Buset ! Bocah 13 Tahun Ini Habiskan Uang Sebesar Rp 1.5 Miliar Hanya Demi Judi,Sang Ayah Syok!
Namun jika tidak digunakan semestinya, hal tersebut justru menjadi hal yang sangat membahayakan.
TRIBUNSUMSEL.COM -- Internet seakan telah menjadi bagian hidupn remaja masa kini.
Tak hanya para remaja, banyak anak-anak yang kini sudah banyak yang mengunakan smartphone.
Memang manfaat kemajuan internet ini semakin memudahkan kita dalam melakukan segala sesuatu.
Namun jika tidak digunakan semestinya, hal tersebut justru menjadi hal yang sangat membahayakan.
Seperti yang dialami oleh seorang anak sekolah yang baru berusia 13 tahun ini.
Diusianya yang masih begitu muda, ia telah mengahbiskan uang £ 80.000 atau sekitar 1,5 Miliyar Rupiah.
Uang tesebut ia habiskan untuk melakukan perjudian online.

Melansir dari Metro.uk, ia menggunakan kartu kredit ayahnya untuk membiayai kecanduannya itu.
Remaja yang berasal dari Lancashire ini mulai memasang taruhan setelah melihat iklan .
untuk taruhan online sambil menonton pertandingan sepak bola di Wembley.
Karena tertarik dengan iklan tersebut, Ia lantas mengambil kartu kartu di ponselnya
Dirinya lantas membuat akun taruhan menggunakan identitas ayah direktur perusahaannya.
Semejak itu ia pun menjadi kecanduan judi olahraga tersebut.
Ia menempatkan ratusan taruhan setiap minggu pada pertandingan sepak bola dan kuda.
Dirinya memasang sebanyak £ 3.000 atau sekitar 500 juta setiap kali taruhan.

Ketika di tanya ia sempat menyebut jika kecanduan karena hal tersebut begitu menyenangkan dan mudah.
"Saya tidak tahu bahwa judi bisa menjadi kecanduan seperti merokok, minum atau obat-obatan", ujarnya.
Ia juga menambahkan "Rasanya menyenangkan dan saya pikir saya akan menghasilkan uang juga, itu terlalu mudah".
Remaja itu menjelaskan bagaimana ia dapat mendaftarkan dirinya tanpa ketahuan jika dirinya masih di bawah umur.
Ternyata ia mengaku memasukan identitas milik ayahnya.
"Saya hanya harus memasukkan nama ayah, alamat, tanggal lahir dan rincian kartu",jelasnya.
"selanjutnya mencentang kotak yang mengatakan saya berumur 18, itu benar-benar memerlukan waktu yang singka mendaftar dan mulai berjudi".
Untuk mengurangi kecanduannya itu, dia harus menemui seorang psikoterapis untuk membantu mengekang kecanduannya setelah itu hampir membangkrutkan keluarga itu.
Kisah bocah itu muncul ketika Pemerintah yang baru mengungkapkan 25.000 anak-anak berusia 11-16 tahun yang kecanduan judi.
Anggota parlemen menyerukan peraturan periklanan yang lebih ketat untuk mencegah perjudian anak-anak.
Jumlah anak usia 16 tahun yang tertarik pada perjudian telah meningkat sepertiga dalam tiga tahun terakhir.(*)