Breaking News

Rupiah Melemah Terhadap Dollar

Siang Hari Ini Dollar Kokoh di Rp 15.000, Level Jisdor BI Tertinggi Sejak September lalu

Setelah bertahan di level Rp 14 ribuan akhirnya nilai tukar dolar terhadap rupiah menembus level baru Rp 15.000

Penulis: Hartati |
Tribunnews.com/Herudin
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Setelah bertahan di level Rp 14 ribuan akhirnya nilai tukar dolar terhadap rupiah menembus level baru Rp 15.000.

Berdasarkan data perdagangan Reuters, Rabu (3/10/2018), dolar AS pagi ini dolar berada di level Rp 15.085 dan sepanjang pagi ini dolar bergerak pada kisaran Rp 15.050 hingga Rp 15.090.

Baca: Putri Amien Rais Sebut Ratna Akan Dihabisi Bila Lapor Polisi

Ini merupakan level tertinggi nilai tukar dolar dalam 20 tahun terakhir.

Melemahnya rupiah ternyata juga diikuti oleh mata uang lainnya termasuk mata uang negara raksasa seperti Inggris dengan Poundsterling  ikut melemah, begitu juga dengan Euro, Mexican Peso dan Swedish Krona.

Baca: 3 Tahun Menanti Momongan, Aktor Reza Pahlevi dan Ika TQLA Umumkan Kelahiran Anak Pertama

Mengutip website Bank Indonesia, pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar rate (Jisdor) pada tanggal 3 Oktober mencapai Rp 15.088.

Sebelumnya, Jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada Senin (1/10/2018), rupiah telah melemah 114,5 poin atau 0,77 persen dari Rp 14.910 per dollar AS.

VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS selain dipicu oleh penguatan dollar AS terhadap seluruh mata uang dunia pada perdagangan waktu AS tempo hari.

Ini juga diikuti oleh kenaikan imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS dan harga minyak dunia.
Di sisi lain, isu perang dagang antara AS dan China kembali memanas setelah AS mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan Kanada dan Meksiko yang mengisyaratkan pembatasan barang-barang dari China.

Karena sentimen global yang cenderung risk-averse tersebut mendorong koreksi di pasar keuangan domestik yang didorong keluarnya dana asing di pasar obligasi dan pasar saham.

Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) bertenor 10 tahun pun naik sekitar 9 bps menjadi 8,10 persen.

Ekonom Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan, berdasarkan analisis model yang dilakukan, pelemahan rupiah terjadi akibat lonjakan harga minyak. Sebab, Indonesia bukan lagi bagian dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

"Sementara harga komoditas income seperti batu bara, CPO dan karet masih lemah," ujar Budi.

"Jadi sangat tidak mengejutkan kalau hari ini rupiah melemah menembus Rp 15.000," ujar dia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved