Kasihan Tapi Ngakak, Pria Ini Kencing Sembarangan di Lift, Langsung Dapat Balasan yang Bikin Ngeri
Seorang pria telah melakukan perbuatan menjijikkan dengan kencing dalam dalam sebuah lift.
Penulis: Kharisma Tri Saputra | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Seorang pria telah melakukan perbuatan menjijikkan dengan kencing dalam dalam sebuah lift.
Namun tanpa disangkanya air kencingnya itu telah menyebabkan arus pendek dan lift rusak.
Sehingga mengakibatkan dia terperangkap di dalam lift tersebut.
Ketika itu dia berada di lantai 13.
Dilansir mynewshub, perbuatan pria itu telah direkam CCTV dan usai terjadi arus pendek yang menyebabkan lift terhenti.

Dia kelihatan melompat dalam lift itu sambil menekan tombolnya.
Dia melakukan perbuatan itu kerana menyangka tak ada yang memerhatikannya.
Video itu akhirnya menjadi viral.
Lelaki itu mencoba membuka pintu secara manual namun tidak berhasil.
Dan dia kelihatan takut kerana terperangkap dalam lift itu.
Kejadian ini terjadi di China.
Tidak diketahui berapa lama dia terperangkap.
Namun lelaki itu dikabarkan dipaksa membayar ganti rugi untuk memperbaiki lift tersebut.
Yang pasti dia sudah merasa malu saat diselamatkan oleh petugas.
Misteri Hilangnya Angka 4 dan 13 di Lift Terungkap, Ini Dia Jawabannya
Laporan wartawan TribunSumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pada umumnya, angka-angka disusun berurutan mulai dari satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, dan seterusnya.
Namun berbeda halnya dengan angka-angka di dalam lift yang tak ada angka empat maupun angka 13.
Seperti lift yang ada di hotel Horison yang tak mencantumkan angka empat.
Mengapa demikian, apakah ada unsur mistis di dalamnya?
Menurut Marketing Communication Hotel Horison Ultima Palembang, Pricilia WFS, banyak hotel dan gedung-gedung yang memiliki tangga lift tidak mencantumkan angka empat dan 13.

"Bukan hanya hotel saja, namun gedung-gedung biasanya juga tidak ada lantai empat dan 13 nya."
"Kalau yang saya tahu sih, katanya angka empat dan 13 angka yang tidak hoki."
"Terlebih lagi angka empat itu angka mati," ujar ujar Marketing Communication Hotel Horison Ultima Palembang, Pricilia WFS, Minggu (6/11/2016).
Lanjutnya, sebagian masyarakat yang berkiblat pada budaya Tionghoa memiliki kepercayaan soal Fengshui.
Angka empat itu kakinya satu, kalau dipikir menggunakan logika itu hal yang tak seimbang.
Selain itu pelafalan bahasa China, angka empat dibaca shi yang bisa diartikan ''mati''.
"Beda lagi dengan pelafalan bahasa Jepang, empat justru bermakna kesedihan, namun sama-sama buruk."
"Jadi, karena hal-hal itulah, angka empat dianggap tabu untuk digunakan karena ditengarai tidak membawa keberuntungan,"ujarnya.
Hal senada diungkapkan Secretary General Manager Aston Palembang, Vina Cameli, hotel Aston juga tidak ada angka tersebut.
"Karena memang disinyalir mengandung angka sial dan tak membawa keberuntungannya,"katanya. (Linda Trisnawati)
Sadarkah Kamu Mengapa Tidak Ada Huruf ''I'' dan ''O'' di Deretan Kursi Bioskop?
Bagi Anda yang sering nonton di bioskop pasti hapal dengan baris kursi yang diberi tanda dengan huruf Alfabet.
Tapi pernahkah Anda perhatikan, ternyata di deretan kursi tersebut tidak ada huruf I dan O?
Nah bagi Anda yang belum tahu, kedua huruf tersebut memang sengaja ditiadakan untuk memudahkan penonton ketika mencari kursi sesuai dengan tiket yang telah dibeli.
Hal tersebut dijelaskan, Manager Cineplex 21 Kota Palembang, Sugeng menjelaskan tidak adanya baris kursi huruf I dan O ternyata bukan karena takut sial atau ada kesan horrornya.

"Kenapa di setiap bioskop 21 tidak ada huruf I dan O dikarenakan huruf I hampir sama dengan J."
"Dan O hampir sama dengan huruf Q."
"Apabila tertera di tiket nanti penonton sulit membedakan."
"Dan penghilangan kedua huruf ini bukan tak lain karena kita ingin memberi kemudahan kepada pemegang tiket untuk mencari tempat duduknya," ujarnya, Minggu (30/10/2016).
Bagi Anda yang masih tidak percaya huruf I dan O tidak ada di deretan kursi, coba sesekali ketika ada nonton untuk melihat deretan kursi.
Pasti Anda tidak akan menemukan kedua huruf tersebut. (Melisa Wulandari)