Geng Pelajar Lakukan Pembulian
Siswanya Kena Bully di Medsos, Begini Respon Humas SMA Tempat J Menimba Ilmu, Aneh bin Ajaib!
Pelajar di salah satu SMA Negeri di Palembang ini mengatakan, peristiwa tersebut bermula saat ia dipanggil oleh AR hendak membayar arisan.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus bully kembali mencoreng dunia pendidikan di kota Palembang.
Kali ini korbannya berinisial J, seorang siswi kelas XII (12) IPA, SMA Negeri di kota Palembang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tindak bully ini bahkan tergolong berani dengan disebarkan melalui media sosial via Instagram.
Tak terima dengan perlakuan bully tersebut, J akhirnya melapor ke SPKT Polresta Palembang.
Korban J telah telah mengungkapkan kronologi peristiwa yang menimpanya tersebut.
Sementara pihak sekolah di mana J menimba ilmu, mengaku sebelumnya tidak mengetahui peristiwa yang menimpa anak didiknya tersebut, sebelum akhirnya mendapat keterangan dari seorang rekan J.
"Pelakunya (bully) yang di video itu adalah siswa SMA Negeri Palembang, berdasarkan pengakuan rekan J yang kami panggil itu," kata Wakil Kurikulum SMA N 2 Palembang, Madiyono kepada TribunSumsel.com, Sabtu (21/10/2017).
"Kami diperlihatkan video oleh rekan J yang kami panggil itu. Kalau anak SMA N , kan kami tahu wajahnya. 'Ini anak mana?' kami tanya. 'Ini anak kelas 12 SMA ', kata rekan korban yang kami panggil itu," imbuhnya.
Menurut Madiyono, berdasarkan keterangan siswanya tersebut, J memiliki teman yang berasal dari SMA N .
"Berkumpullah mereka ini. Sekelompok anak itu temannya (J) semua. Kata siswa yang kami panggil itu, si J berteman akrab dengan teman-temannya itu. Tapi karena ada permasalahan, terjadilah itu (bully), padahal selama ini mereka berteman akrab," terangnya.
Madiyono juga membenarkan lokasi tindakan bully yang ada ada pada video tersebut, yakni di Jalan Garuda.
Menurut Humas SMA N 2 Palembang, Rosida, J sudah dua hari absen atau tidak sekolah tanpa keterangan.
"Sudah beberapa kali kami kontak lewat temannya, tapi tidak ada respon. Kami juga masih menunggu J untuk mengetahui kronologi kejadian sebenarnya. Kami sudah mendengar penjelasan dari temannya, sekarang kami mau mendengar penjelasan dari J," ujar Rosida.
"Kami terus terang, kami benar-benar tidak tahu kejadian ini. Sudah kami kontak, kata si J dia akan ke sekolah, tapi tunggu neneknya karena J tidak lagi bersama kedua orang tuanya," tegasnya.
Dalam keadaan atau posisi menjadi korban bully, pihak SMA N 2 tempat J sekolah, justru menutup akses bagi wartawan untuk bertemu dan meminta konfirmasi pada J.

Pun dengan rekan J yang memberikan keterangan pada guru mereka, juga tidak diizinkan pihak sekolah untuk diwawancara.
"Aduh gimana, ya? Biarlah kita sama-sama menunggu keterangan dari J. Kalau mau wawancara kepala sekolah, bisa siang saja," kata Rosida panik.
Kasus pembulian ini terjadi bermula saat J berniat menagih arisan.
J (16), warga Jalan Kadir TKR Kelurhaan 36 Ilir Kecamatan Gandus ini, malah menjadi korban bullying dan penganiayaan yang dilakukan teman-teman sekolahnya yakni AR dan kawan-kawan.
J ditampar, ditarik, dan dipaksa membuka jilbab dan masker yang digunakannya saat itu.
Bahkan, apa yang dilakukan terhadap J, direkam oleh geng AR ini, dan diunggah melalui live instagram dan insta story.
Merasa malu dan tak senang atas apa yang dilakukan teman-temannya tersebut.

Ditemani oleh ibundanya, akhirnya J membuat laporan di SPKT Polresta Palembang.
Saat berkonsultasi dengan petugas di SPKT Polresta Palembang.
Pelajar di salah satu SMA Negeri di Palembang ini mengatakan, peristiwa tersebut bermula saat ia dipanggil oleh AR dengan alasan hendak membayar arisan.
"Saya dipanggil oleh mereka. Selanjutnya, saya ditarik dan diajak ke dalam mobil mereka itu," terangnya kepada petugas.
Selanjutnya, J diajak kawanan ini di depan kolam renang Garuda.
Disana, terjadilah bullying yang dilakukan oleh AR CS kepada J.
"Disana ada teman-teman yang lain pak sudah menunggu, sekitar 2-3 mobil," katanya.
Sembari melapor, Jpun menunjukkan video kejadian yang menimpanya tersebut.
J yang masih menggunakan seragam sekolah dikerumuni oleh pelajar lainnya.
Sembari menarik masker dan jilbab.
Salah satu geng juga mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Bahkan, selanjutnya, setelah ditarik, gadis tersebutpun langsung ditampar.
Sementara Kapolresta Palembang, Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono mengaku, sudah melihat video penganiayaan tersebut.
Menurutnya, saat ini anggotanya masih melakukan penyelidikan, terhadap motif dari kasus ini.
"Kita juga akan berkoordinasi dengan pihak sekolah dan guru-gurunya," tegasnya
Berikut videonya