Sumsel Bukan Sasaran Target Penerbitan Surat Utang Saving Bond Ritel, Ini Alasannya
Surat utang seri ritel ini merupakan yang perdana setelah sebelumnya pemerintah menyasar surat utang untuk korporasi
Penulis: Hartati |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Pemerintah menerbitkan surat utang saving bond ritel (SBR) seri SBR004 belum lama ini.
Obligasi pemerintah itu secara resmi dicatatkan di pasar modal, tapi Sumatera dan Palembang tidak menjadi provinsi dan kota yang menjadi sasaran target sosialisasi SBR.
Berbeda dengan penerbitan surat utang seri terdahulunya atau dua bulan lalu yang mencatatkan Palembang juga Sumsel sebagai kota di luar pulau Jawa yang menjadi sasaran sosialisasi sehingga target penjualan surat utang adalah target nasional bukan per wilayah.
Baca: Dikabarkan Telah Menikah, Ini Penampakan Rumah Mewah Bercat Putih Milik Kartika Putri
Baca: Aksi Kocak Jonatan Christie & Anthony Ginting Saat Rebutan Kunci ,Videonya Bikin Netizen Gemas
"Bisa jadi warga Palembang dan Sumsel secara umum dinilai sudah melek investasi dan juga finansial yang memadai untuk membeli SBR sehingga kini kota dan provinsi sasaran sosialisasikan dialihkan ke bagian timur yang sebelumnya dari arah barat," ujar Sudarso Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan, kemarin.
Sudarso optimis surat utang yang baru ini juga bakal laku dan diminati masyarakat karena seri ritel ini merupakan yang perdana setelah sebelumnya pemerintah menyasar surat utang untuk korporasi ataupun pelaku bisnis.
Baca: Pembukaan Jembatan Endikat Pagaralam Terhambat, Ada Kabel Terlepas di Bawah Jembatan
Baca: Temukan Ular Piton 5 Meter dengan Perut Besar, Warga Jirak Raya Muba Penasaran Lalu Keluarkan Isinya
Kekuatan kondisi ekonomi saat ini dikatakannya tidak akan menyurutkan masyarakat membeli surat utang negara.
Apalagi jika dihitung, surat utang negara adalah investasi yang memiliki nilai return lebih tinggi dari jenis investasi lainnya termasuk deposito.
Meski nilai return-nya lebih besar namun dari sisi keamanan jelas ini investasi yang aman karena jelas prosedur pembelian dan penjualan.
Baca: Warga Desa Penanggiran Muaraenim Sampai Urunan Kumpulkan Uang Demi untuk Rumah Asoma
Baca: Biasa Latihan Lawan Tim Putra, Sepak Takraw Putri Indonesia Kalah Hadapi Bola Pelan Vietnam
Dia mengatakan pemerintah menyasar masyarakat secara umum karena jika surat utang negara dimiliki masyarakat yang otomatis membuat masyarakat memiliki saham negara maka kekuatan ekonomi negara akan jauh lebih kuat karena dimiliki orang banyak.
Itulah sebabnya surat utang negara disasar juga pada masyarakat dan pasar dalam negeri.
"Bunga surat utang negara memang ikut terkerek karena adanya kenaikan suku bunga acuan BI, tapi nilai return surat utang negara akan jauh lebih besar ke depannya," jelas Sudarso.
Baca: Profil Idrus Marham -- Mantan Mensos dan Sekjen Golkar yang Baru Saja Ditahan KPK
Baca: Aturan Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala Dibuat Sejak Tahun 1978
Dia juga mengatakan surat utang negara bukanlah surat utang yang tidak bisa diperjual belikan. Surat utang ini bisa kembali dijual atau secondary market dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Disebut sejumlah pengamat dan kalangan surat utang negara "tidak laku" khususnya oleh pihak luar, Sudarso membantah itu.
Menurutnya seri surat utang terdahulu yang dikeluarkan pemerintah seperti bond valuta asing laris di pasaran. Saat ditawarkan permintaan dari luar negeri banyak.
Hari ini pemerintah mengeluarkan surat utang SBR003 yang bisa dimiliki masyarakat umum dengan minimum pemesanan sebesar Rp 1 juta dan maksimumnya sebesar Rp 3 miliar.
Baca: Lagi Tren Heels Berbahan PVC Bening, Tampil Lebih Fashionabel
Baca: Sejumlah Organisasi di Palembang Tolak Kehadirannya, Ratna Sarumpaet : Aku Pasti Datang
