor.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Fadli Zon untuk menyikapi adanya pembatalan acara seminar yang dilakukan oleh Universutas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Baca: Disarankan Pakai Rompi Anti Peluru, Fadli Zon : Peluru nyasar ke Ruangan Saya, Takdir
Diketahui sebelumnya, Sudirman Said dan Ferry Mursyidan batal menjadi pembicara dalam seminar yang rencananya dilaksanakan di Auditorium Fakultas Peternakan UGM, Jumat (13/10/2018).
Kabag Humas UGM, Iva Ariani membenarkan perihal pencabutan izin pemakaian ruang auditorium tersebut.
Pencabutan tersebut dilakukan karena penyelenggara seminar bukan dari civitas akademika UGM.
Batalnya acara diskusi ini menjadi polemik di ruang publik.
Baca: Live Streaming Indonesia vs Hongkong Tak Bisa dari Vidio.com, Tonton di Link Berikut ini
Hingga Indonesia Lawyers Club (ILC) Tv One mengangkat kejadian tersebut sebagai tema acara yang akan tayang malam ini, Selasa (16/10/2018).
Menanggapi batalnya acara tersebut, Fadli mengungkapkan jika dirinya mengalami hal yang serupa.
Fadli mengatakan akan mengisi acara pada tanggal 28 Oktober nanti.
Namun ia mengaku batal menjadi pembicara.
Alasannya, menurut Fadli, karena 'ditekan dari atas'.
Hingga kini belum diketahui pasti apa maksud ucapan 'ditekan dari atas' yang dikatakan oleh Fadli Zon.
"Sy juga tgl 28 Okt diundang jd pembicara dies natalis sebuah kampus di Bogor, eh dibatalkan. Alasan ditekan dr atas," kicau Fadli Zon, Selasa (16/10/2018).
Tanggapan Ferry Mursyidan
Ferry Mursyidan Baldan adalah eks Menteri Agraria dan Tata Ruang di era Jokowi.
Tercatat, ia kini bergabung ke Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga.
Kepada TribunSolo.com, Ferry mengaku heran akan pembatalan acara seminar di UGM.
"Saya sedih itu terjadi di kampus yang punya tradisi intelektual tinggi seperti UGM," katanya seusai acara deklarasi relawan Prabowo-Sandi di Solo, Sabtu (13/10/2018) sore.
"Awalnya sudah diizinkan boleh, tentu panitia sudah memasang backdrop, kalau tidak ada izin kan enggak mungkin," ujarnya.
Dia menyayangkan pembatalan izin yang dilakukan tiga jam sebelum acara dimulai.
Padahal seluruh persiapan sudah dilakukan panitia.
Menurutnya, materi seminar pun tidak ada kaitannya dengan politik.
Seminar tersebut bertema kepemimpinan era milenial di masa revolusi industri 4.0.
"Saya hadir di kampus, walaupun timses Prabowo-Sandi, saya tidak pernah ngomong itu (politik)," katanya.
Dirinya mengatakan baru pertama kali kejadian semacam ini menimpanya.
"Sekonvensional kampus manapun saya belum pernah mengalami," ungkap Ferry.
Tanggapan pihak UGM
Sosiolog dan Dosen Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM), Arie Sujito dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunnews.com, Senin (15/10/2018), mengatakan, di musim kampanye politik seperti saat ini, harusnya para politisi tahu bahwa penggunaan kampus sebagai arena kampanye itu ada aturannya.
“Kasus di Fakultas Peternakan UGM yang baru saja terjadi ini, ibarat mengadu mahasiswa dengan pengurus kampus. Kasihan mahasiswa dan pengurus kampus UGM terjadi konflik, akibat kepentingan politisi.”
“Kita tahu, Sudirman Said dan Ferry Mursyidan Baldan adalah Calon Legislatif dan juga Tim Sukses salah satu Capres. Tentu forum yang akan digelar mahasiswa itu bisa berubah menjadi forum politisi," ujar Dosen UGM ini.
Untuk itu dia menilai, wajar saja kalau para insan akademik dan pengurus kampus bereaksi keras menolak dengan sejumlah argumen.
“Mana mungkin forum itu disebut ilmiah, sedangkan beberapa pembicara adalah Calon Legislatif dan Tim Sukses salah satu Calon Presiden, yang sedang dalam momen kampanye," ucapnya.
“Situasi seperti tidak perlu terjadi jika para politisi menjaga etika politik dalam berinteraksi dengan kampus.”
Dia tegaskan, Kampus bukan anti politik, namun etika politik harus dijaga agar penghormatan pada institusi kampus selalu dipertahankan, agar kampus juga makin hormat terhadap politisi.
“Mahasiswa dan pengurus kampus perlu saling menjaga komunikasi, jangan sampai mudah masuk pusaran permainan elit politik yang sekarang sedang bergerilya kampanye ke kampus-kampus," jelasnya.
Seperti diketahui, Sudirman Said batal menjadi pembicara dalam seminar yang rencananya dilaksanakan di Auditorium Fakultas Peternakan UGM, Jumat (13/10/2018). Namun izin pemakaian tempat mendadak dicabut.
Kabag Humas UGM, Iva Ariani membenarkan pencabutan izin pemakaian ruang auditorium tersebut. Pencabutan tersebut dilakukan karena penyelenggara seminar bukan dari civitas akademika UGM.
"Jadi kami tegaskan tidak ada pembatalan dan pembubaran seminar. Kami tidak memberikan izin seminar itu dilaksanakan di auditorium. Kenapa? Karena penyelenggara bukan civitas akademika dari Fakultas Peternakan UGM," katanya saat dihubungi Tribun Jogja, Sabtu (13/10/2018).
Ia pun menjelaskan bahwa untuk menggunakan ruang, fakultas memiliki aturan yang harus dipenuhi. Menurut peraturan, ruang boleh digunakan untuk civitas akademika dan berguna untuk pengembangan Tri Dharma.
"Untuk memakai ruang kan fakultas memiliki aturan. Sementara yang menyelenggarakan itu bukan civitas akademika. Ada sebuah kelompok yang memang anggotanya mahasiswa, individu. Jadi ya nggak boleh digunakan," jelasnya.
Bagi mahasiswa yang tergabung dalam panitia, ia menjamin tidak ada DO. Ia mengungkapkan untuk DO melakukan proses panjang, seperti sidang etik. Peluh sebab itu mahasiswa tidak perlu khawatir dan bisa menjalani proses perkuliahan seperti biasa.
Sementara itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan UGM, Angger M Ghozwan Hanif menyatakan bahwa seminar kebangsaan bertajuk kepemimpinan era milenial bukan kegiatan BEM Fakultas Peternakan UGM.
"Seminar bukan merupakan kegiatan BEM Fakultas Peternakan UGM. BEM juga tidak pernah mengeluarkan publikasi dalam bentuk apapun, termasuk flyer uang beredar. Oleh sebab itu, Informasi yang beredar bukan tanggungjawab BEM," katanya.
Ia pun menyampaikan fakultas memiliki kebijakan terkait penggunaan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan fakultas.
Selaku ketua BEM, ia juga menyampaikan permintaan maaf pada pihak-pihak terkait atas ketidaknyamanan yang terjadi.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Batal Mengisi Acara Kampus di Bogor, Fadli Zon: Ditekan dari Atas, http://solo.tribunnews.com/2018/10/16/batal-mengisi-acara-kampus-di-bogor-fadli-zon-ditekan-dari-atas