Ketahuan, Ternyata Fredrich Yunadi Diduga Pesan Kamar RS Lebih Dulu Sebelum Setya Novanto Sakit
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga mantan pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi sudah memesan lebih dulu kamar perawatan di
TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus penangkapan tersangka kasus korupsi e-KTP Setya Novanto dinilai dramatis masih menjadi perhatian publik.
Laiknya drama serial, dirinya sulit untuk ditangkap dengan mengemukakan alasan-alasan tak logis.
Salah satunya terkait penangkapan keduanya dimana tiba-tiba tersangka dinyatakan sakit dan tak mampu diperiksa.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga mantan pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi sudah memesan lebih dulu kamar perawatan di RS Medika Permata Hijau sebelum mantan Ketua DPR itu masuk untuk dirawat.

Bahkan, KPK menduga Fredrich berencana memesan 1 lantai kamar perawatan di rumah sakit yang terletak di kawasan Jakarta Selatan itu.
Sebelum Novanto dirawat di RS tersebut, KPK juga menduga Fredrich sudah datang terlebih dulu untuk berkoordinasi dengan pihak di RS tersebut, bahwa Novanto akan dirawat pukul 21.00 WIB.
Padahal KPK menyebut, saat itu belum diketahui Novanto sakit apa.
"Didapat juga informasi bahwa salah satu dokter di RS mendapat telpon dari seorang yang diduga sebagai pengacara SN, bahwa SN akan dirawat di RS sekitar pukul 21.00 WIB dan meminta kamar perawatan VIP yang rencananya akan di-booking 1 lantai. Padahal, saat itu belum diketahui SN akan dirawat karena sakit apa," kata Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan dalam jumpa pers di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Penyidik, kata Basaria, juga mendapat informasi bahwa Fredrich bahkan sampai memesan satu lantai di rumah sakit tersebut.
KPK sebelumnya mengungkapkan adanya dugaan persekongkolan antara Fredrich dengan dokter RS Medika Permata Hijau, Bimanesh Sutarjo.
Keduanya diduga bekerja sama memasukan Novanto ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau, pasca kecelakaan lalu lintas yang dialami Novanto di kawasan Permata Hijau, Kamis (16/11/2017).
"FY dan BST diduga bekerja sama untuk memasukan tersangka SN ke rumah sakit untuk dilakukan rawat inap dengan data-data medis yang diduga dimanipulasi sedemikian rupa," kata Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan dalam jumpa pers di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Bimanesh diketahui merupakan dokter yang pernah merawat Novanto setelah mengalami kecelakaan di kawasan Permata Hijau.
Basaria menyatakan, dugaan keduanya bekerja sama itu agar Novanto dapat menghindari panggilan dan pemeriksaan oleh penyidik KPK.
Basaria melanjutkan, meskipun diakui kecelakaan, Novanto tidak dibawa ke IGD, melainkan langsung ke ruang rawat inap VIP.
Dalam kasus ini, Fredrich dan Bimanesh sudah ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya diduga melakukan tindak pidana mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan kasus e-KTP dengan tersangka Setya Novanto.
Keduanya disangkakan melanggar Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. (kompas.com)
Sama-sama Pengacara Hebat, Berikut Perbandingan Kekayaan Hotman Paris Hutapea dengan Fredrich Yunadi
Hotman Paris Hutapea merupakan pengacara kondang di Indonesia yang dikenal karena kekayaannya.
Seolah tak mau kalah dengan Hotman, pengacara Setya Novanto belakangan ini juga mulai pamer kekayaannya, saat ditanya oleh Najwa Shihab dalam wawancara catatan Najwa.
Bahkan, ia juga mengaku tak kalah dari Hotman Paris Hutapea.
Lantas, seperti apa perbandingan kekayaan diantara keduanya, berikut perbedaanya.
Fredrich Yunadi
Fredrich dikenal sebagai salah satu pengacara Setya Novanto.
Fredrich dinilai sering memberikan pernyataan yang kontroversial terkait klien dan kasus yang sedang ditanganinya.
Fredrich memiliki kantor advokat bernama Yunadi & Associates, yang didirikan sejak 1994 bersama 12 rekanannya.
Ia juga sering menangani beberapa kasus besar, seperti kasus direksi Bank EXIM tahun 1998, PT. Inter World Steel Mills Indonesia (tahun 2000), dan pembebasan tersangka korupsi Wakil Ketua DPRD Sidoarjo tahun 2004.
Tak hanya itu, Fredrich juga menjadi bahan pembicaraan lantaran dianggap pamer kekayaan.
Pada Jumat (24/11/2017) akun YouTube @Najwa Shihab memposting wawancara eksklusifnya dengan Fredrich Yunadi, di tengah pembicaraan, Fredrich mengungkapkan sejumlah kekayaannya.
"Saya memang suka mewah. Saya kalau ke luar negeri, sekali pergi itu minimum saya spend Rp 3 miliar, Rp 5 miliar, Sekarang tas Hermes yang harganya Rp 1 Miliar juga saya beli" ungkapnya.
Ia mengaku suka bermewah-mewah lantaran memiliki sejumlah kekayaan dari kedua orang tuanya dan usaha yang mereka miliki.
"Saya suka kemewahan, tapi bukan dari hasil kerja saya, dari orang tua saya, uang ini kita kembangkan, usaha kita banyak," imbuhnya.
Fredrich mengaku tidak kalah dengan Hotman Paris Hutapea.
"Bagi saya, kalau mau lihat saya, saya seperti pengacara yang sangat top kan, Hotman Paris. Dia itu lebih dari saya, tapi saya enggak kalah dengan beliau," katanya.
Fredrich juga mengaku digaji paling tidak 100 juta per kasus, untuk corporate lawyer.
"Kalau ada 20 perusahaan dalam sebulan, saya bisa hidup nikmat, nyaman," sambungnya.
Ia juga mencontohkan saat menangani kasus sengketa tanah, bayarannya 50% dari nilai tanah yang disengketakan.
"Yang menarik bagi saya, sejujurnya itu adalah sengketa tanah, dalam kasus sengketa tanah, saya tinggal bilang, tanah dibagi dua mau gak, gak mau cari yang lain, kalau tanah 1 harganya 100 miliar, bisa dibayangkan saya bisa dapat berapa miliar," ungkapnya.
Dalam sejumlah kasus besar yang pernah ditanganinya, Fredrich mengaku tidak dibayar, alias gratis, sebagai gantinya, ia mendapat kepuasan dan pamor yang naik.
Termasuk dalam kasus Setnov, ia juga tidak menjelaskan lebih lanjut terkait fee yang ia terima.
Hotman Paris Hutapea
Hotman Paris Hutapea merupakan pengacara kondang dengan berbagai julukan yang tidak lepas dari kemewahan, seperti pengacara 30 miliar, "Raja Pailit", dan dikenal sebagai pengacara selebritis.
Hotman pernah menangani sejumlah kasus besar, seperti menjadi kuasa hukum Nazaruddin, menangani sejumlah perkara selebritis, diantaranya Manohara Odelia Pinot, Jennifer Dunn, Syahrini, dll.
Baru-baru ini, Hotman Paris Hutapea bahkan memiliki program khusus di salah satu TV Swasta, yang bertajuk "Hotman Paris Show".
Pada video promosi acara yang beredar, Hotman tampak mengenakan jam, cincin, hingga sepatu bling-bling yang khas pada dirinya.
Baca: PVMBG Prediksi Letusan Besar Gunung Agung Terjadi Pada Waktu Ini
Ia juga tampak mengendarai mobil mewah dalam video tersebut.
Dikutip dari TribunJabar.co.id, Hotman mengaku pihak TV tersebut rela rela menaikkan tawaran mereka hingga beberapa kali agar dia mau menjadi host di acara tersebut.
Rumor yang beredar mengatakan jika bayaran Hotman setiap episodenya mencapai angka Rp 1 miliar.
Saat ditanya kebenaran rumor tersebut, Hotman tak membantah maupun membenarkan.
Tapi Hotman mengungkap jika televisi swasta itu rela menaikkan tawaran mereka hingga beberapa kali agar dia mau menerima pinangan mereka.
Hotman mengaku sebenarnya tidak mau karena kesibukannya sebagai pengacara.
Sehingga televisi swasta itu sampai lima kali menaikkan tarifnya agar dirinya mau menjadi host.
Dia kerap tampil di muka umum dengan tunggangan senilai miliaran, seperti Ferrari, Lamborghini, Bentley dan mobil SUV mewah Hammer.
"Punya saya semua, udah bayar (pajak)," katanya ditemui di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu, 23 Agustus 2017 lalu.
Lalu berapa koleksi mobil mewah Hotman dan besaran pajaknya per tahun?
"Gua lupa berapa unit. Satu gudang. Pajaknya berapa juga lupa. Kalau Lamborghini Rp 12 miliar, misalnya, hitung saja berapa pajaknya setiap tahun," ujar Hotman.
Tak hanya mobil mewah, Hotman Paris juga memiliki tak kurang dari 200 unit ruko di wilayah ibukota, 60 diantaranya tersebar di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara. (*)