SBY Dianggap Terlalu Berambisi Jadikan AHY Cawapres, Ia Disarankan Teladani Sikap Megawati

SBY Dianggap Terlalu Berambisi Jadikan AHY Cawapres, Ia Disarankan Teladani Sikap Megawati

Tribunnews/Jeprima
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers terkait pertemuan tersebut di kediamannya dikawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2018). Pertemuan tersebut menyepakati kesamaan visi dan misi sebagai dasar untuk membangun koalisi dalam Pilpres 2019. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - SBY Dianggap Terlalu Berambisi Jadikan AHY Cawapres, Ia Disarankan Teladani Sikap Megawati 

Ada yang menarik dari acara Ijtima' Ulama dan Tokoh Nasional di Jakarta hari ini, yakni Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF) Ustadz Yusuf Muhammad Martak meminta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk "meneladani" sikap Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Ia mengatakan, Megawati tidak memaksakan putrinya, Puan Maharani untuk maju di Pilpres 2019. Padahal, PDI Perjuangan menjadi partai pemenang pemilu.

 Hal itu, lanjutnya, hendaknya juga dicontoh oleh SBY yang dianggap sejumlah pihak terlalu "ambisi" dan "ngotot" memaksakan sang putra Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus menjadi cawapres.

"Seperti saya lihat Megawati, enggak lihat Puan harga mati karena sekali lagi semua ada ukurannya, setiap motor, setiap mesin kan harus dilihat kemampuannya, nanti takut AHY engga maksimal di tengah jalan," ujar Yusuf, di Jakarta, Sabtu (28/7/2018).

Senada dengan itu, pengamat komunikasi politik Ari Junaedi melihat faktor AHY harus dipatok jadi cawapres, menjadikan SBY dan Demokrat blunder.

"SBY tidak realistis menawarkan AHY harus jadi calon RI-2 karena akan menimbulkan resistensi saat penjajagan dan penawaran ke kedua kubu. Kubu koalisi pendukung Jokowi tentu harus menghormati kesepakatan para partai politik yang mendukungnya sejak awal. Apalagi Demokrat baru "akan" menjadi bagian koalisi Jokowi," ucap Ari, Sabtu (28/7/2018).

"Sebaliknya, di kubu oposisi tawaran SBY tentu akan "ditentang" PKS dan PAN. Dua sekondang setia Gerindra ini sudah lama menyiapkan calon pendamping untuk Prabowo. Andai saya jadi SBY, pasti tawaran menteri untuk AHY dari Jokowi akan saya terima dari pada AHY batal jadi cawapres di kubu Prabowo," imbuh Ari Junaedi.

Menurut pembimbing disertasi S3 di Universitas Padjadjaran ini, SBY selalu menggunakan pola "semua salah Megawati".

Padahal kebuntuan berkoalisi dengan Jokowi lebih disebabkan karena "faktor" ayah yang sangat terlalu sayang anak tanpa mempertimbangkan realitas politik yang ada.


Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved