PSSI Usai Sanksi Persib dan Arema FC, Kini AFC Menghukum PSSI, Ini Denda dan Alasannya

PSSI mendapat sanksi dari Federasi sepak bola Asia (AFC) untuk penyalaan flare dalam ajang Asian Games 2018

FERRIL DENNYS/KOMPAS.com
Kongres PSSI 

TRIBUNSUMSEL.COM - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mendapat sanksi dari Federasi sepak bola Asia (AFC) untuk penyalaan flare dalam ajang Asian Games 2018.

AFC merilis sanksi terkini untuk beberapa pelanggaran pada Rabu (10/10/2018).

Baca: Sedang Berlangsung : Live Streaming Asian Para Games 2018 Cabor Renang, Potensi Emas

PSSI menjadi salah satu di antara menerima sanksi AFC terkait dengan pertandingan semifinal Asian Games 2018 antara Vietnam Vs Korea Selatan pada 29 Agustus 2018.

Keterangan resmi AFC menyebutkan jika saat pertandingan tersebut ada suporter yang menyalakan flare pada saat laga memasuki menit 66 hingga 70.

Baca: UFC 229 : Menang Melawan McGregor, Khabib Nurmagomedov Malah Akan Keluar Dari UFC, ini Alasannya

Hal tersebut dianggap telah melanggar pasal 64.1 dalam aturan disiplin dan kode etik AFC.

Suasana tribune Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, pada pertandingan semifinal sepak bola Asian Games 2018 antara timnas U-23 Vietnam kontra timnas U-23 Korsel.
Suasana tribune Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, pada pertandingan semifinal sepak bola Asian Games 2018 antara timnas U-23 Vietnam kontra timnas U-23 Korsel.
MUHAMMAD ROBBANI/BOLASPORT.COM

Akibat insiden ini, PSSI didenda sanksi sebesar 6.250 dolar AS (sekitar Rp 95 juta).

PSSI diwajibkan membayar denda sanksi tersebut dalam waktu 30 hari sejak keputusan ini dirilis, juga dihimbau untuk tak mengulangi pelanggaran tersebut.

Sanksi tak hanya berlaku untuk PSSI, federasi sepak bola Vietnam (VFF) juga turut mendapat sanksi soal flare, yakni sebesar 12.500 dolar AS (Rp 190 juta).

Mereka dianggap tak bisa menjaga fans mereka karena menyalakan flare dalam laga semifinal melawan Korea Selatan pada menit 66 hingga 70.

Hukuman dari AFC terkait dengan pertandingan Asian Games 2018 juga tak sampai disitu saja.

Selain federasi, ada pula pemain yang mendapat sanksi.

Pemain Bahrain, Yusuf Shabaan dilarang tampil dalam dua pertandingan uji coba dan denda Rp152 juta karena meludahi Koordinator Umum pertandingan.

Pemain Uzbekistan, Masharipov Jaloliddin, juga mendapatkan hukuman. Dia melempar botol ke wasit saat timnya bermain melawan Korea Selatan, sehingga dilarang bermain selama enam bulan serta denda Rp76 juta.

Sehari sebelumnya,  dampak kekacauan saat Arema FC menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang menuai sanksi.

Laga yang berlangsung Minggu (6/10/2018) sore itu diwarnai aksi dirijen Aremania, Yuli Sumpil masuk ke lapangan.

Tidak hanya Yulis Sumpil, beberapa Aremania lainnya ada yang memprovokasi pemain Persebaya.

Lantas apa sanksi bagi Arema FC?

Komite Disiplin PSSI telah bersidang dan mengambil keputusan terkait pelanggaran kode disiplin pada pertandingan Liga 1 antara Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 6 Oktober 2018 lalu.

