Driver Online Ditemukan Tewas
Driver Gocar Palembang Tewas Dibunuh, Pelaku Sempat Kuliah, 1 Pelaku Diancam Ditembak Mati
Tyas masih sempat kuliah pasca aksi pembunuhan pada 15 Februari lalu. Sempat mengikuti kuliah pada Senin (19/2) pagi.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Tyas masih sempat kuliah pasca aksi pembunuhan pada 15 Februari lalu. Sempat mengikuti kuliah pada Senin (19/2) pagi.
Hal itu diungkapkan rekan kuliahnya yang melihat Tyas kuliah.
Baca: Viral Puisi Sukmawati Soekarnoputri Diduga Lecehkan Islam, Begini Tanggapan Menohok Kartika Putri
"Sekitar pukul 10.00, saya lihat dia di kelas, waktu itu saya mengikuti kuliah Kewirausahaan, tapi memang tidak curiga kalau dia yang membunuh," kata salah satu mahasiswa yang mengaku bernama Putra.
Ia menjelaskan, sejak beberapa hari terakhir nama Tyas terus menjadi perbincangan dikalangan mahasiswa, mereka tidak menyangkan Tyas yang dikenal pendiam tega melakukan perbuatan keji dengan menghilangkan nyawa seseorang.

Baca: Tersentil Oleh Postingan Mytha Lestari, Lucinta Luna Tulis Kalimat Sindiran Ini
Mahasiswa Unsri yang satu fakultas dengan Tyas pun kaget ketika media sosial memampang wajah dia sebagai pelaku yang diburu polisi, bahkan satu mahasiswa pun tak ada yang berani menanyakan kebenaran hal tersebut kepada pelaku.
"Ya takut kalau HP nya diperiksa ada nama kita, ya takut disangkut-sangkuti, makanya kami diam saja dan tidak berani banyak bicara," terang dia yang mewanti-wanti namanya jangan disebut lengkap.
Bahkan setelah terakhir melihat, sampai ia menyerahkan diri tak pernah terlihat.
Baca: Terungkap ! Ternyata Ini 3 Trik Jitu Andika Kangen Band Bisa Taklukan Banyak Wanita Cantik
Tyas merupakan mahasiswa duduk dibangku semeseter II, selama ini ia melihat Tyas rajin masuk kuliah.
Bahkan orangnya kerap bersosialisasi dan memang jarang menceritakan kehidupan pribadi.
"Orang tuanya dimana dan kerja dimana juga tidak cerita, yang saya tahu dia dari Muba itu saja," katanya.
Sementara, saat akan mengkonfirmasi ke bagian staf Fakultas Ekonomi, salah satu staf enggan memberikan informasi.
Mereka menyuruh untuk meminta izin kepada Rektor atau pernyataan rektor langsung untuk memberikan informasi data pribadi Tyas.
"Maaf dek, hanya pihak rektorat yang berhak berbicara, kami staf tidak ada kewenangan," ungkapnya seraya meninggalkan Tribun.
1 Pelaku Masih Buron
Hengki Sulaiman, tersangka pembunuh driver taksol Tri Widyantoro, tidak bisa tenang lagi dalam pelarian. Penyidik Polda Sumsel berhasil melacak keberadaannya.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, pihaknya akan menyikat habis Hengki karena dinilai sudah berlaku sangat kejam terhadap korban.

"Meski pun begitu, jika Hengki ini menyerahkan diri tentunya sebagai pihak kepolisian akan menjunjung Hak Azasi Manusia dan akan melindunginya. Karena itu, lebih baik serahkan diri saja, jika tidak kami sikat betul," tegasnya, Senin (2/4).
Kapolda mengapresiasi orangtua Tyas Dryantama, salah satu tersangka pembunuh yang diserahkan ke Polda Sumsel.
Karena itu, pihaknya memastikan hukum akan ditegakkan dan akan melindungi meski pun sebagai tersangka.
"Ayahnya menyerahkan anaknya setelah kami mengancam akan menghabisi para pelaku, sehingga ayahnya menyerahkan anaknya langsung," ujar Zulkarnain.
Keterlibatan Tyas dalam kasus itu yakni memegang tangan korban serta ikut dalam membuang mayat korban di semak-semak.
Tersangka Tyas Dryantama (19), mahasiswa Unsri, mengaku tidak mengetahui kemana keberadaan Hengki. Selain itu dia juga mengaku kalau yang merencanakan pembunuhan ini yakni Bayu Irmansyah, Poniman, dan Hengki sedangkan dirinya hanya ikut-ikutan saja.
"Saya hanya ikut memegang tangannya saja dan ikut membuang korban," katanya saat ditemui di Polda Sumsel.
Ia juga mengaku dari hasil perampokan tersebut dirinya pun tidak mengambil sepeser uang milik korban. Meski dirinya ditawari hasilnya merampok.
"Saya tidak mau dan saya takut karena masih memikirkan kuliah," terangnya.
Kejadian ini berawal saat Senin (11/2), ketiga temannya tersebut datang sudah merencanakan pembunuhan ini. Kemudian, pada Kamis (15/2) saat baru pulang kuliah ketiga temannya datang ke kosannya dan menanyakan tali tambang dan dirinya mengambilkan tali tambang tersebut.
Tyas mengaku tidak tahu tali tambang ini digunakan untuk menjerat korban.
Kemudian, Bayu disuruh memesan gocar dari belakang kantor Gubernur ke Kenten Laut. Dirinya pun mengaku diajak ketiga temannya tersebut untuk ikut.
Sesampainya di Kenten Laut ketiga temannya pun melakukan aksi ini dan dirinya hanya memegang tangan kiri korban. Setelah korban tewas, ia pun disuruh membantu membuang korban di semak-semak.
"Saya ingin melaporkan kejadian ini, tapi saya takut karena kata Hengki jika saya melapor maka saya juga akan ditangkap. Jadi saya takut," ujarnya.
Dalam kejahatan tersebut, empat tersangka mengatur rencana dengan memesan taksi online. Aksi sadis itu mereka lakukan dengan berpura-pura memesan angkutan dari Jalan Kapten Anwar Arsyad, Pakjo, Palembang menuju Kenten Ujung Banyuasin Kamis 15 Februari lalu.
Saat berada di kebun sawit Tanjung Lago, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, para pelaku meminta berhenti dan ketika itulah salah satu Poniman menjerat leher Tri menggunakan tali tambang.
Sementara tersangka lain membekap mulut korban dan memegangi tangan. Lalu, jasad Tri dibuang ke semak-semak dan baru ditemukan polisi sudah menjadi tulang, Jumat (30/3).
Dalam penelusuran, tersangka Poniman (21), ditembak mati karena berusaha melarikan diri saat berusaha diringkus polisi di kediamannya di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Lalan, Musi Banyuasin Sumsel, Kamis (29/3).
Lalu, petugas meringkus tersangka Bayu (20) di Jalan Letnan Simanjuntak, Kecamatan Kemuning, Palembang. Dia terpaksa dilumpuhkan dengan sebelas tembakan di kakinya karena berusaha kabur. Bayu saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Sementara Tyas diserahkan orangtuanya.
Tewas Dibunuh
Diberitakan sebelumnya, penemuan tengkorak dan belulang manusia di semak-semak rawa Parit 6 Sungai Dungun Desa Muara Sungsang Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin, Jumat (30/3) pukul 14.30, diduga Tri Widyantoro (43), driver online yang hilang sebulan lebih.
Dari informasi dihimpun, jasad diduga Tri ditemukan sudah menjadi tulang belulang. Bahkan tubuh korban ditemukan tidak utuh yang diketahui terpisah menjadi 16 bagian, di antaranya tengkorak kepala, pinggul, tangan, kaki, dan paha. bagian tubuh lainnya tidak ditemukan di lokasi pencarian.

Selain itu juga ditemukan pakaian dan celana korban, serta seutas tali warna biru yang diduga digunakan pelaku menjerat leher korban.
Jasad korban tak utuh lantaran diduga dimakan hewan liar.
Lokasi semak rawa merupakan habitat hewan biawak yang berjarak sekitar 200 meter dari jalan raya.
Warga sekitar pernah mencium adanya bau bangkai, namun mereka acuh lantaran mengira bangkai hewan seperti biasanya.
Tiba di RS Bhayangkara, jasad Tri disambut tangis pihak keluarga.
Terutama Rohana (43), istri korban yang mengendong anak bungsunya, Tsabit (2). Anak bungsunya ini tak henti-hentinya menangis dalam gendongan Rohana.
Bahkan Rohana juga sempat ditenangkan keluarganya karena tak kuasa melihat suami ditemukan dalam kondisi tragis.
Begitu juga dengan rekan-rekan korban sesama driver online yang juga ikut menyambut kedatangan jasad Tri. Ratusan driver online sempat berdoa untuk jasad Tri yang selama ini hilang.
Usai mayat dimasukan ke dalam kamar mayat, rekan-rekan satu profesi Tri sempat salah paham. Mereka mengira di salah satu mobil polisi ada tersangka yang membunuh Tri.
Sempat ramai, tetapi akhirnya berhasil ditenangkan sesama mereka dan situasi kembali tenang. Suara takbir juga mewarnai suasana kamar mayat. Teriakan ucapan terima kasih juga diungkapkan kepada kepolisian.
"Terima kasih bapak polisi dari kami," ujar rekan sejawat korban.