Idrus Marham Ditahan KPK
Idrus Marham Ditahan KPK, Begini Kisahnya Dulu Diusir 2 Kali dari Kantor Kemensos Gegara Pakaian
Idrus ditahan setelah menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka kasus dugaan korupsi kontrak kerja sama pembanguna
TRIBUNSUMSEL.COM -- Mantan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham resmi menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Idrus ditahan setelah menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka kasus dugaan korupsi kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau-1 di Gedung KPK Jakarta, Jumat (31/8/2018).
"Ditahan selama 20 hari pertama di Rumah Tahanan KPK," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah, saat dikonfirmasi. Idrus tiba di Gedung KPK pada pukul 13.37 WIB.
Idrus yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam datang didampingi pengacaranya, Samsul Huda.
Mantan Menteri Sosial tersebut keluar dari Gedung KPK pada pukul 18.29 WIB.
Saat keluar dari ruang pemeriksaan di lantai II, Idrus telah mengenakan rompi tahanan oranye berlogo Tahanan KPK.
Idrus diduga berperan dalam pemberian uang suap terhadap Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih.
Menurut KPK, Idrus berperan mendorong agar Eni menerima uang Rp 4 miliar pada November dan Desember 2017, serta Rp 2,2 miliar pada Maret dan Juni 2018.
Semua uang itu diberikan oleh Johannes Budisutrisno Kotjo, selaku pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited.
Eni Maulani Saragih sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt.
Eni diduga menerima suap atas kesepakatan kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau-1 di Provinsi Riau.
Eni diduga menerima suap sebesar Rp 500 juta yang merupakan bagian dari commitment fee 2,5 persen dari nilai proyek kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau-1.
Commitment fee tersebut diberikan oleh Johannes Budisutrisno Kotjo.
Dalam kasus ini, KPK juga menetapkan Johannes sebagai tersangka karena memberikan suap kepada Eni. Menurut KPK, dalam pengembangan penyidikan diketahui bahwa Idrus ikut membantu dan bersama-sama dengan Eni Maulani menerima suap.(kompas)
==
Pernah Diusir Dua Kali dari Gedung Kemensos
Semasa masih menjadi menteri sosial, Idrus Marham ternyata menyimpan cerita terkait dirinya sempat diusir dari kantor kementerian yang dia jabat.
Setidaknya, dua kali dirinya pernah tidak diperbolehkan masuk ke dalam gedung untuk menemui sejumlah pejabat.
Saat itu, Idrus masih menjabat sebagai ketua umum Karang Taruna. Cerita Idrus, dia diusir karena memakai kaos dan celana jeans lusuh. Petugas keamanan yang ada di depan gedung, lalu mengusirnya dan tidak memperbolehkan dia untuk masuk ke dalam kantor yang terletak di Jalan Salemba Raya itu.
"Saya ingat dulu pernah diusir tidak boleh masuk ke sini, waktu masih di Karang Taruna. Itu baru di depan sudah diusir," kata dia seraya tertawa mengingat hal tersebut saat berbincang di Ruangan Menteri di Kementerian Sosial, Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Tidak hanya sekali itu. Sewaktu dirinya menjadi pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia, Sekjen Golkar itu dilarang untuk menemui menteri sosial saat itu. Dia diberhentikan oleh pejabat kementerian karena hanya memakai sandal jepit. Sementara pengurus lainnya, mengenakan pakaian sipil lengkap dengan jas KNPI.
"Saya masih ingat betul orangnya yang mengusir saya gara-gara saya cuma pakai sandal terus tidak boleh ketemu Menteri," ucapnya.
Idrus mengaku kantor Kementerian Sosial bukanlah lingkungan baru bagi dirinya. Dia merasa sudah sangat terbiasa dengan kementerian sosial. Bahkan, saat serah terima jabatan (Sertijab) pria kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan itu sempat menegur Sekjen Kemensos, Hartono Laras.
Alasannya, di sejumlah titik di lingkungan kantor, terpampang spanduk bertuliskan "Selamat Datang Menteri Sosial Idrus Marham".
"Harusnya jangan ditulis selamat datang. Tulis saja, selamat datang kembali. Saya sudah sangat familiar dengan lingkungan kementerian sosial," kata dia disambut tawa dan tepuk tangan para pegawai kememterian yang hadir saat sertijab.
Acara serah terima jabatan dimulai sekira pukul 14.40 WIB, Idrus dan Khofifah Indar Parawansa terlihat kompak mengenakan batik berwarna cokelat. Keduanya terlihat tersenyum usai melakukan penandatanganan berkas berita acara dan menonton sebuah video perjalanan kementerian sosial selama dipimpin oleh Khofifah.
Dalam sambutannya, Khofifah meyakini penerusnya, Idrus Marham dapat berlari cepat dan menyelesaikan program hingga 2019 mendatang.
"Saya meyakini Pak Idrus bisa cepat berakselerasi dan menuntaskan program-program yang sudah direncanakan," ucap calon gubernur Jawa Timur itu.
Menanggapi sambutan Khofifah, Idrus berkelakar. "Bu Khofifah tadi ini katanya mau pamit. Emang mau pamit kemana sih, bu?" tukasnya disambut tawa.
Pimpin Lap Terakhir
Idrus Marham dalam sambutannya di depan Eselon I, II dan III Kementerian Sosial mengibaratkan dirinya sedang balapan di ajang Formula 1. Namun kondisinya, dia memimpin di lap terakhir dengan medan yang berliku dan hujan besar.
"Ini ibaratnya saya lap terakhir. Berliku, hujan deras lagi karena tahun politik kan," kata Idrus Marham.
Sudah pasti, kata dia, kondisi fisik lelah dan konsentrasi hilang karena perjalanan yang hampir mencapai garis finis.
Karena itu, Idrus merasa perlu adanya akselerasi dan berlari lebih kencang. Dia mengatakan kebersamaan mitra Kementerian Sosial dan seluruh pemangku kepentingan akan semakin ditingkatkan dan lebih produktif.
"Kemarin saya sudah belajar dengan Bu Khofifah. Saya ingin kebersamaan yang sudah dibangun Bu Khofifah semakin ditingkatkan dan dipastikan lebih produktif," katanya.
Khofifah sebelumnya meminta kepada menteri sosial yang baru untuk mempertahankan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK yang sudah disematkan kepada Kemensos.
Selain itu, ketua umum Muslimat NU itu juga meminta agar menjaga lingkungan Kemensos tetap sebagai lingkungan bebas korupsi sebagaimana yang telah diberikan oleh KPK. Juga, rangking tertinggi di Kementerian Keuangan sebagai kementerian yang memiliki perencanaan dan laporan kerja yang baik.
"Saya harap semua itu dijaga dan dipertahankan oleh Pak Idrus," kata dia disambut tepuk tangan.(*)