Gempa Donggala

Gempa Palu dan Donggala: Kisah Gadis SMA Bertahan Hidup 2 Hari di Kubangan Air Bersama Jenazah Ibu

Kota Palu, Kabupaten Donggala dan sekitarnya, diguncang gempa dan dihantam tsunami

IST via Tribuntimur.com
Air Teluk di Palu dikabarkan naik 

TRIBUNSUMSEL.COM-Kota Palu, Kabupaten Donggala dan sekitarnya, diguncang gempa dan dihantam tsunami pada Jumat, (28/9/2018).

Gempa bermagnitudo 7,7 SR ini telah meluluh lantakkan beberapa kota di Sulawesi Tengah.

Berbagai cerita pilu terjadi saat gempa Donggala dan Palu.

Baca: Live Streaming MNC TV dan Jadwal Timnas Indonesia U 16 vs Australia Perempat Final Piala Asia 2018

Salah satunya adalah kisah seorang gadis SMA bernama Nurul.

Nurul ditemukan masih hidup saat terjebak di dalam kubangan air di Kompleks Perumnas Bala Roa, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Dilansir Grid.ID dari Kompas, tim Basarna akhirnya berhasil menyelamatkan Nurul pada Minggu (30/9/2018).

Selama dua hari terjebak di dalam kubangan air itu, Nurul berdampingan dengan jenazah ibunya, Risni, yang lebih awal meninggal dunia.

Baca: Update Gempa dan Tsunami Palu: Tidur di Tenda Pengungsian, Ini yang Dirasakan Adelia Istri Pasha

Kubangan air tersebut berasal dari PDAM yang bocor sehingga menutupi setengah badannya.

Sang ayah yang selamat berusaha untuk membantu putri dan istrinya yang terjebak, namun kondisi tak memungkinkan.

"Anakku sempat minta tolong."

"Waktu kejadian saya di samping rumah."

"Saat gempa saya lari keluar dan tidak bisa lagi menyelamatkan ibunya dan dua anakku," tutur Yusuf, ayah Nurul.

Baca: Live Streaming MNC TV dan Jadwal Timnas Indonesia U 16 vs Australia Perempat Final Piala Asia 2018

Nurul bisa bertahan selama dua hari karena keluarganya yang selamat terus memberikan makanan dan air minum untuknya.

Meski ia bisa bertahan selama 2 hari, saat ditemukan oleh tim Basarnas Nurul tampak lemah dan letih.

Baca: Kembali Berseteru Setelah 15 Tahun, Inul Daratista Ngaku Tak Paham Mau Rhoma Irama

Lokasi tempat Nurul terjebak merupakan satu kelurahan dengan ratusan rumah yang rata dengan tanah.

Bau bangkai juga mulai menyengat di lokasi tersebut.

Baca: 3 Artis Korea Ini Posting Ucapan Duka Cita untuk Gempa dan Tsunami Donggala-Palu

Bahkan, menurut warga, masih banyak mayat yang terjebak di dalam rumah dan belum dievakuasi.

Rahmat, salah satu warga sekitar Perumnas Bala Roa, menjelaskan, gempa ini meluluhlantahkan satu kelurahan, ratusan rumah rusak berat, dan menyebabkan tanah longsor.

Melansir Tribunnews, tim Basarnas pagi ini melakukan upaya evakuasi yang berada dalam tiga titik, yakni Perumnas Bala Roa, Hotel Roa-roa, dan Mall Ramayana.

Foto gempa dan tsunami di Palu
Josua Marunduh
Foto gempa dan tsunami di Palu

Hingga pagi tadi, Minggu (30/9/2018), korban gempa Palu sudah mencapai lebih dari 400 orang.

Baca: Dampak Gempa Donggala, Narapidana Boleh Cari Anggota Keluarga dengan Syarat Wajib Lapor Tiap 2 Hari 

Kabar terakhir menyebutkan jumlah korban telah mencapai 420 orang dan ini masih bisa terus bertambah.

Sebelumnya telah dikabarkan bahwa gempa terjadi lebih dari lima kali dengan magnitudo antara 5-7,4.

Gelombang tsunami kemudian menerjang Pantai Talise, Palu.

Dilansir dari BMKG, tinggi gelombang diperkirakan antara 0,5-2,0 meter.

Salah satu saksi mata yaitu Nining sempat melihat kondisi pasca gempa dan tsunami.

"Banyak mayat berserakan di pantai dan mengambang di permukaan laut," kata Nining saat dihubungi Kompas.com di lokasi pengungsian gedung DPRD Kota Palu, Sabtu (29/9/2018).

Nining menambahkan bahwa kondisi korban dunia sangat memprihatinkan.

Baca Juga : Pengakuan Saksi Mata Terkait Korban Gempa Donggala dan Tsunami Palu

Jenazah bercampur dengan puing-puing material yang berserakan.

Sebagian jalan raya pun hancur akibat terjangan gelombang tsunami.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved