Pilpres 2019
Dukung Jokowi Maju 2 Periode, Nasib TGB di Partai Demokrat Bakal 'Terancam'? Ini Kata AHY
Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB) menyatakan bahwa dirinya berharap masih
TRIBUNSUMSEL.COM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB) menyatakan bahwa dirinya berharap masih di Partai Demokrat.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV, TGB terang-terangan mengatakan bahwa apapun yang terjadi harus disyukuri.
"Soal resiko dukung Pak Jokowi, saya tidak merasa gimana-gimana, biasa-biasa saja, saya menjalani ini dengan banyak syukur dan bersabar, dan selama menyampaikan sesuatu berdasarkan keyakinan dan nilai-nilai islam, apapun bisa dihadapi," ujarnya.
Saat ditanya resiko harus keluar dari Partai Demokrat, TGB berharap itu tidak terjadi.
"Mudah-mudahan tidak sampai seperti itu, setiap orang punya rasionalitas masing-masing," ujar TGB yang saat ini menjadi majelis tinggi di partai Demokrat.
Diberitakan sebelumnya dari Kompas TV, TGB telah memutuskan untuk mendukung Jokowi maju dalam Pilpres 2019.
Keputusan tersebut merupakan sikap pribadinya dan tidak mewakili pihak manapun.
TGB menyatakan, apa yang ia sampaikan adalah semata-mata untuk kepentingan dan kemaslahatan warga Nusa Tenggara Barat.
TGB mengaku, keputusan itu ia ambil setelah 4 tahun ia melihat adanya pecah belah umat, terutama pasca Pemilihan Umum Kepala Daerah.
"Keputusan ini saya ambil setelah empat tahun saya melihat, menilai dan juga pasca pemilukada serentak kemarin terutama. Saya melihat di beberapa daerah, pembelahan itu sudah begitu terasa. Jadi pembelahan antar umat ini luar biasa. Satu mengklaim dialah aspirasi umat dan yang lain bukan umat dan bahkan dengan narasi-narasi dan wacana yang merusak persaudaraan kita," ungkap TGB.
"Jadi pasca Pemilukada saya melihat wacana-wacana dan orasi yang dikembangkan, dan bahkan itu semakin mengkhawatirkan. Mengutip ayat-ayat perang seakan-akan 2019 itu kita akan perang kurusetra antara Pandawa dan Kurawa. Pilihan saya sebagai anak bangsa adalah diam atau bersuara, dan saya memilih untuk bersuara. Ini tidak ada kaitannya dengan jabatan apa-apa," tambahnya
Tanggapan Demokrat
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto menilai, dukungan Ketua DPD Partai Demokrat NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi kepada Presiden Joko Widodo untuk menjabat kembali pada periode kedua merupakan sikap pribadi.
Hal itu disampaikan Agus menanggapi pernyataan TGB yang menyampaikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo untuk menjabat kembali pada periode kedua.
"Yang disampaikan Pak TGB (Tuan Guru Bajang) tentunya ini adalah pendapat pribadi. Karena kalau pendapat dari partai tentunya yang menyampaikan dari DPP. Dan ini adalah pendapat pribadi, dan tentunya terlepas dari pendapat dari Demokrat," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/7/2018) yang dilansir dari Kompas.com.
Ia membenarkan, TGB tergabung dalam Majelis Tinggi Partai Demokrat. Namun, ia mengatakan, tak setiap pernyataan TGB merepresentasikan Demokrat.
Agus menambahkan, hingga saat ini Majelis Tinggi Partai Demokrat belum mengeluarkan keputusan resmi soal dukungan di Pilpres 2019.
"Semuanya diputuskan di dalam rapat majelis tinggi, tidak disampaikan sendiri-sendiri. Sehingga saya pun juga anggota majelis tinggi, dan tentunya semuanya kami runut mengikuti apa yang diputuskan oleh rapat majelis tinggi," kata Agus.
Menurut saya, yang kami ketahui apa yang disampaikan TGB adalah pendapat pribadi," lanjut dia. (TribunWow.com/Woro Seto)
Ada Partai Setan dan Partai Allah ,TGB Tegas Menolak
Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB) menyatakan tidak setuju dengan adanya sebutan partai Allah dan partai setan.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV, TGB terang-terangan menyebut jika penggolongan partai Allah dan partai setan adalah sebuah kekeliruan.
"Saya tidak setuju dengan penggolongan partai Allah dan partai setan, itu salah konteks, karena partai apa yang ada di Indonesia bisa mengeklaim partainya sebagai hizbullah, dengan kriteria apa dirinya bisa menyebut partainya hizbullah, lalu dengan kriteria apa orang bisa menyebut partai setan, atas dasar apa menuduh sebuah partai setan, sehingga menurut saya penggunaan istilah dalam konteks diametral antara keimanan dan kekufuran antara haq dan bathil tidak pas digunakan untuk kostestasi politik, seharusnya politk dijadikan hal-hal untuk menggali yang positif," ujar TGB.
Sebelumnya, politisi Demokrat itu mengatakan bahwa tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang berisi soal perang sebagai ceramah untuk politik
Menurutnya kontestasi politik berbeda dengan perang.
"Ada banyak sekali beberapa orang, berorasi di depan publik, ada ayat Surat Ali Imran, Al Anfal, dan At-Taubah, itu yag kerap digunakan untuk konstestasi politik, nah saya menganjurkan agar tidak menggunakan ayat-ayat perang, saya tidak bisa membayangkan jika publik berpikir bahwa pilkada seperti halnya perang yang dilakukan Rosulullah dan para sahabat, pasti hal itu akan terjadi permusuhan, padahal tahun 2014 belum selesai dan besok 2019 diproduksi lagi," ujar TGB.
TGB lantas mengatakan bahwa di dalam pemilu yang paling penting adalah kompetisi dalam kebaikan.
"Dalam konteks ayat perang saat itu kaum kafir quraish ingin menghancurkan Madinah, peperangan antara yang haq dan bathil (benar dan salah), sementara saat ini kan tidak ada yang ingin menghancurkan, semuanya ingin berbuat baik agar Indonesia maju ke depan, Indonesia yang mampu kompetitif dengan negara lain," ujar TGB.
Menurutnya, pemilu hanya mekanisme mencari pemipin yang terbaik
"Pemilu adalah mekanisme 5 tahunan, kita bisa mencari yang terbaik, hal-hal yang bisa ditawarkan untuk bangsa, maka itu yang kita pilih," ujarnya.
Amien Rais sebut ada partai Allah dan partai setan
Seperti diketahui, Amien Rais usai mengikuti Gerakan Indonesia Salat Subuh berjemaah di Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018) menyebut ada partai setan dan partai Allah.
"Sekarang ini kita harus menggerakkan seluruh kekuatan bangsa ini untuk bergabung dan kekuatan dengan sebuah partai. Bukan hanya PAN, PKS, Gerindra, tapi kelompok yang membela agama Allah, yaitu hizbullah. Untuk melawan siapa? untuk melawan hizbut syaithan," ujar Amien Rais. (TribunWow.com/Woro Seto)