Jack Ma Sudah Bertekat Untuk Pensiun, 'Aku Ingin Mati di Pantai, Bukan di Kantor'
Jack Ma Sudah Bertekat Untuk Pensiun, 'Aku Ingin Mati di Pantai, Bukan di Kantor'
TRIBUNSUMSEL.COM - Jack Ma Sudah Bertekat Untuk Pensiun, 'Aku Ingin Mati di Pantai, Bukan di Kantor'
Salah satu orang terkaya di dunia, Jack Ma mengejutkan publik dunia setelah merencanakan pensiun tahun depan dari semua perusahaan yang dimilikinya.
Ya, dilansir South China Morning Post, Jack Ma merencanakan pensiun satu tahun lagi, terhitung sejak 10 September 2018.
Jack Ma, orang terkaya Tiongkok yang melejit lewat perusahaan jual beli online Alibaba, berencana menunjuk anak muda menjadi penggantinya di posisi CEO.
Jack Ma, mengaju jenuh dengan semua kesibukan di dunia bisnis.
Ia ingin kembali mengabdikan hidupnya sebagai guru lagi.
Dilansir South China Morning Post, Jack Ma mengatakan betapa ia menyesali kehidupan yang justru sudah membuatnya kaya raya.
Jack ma sebenarnya sudah lengser menjadi CEO, dan ia kini berposisi sebagai komisaris eksekutif.
Tapi, hal itu belum juga membuatnya lepas dari kesibukan.
"Ketika aku pensiun sebagai CEO, aku yakin akan punya waktu main golf lebih banyak,"
"Tapi nyatanya, Ya Tuhanku, aku menghabiskan 870 jam hanya untuk terbang tahun lalu, dan tahun ini makin menjadi, seribu jam," kata Jack Ma, pada 2017, dikutip dari South China Morning Post.
"Intinya, aku tak mau mati di kantor. Aku mau mati di pantai," ujar Jack Ma.
Mesk tak lagi mengendalikan langsung Alibaba, Jack Ma tetap punya kesibukan luar biasa, terutama menghadiri sejumlah undangan konferensi dan forum ekonomi dan teknologi.
Pada Januari, sebuah video menunjukkan Jack Ma yang kekelahan ketika menghadiri sebuah forum.
Saat itu, ia ternyata baru menghadiri 3 acara sekaligus, yang hanya terpaut dalam hitungan jam saja.
Menyesal
Satu kutipan mengejutkan dari Jack Ma lainnya adalah ia menyesal telah mendirikan Alibaba pada 1999.
Menurut Jack Ma, setelah Alibaba tumbuh jadi perusahaan raksasa, ia harus bertanggungjawab mengendalikan perusahaan yang menghidupi 86 ribu karyawan.
"Aku hanya ingin mendirikan perusahaan kecil dan tidak tumbuh segitu besarnya. Kini aku mendapat beban tanggungjawab sebegitu besar, dan menghadapi banyak masalah," kata dia.
"Setiap hari aku sibuk seperti presiden, tapi aku tak punya kekuatan. Kehidupanku terampas," kata Jack Ma di sebuah forum di Rusia, Juni 2016.
"Bila aku bisa mengulang hidupku, aku tak akan pernah menjalankan bisnis seperti ini. Aku ingin menjadi diriku sendiri, aku ingin menikmati hidup," kata Jack Ma.
Menurut Jack Ma, momen paling indah dalam hidupnya adalah ketika ia hidup miskin sebagai guru dengan gaji hanya sebesar Rp 196 ribu per bulan. (*)