Menohok, Judul Berita Setya Novanto di Media Luar Negeri ini Langsung To The Point
Pasalnya, saat penyidik KPK mendatangi rumah Setya Novanto, Ketua Umum Partai Golkar ini justru tak ada di sana.
TRIBUNSUMSEL.COM- Ketua DPR RI sekaligus tersangka kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto tengah menjadi perbincangan publik.
Sejumlah pemberitaan kembali menyeruak saat penyidik KPK menjemput paksa Setya Novanto ke kediamannya di Jalan Wijaya XIII No 19, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabut (15/11/2017) malam.
Kehadiran KPK ini menjadi puncak di mana isu mengenai Setya Novanto semakin menyebar.
Pasalnya, saat penyidik KPK mendatangi rumah Setya Novanto, Ketua Umum Partai Golkar ini justru tak ada di sana.
Sejak saat itu banyak pihak bertanya-tanya di mana keberadaan Novanto.
Hingga akhirnya pada Kamis (16/11/2017) malam, Novanto seketika muncul lewat sambungan telepon.
Malam itu Novanto diwawancara eksklusif oleh seorang wartawan Metro TV bernama Hilman Mattauch untuk program Prime Time News.
Namun tak lama setelah itu, mobil yang ditumpangi Novanto mengalami kecelakaan di kawasan Permata Hijau, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Novanto pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau.
Usai insiden ini, bukan rasa prihatin yang muncul di kalangan warganet.
Melainkan berbagai spekulasi mengenai kejanggalan saat Setya Novanto saat kecelakaan.
Sontak, media sosial dan media massa langsung diriuhkan oleh isu soal Novanto.
Ternyata media asing pun ikut menyoroti kasus yang sedang panas ini.
Mulai dari Media Singapura Straits Times, media Australia ABC News, dan media Amerika Serikat The Guardian.
Tribun Jabar melansir Straits Times, topik mengenai kecelakaan Novanto diulas dalam berita berjudul 'Indonesia's Speaker in hospital, avoids arrest'.
Straits Times membahas kondisi Novanto yang kini terbaring di rumah sakit sehingga membuatnya tak bisa ditangkap.
"Mr Novanto has previously ignored KPK's multiple summonses to be questioned, opting instead to chair meetings in Parliament and attend various Golkar party events," tulis Straits Times.

Sementara, media Australia, ABC News menuliskan soal Novanto yang semula menghilang saat akan ditangkap, tiba-tiba ada di rumah sakit dalam keadaan diperban.
ABC News menulis topik kecelakaan Setya Novanto dalam berita berjudul "Indonesian Speaker Setya Novanto wanted over corruption scandal, turns up in hospital emergency room".
Media ini pun menuliskan bahwa Novanto telah berada di pusaran korupsi selama bertahun-tahun.
"The politician is a political ally of President Joko Widodo but has been dogged by corruption allegations for years," tulis ABS News.
Dalam artikel ini dibahas pula hubungan Novanto dengan Donald Trump.
Bahkan Donald Trump pernah memuji Novanto sebagai 'orang hebat' saat Trump masih menjadi kandidat presiden Amerika Serikat.
"In 2016 he was praised as a "great man" by then US presidential candidate Donald Trump. But corruption rumours have dogged Mr Setya for years."

Selanjutnya, media Amerika Serikat The Guardian merilis dua berita saat Novanto hilang dan kecelakaan.
Berita pertama berjudul "Top Indonesian politician embroiled in huge corruption case goes missing".
Lalu, berita kedua berjudul "Indonesian politician who disappeared in corruption scandal found in hospital".
Pada berita pertama, The Guardian menyebutkan bagaimana kronologi KPK saat menjemput paksa Setya Novanto di rumahnya.
Berita ini pun mengungkap adanya bantahan dari pihak Novanto lewat pengacaranya, Fredrich Yunadi.
"But speaking to reporters from outside Novanto’s south Jakarta home, his lawyer Fredrich Yunadi denied his client was on the run. “He is not a coward, he just won’t be willingly raped,” Yunadi said on Thursday morning." tulis The Guardian.
Sedangkan, di berita kedua The Guardian menyebutkan pencarian sosok Novanto berakhir dramatis.
"The search for Indonesia’s house speaker Setya Novanto, who disappeared after becoming the target of an arrest warrant, came to a dramatic end on Thursday when he was reportedly found unconscious in hospital." tulis The Guardian.

Seperti diketahui, Novanto sudah terjerat beberapa kasus yang kontroversial.
Mulai dari kasus pengalihan hak tagih Bank Bali pada 1999.
Dilanjutkan pada 2003 terjerat kasus penyelundupan beras dari Vietnam sebanyak 60 ribu ton.
Pada 2006, Novanto juga terjerat kasus penyelundupan limba beracun (B-3) di Pulau Galang, Batam.
Satu kasus yang tak kalah kontroversial saat Novanto terjerat kasus korupsi proyek PON Riau 2012.
Ia kembali terjerat kasus yang berkaitan dengan nama Jokowi, yakni melakukan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Hingga yang terbaru kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP yang sudah bermula sejak 2013 lalu.