Sriwijaya FC
Sriwijaya FC Berharap Pada Duet Maut Beto-Dzhalilov di Partai Hidup Mati Lawan PSMS Medan
Sriwijaya FC berada dalam tekanan di laga terakhir penyisihan Grup A Piala Presiden, Jumat (26/1) pukul 15.30.
TRIBUNSUMSEL.COM, BANDUNG - Sriwijaya FC berada dalam tekanan di laga terakhir penyisihan Grup A Piala Presiden, Jumat (26/1) pukul 15.30.
PSMS Medan hanya butuh hasil imbang, sementara Laskar Wong Kito harus meraih kemenangan untuk lolos ke babak perempatfinal.
Duet striker Manucechr Dzalilov dan Alberto Goncalves jadi tumpuan.
Meski banyak yang menilai keduanya memiliki gaya bermain yang sama, pelatih Rahmad Darmawan menyebut hal tersebut bukanlah sebuah masalah.
“Tidak masalah jika ada pemain yang memiliki tipikal bermain yang sama, tugas pelatih adalah memastikan agar keduanya memahami job desk masing-masing saat di lapangan," kata RD saat sesi jumpa pers, Kamis (25/1) sore di Bandung.
Sebetulnya desakan untuk menduetkan dua striker itu sudah mengemuka sejak awal Piala Presiden digelar.
Publik penasaran melihat aksi Beto, yang beberapa kali menjadi top skor Liga Indonesia, bermain bareng Dzalilov, idola baru fans SFC yang menyandang predikat top skor Liga Tajikistan dua kali berturut-turut serta pemain terbaik AFC Cup 2017.
Sebelumnya, saat laga perdana melawan Persib Bandung (16/1) lalu, Alberto Goncalves yang mendapatkan kesempatan bermain terlebih dulu, sementara Dzalilov harus menonton dari bangku tribun penonton.
Sedangkan di partai kedua, giliran Dzalilov yang turun dan Beto harus beristirahat.
Kini guna memforsir kemenangan, pelatih asal Lampung ini pun mengisyaratkan akan memainkan keduanya secara bersamaan sejak menit awal.
Dalam beberapa sesi latihan terakhir sebelum laga, Dzalilov dan Beto dicoba untuk diduetkan di lini depan SFC.
“Soal siapa yang akan masuk starting eleven melawan PSMS nanti, saya akan menunggu laporan tim dokter beberapa jam sebelum pertandingan. Namun saya sudah membuat beberapa simulasi saat latihan, mulai dari kemungkinan Beto saja yang bermain, Dzalilov yang turun atau keduanya diduetkan sejak awal,” kata RD.
Jelang laga hidup mati itu, RD menyebut pihaknya tidak tertekan dan enjoy.
“Apakah wajah saya terlihat seperti tertekan? Penting buat saya untuk bisa memberikan instruksi dengan tenang, sejak awal saya pun selalu menenkankan bahwa turnamen ini adalah bagian dari masa persiapan dan sudah diprogramkan sejak jauh hari. Yang terpenting adalah prosesnya, bagaimana pemain bisa bermain dengan skema yang kami inginkan dan dengan motivasi tinggi, soal hasil itu belakangan,” jelasnya.
RD menyebut timnya berada di posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan tim lawan.
“PSMS hanya butuh hasil seri buat lolos, sementara kami wajib menang. Persaingan di grup lainnya juga sangat ketat, jadi tidak ada kata lain selain meraih poin penuh agar tidak bergantung dengan hasil lainnya. Kami sudah membuat beberapa simulasi di laga ini, memang ada dua pemain yang akan absen nantinya,” ujar pelatih yang musim lalu berkarier di Liga Malaysia ini.
Eks pelatih timnas Indonesia ini pun memuji PSMS sebagai tim yang menunjukkan permainan luar biasa di turnamen pra musim ini.
“Mereka transisi dari bertahan ke menyerang sangat cepat, itu kelebihan mereka. Namun selain itu seluruh pemainnya juga bermain dengan militan dan motivasi tinggi, PSMS juga di 2 laga awal tampil nothing to lose, tanpa beban sehingga mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya, akan sangat susah menghadapi lawan dengan karakter seperti ini,” bebernya.
Sementara itu, pelatih PSMS Djajang Nurjaman menolak anggapan timnya lebih menjadi favorit di laga ini.
“Melawan SFC, sekali lagi kami tegaskan bahwa ini laga berat dan sangat menentukan untuk PSMS jika ingin lolos. Walau jadi pemuncak klasemen sementara, tapi di laga ini kami tetap butuh poin. Jadi saya berharap mereka tetap bermain spartan seperti yang sudah diperlihatkan di dua laga awal,” ungkap eks pelatih Persib Bandung ini.
Djanur pun merendah dengan menyebut bahwa materi pemain yang dimilikinya saat ini berbeda dengan jauh dengan SFC.
“Pemain harus kerja keras, lawan adalah tim bertabur bintang dan sangat berpengalaman. Sementara kami basic-nya adalah pemain yang berasal dari Liga 2 dan pemain tambahannya dianggap banyak pihak berasal dari yang tidak dipilih klub lain,” ujarnya.
Selain itu, kemenangan SFC di partai terakhir melawan PSM juga diakuinya akan sangat menambah kepercayaan diri tim asal Sumsel ini.
“Kami tetap respek dan menyebut SFC sebagai tim tangguh. Apalagi mereka juga punya pelatih berpengalaman, semua pasti tahu bagaimana reputasi Rahmad Darmawan selama ini,” puji Djajang yang pernah menjadi asisten RD saat menukangi Pelita Jaya beberapa tahun lalu. (nto)