Manajemen Arema FC menganggap perlu secepatnya. merespon hasil sidang Komdis terkait aktifitas pelanggaran regulasi pada laga Arema FC vs Persebaya pada 6 Oktober 2018 di Stadion Kanjuruhan Malang Menurut CEO Arema FC Iwan Budianto, secara prinsip pihaknya menerima apapun yang menjadi keputusan Komdis PSSI, kendati secara obyektif hukuman ini dirasa sangat berat bagi kelangsungan hidup klub.
"Tidak hanya bagi klub yang kehilangan dukungan dari Aremania di saat posisi Arema fc di klasemen masih berada di posisi yg mengkhawatirkan, Klub juga kehilangan pendapatan, tentu akan berpengaruh terhadap operasional kelangsungan hidupnya. Tidak hanya pemain dan official, tapi nasib karyawan juga akan terdampak," tuturnya.
Selain klub, imbuh IB, dampak yang dirasakan bagi Aremania yg tidak dapat mendampingi tim kebanggaannya, jg akan berimbas bagi pelaku usaha kecil seperti asongan, pkl yg mendapat rejeki saat pertandingan, efek lainnya yakni pada sisi kontribusi penerimaan pajak daerah yg jg akan terhambat" Dampak yang lain tentu menjadi keresahan warga Malang Raya dimana Arema fc yg selama ini menjadi salah satu hiburan yang banyak diminati masyarakat Malang Raya, bahkan juga menjadi image bersama yang dimanfaatkan sebagai brand usaha kecil masyarakat.
Dengan sanksi ini akan sangat berpengaruh terhadap aktifitas dan pendapatan mereka. Bahkan arema fc harus menegoisasi ulang kerjasama sponsorship dengan pihak sponsor yg selama ini sudah terjalin. Meski demikian, lanjut IB, Arema FC sebuah klub yang menjunjung tinggi integritas Sepakbola itu sendiri.
Bahwa setiap upaya penegakan regulasi harus dihormati dan dipatuhi. Jika terjadi pelanggaran berat maka kami siap menghadapi konskwensinya. Hukuman yang dikenakan bagi Arema fc dan Aremania, lanjut IB; diharapkan menjadi momentum perubahan perilaku positif bagi semua saja, tidak hanya klub, panpel, tapi juga suporter. ----bersambung di comment
 

Dari laporan pengawas pertandingan dan tim pemantau PSSI, ditemukan beberapa pelanggaran.

Beberapa pelanggaran yang dimaksud, yakni pengeroyokan yang dilakukan suporter Arema FC terhadap suporter Persebaya Surabaya, intimidasi yang dilakukan oleh suporter Arema FC dengan cara mendekati pemain Persebaya Surabaya.

Atas pelanggaran ini, Arema FC diberi sanksi larangan menggelar pertandingan tanpa penonton pada laga home dan suporter mereka dilarang memberikan dukungan juga pada saat laga away sampai akhir musim kompetisi 2018.

Pelanggaran lainnya, yakni penyalaan flare dan pelemparan botol yang dilakukan suporter Arema FC. Atas pelanggaran ini, Arema didenda Rp. 100.000.000.

Selain kepada klub, Komite Disiplin juga menghukum dua suporter Arema FC, Yuli Sumpil dan Fandy karena memprovokasi penonton lain dengan cara turun ke lapangan.

Keduanya dihukum tidak boleh masuk stadion di wilayah Republik Indonesia seumur hidup.

“PSSI memastikan setiap pelanggaran disiplin Kompetisi, mendapatkan sanksi. Tidak ada toleransi,” kata Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.

Selain kasus Arema FC, Komite Disiplin juga menyidangkan beberapa kasus lainnya. Berikut hasil sidang dan keputusannya;

1. PS Barito Putera 
- Nama kompetisi: Go-Jek Liga 1 2018
- Pertandingan: PS Barito Putera vs PSMS Medan
- Tanggal kejadian: 7 Oktober 2018
- Jenis pelanggaran: Ofisial PS Barito Putera yang tidak teridentifikasi terlibat kericuhan dengan pelatih PSMS Medan
- Hukuman: Sanksi denda Rp. 25.000.000

2. Persikabo Kabupaten Bogor
- Nama kompetisi: Liga 3 2018
- Pertandingan: Persikabo Kab. Bogor vs Bogor FC
- Tanggal kejadian: 26 Agustus 2018
- Jenis pelanggaran: Pelemparan botol, penyalaan flare serta masuk ke dalam lapangan
- Hukuman: Sanksi denda Rp. 25.000.000

3. Pemain Persip Pekalongan, Iwan Wahyudi
- Nama kompetisi: Liga 3 2018
- Pertandingan: Persatu Tuban vs Persip Kota Pekalongan
- Tanggal kejadian: 7 Oktober 2018
- Jenis pelanggaran: Memukul lawan
- Hukuman: Sanksi larangan bermain sebanyak 2 (dua) pertandingan

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved