Ditinggalkan Kekasih, Pria Ini Buang Sebagian Barang-barangnya dan Ini yang Terjadi Kemudian

Pemuda ini tinggal sendirian di sebuah apartemen seluas 20 meter persegi. Dan sayangnya rumah tersebut sangat berantakan dengan

TRIBUNSUMSEL.COM - Pemuda ini tinggal sendirian di sebuah apartemen seluas 20 meter persegi.

Dan sayangnya rumah tersebut sangat berantakan dengan pakaian, bekas minuman dan bekas bungkusan makanan ringan.

Selain itu, buku, majalah, CD yang dibeli tidak dikemas dan terpenuhi di salah satu sudut rumah mereka.

Hidupnya juga tidak beraturan dengan cara yang sama seperti barang-barang yang berantakan di rumahnya.

Karena sikap dan kebersihannya yang tidak sehat.

sa

Pria itu akhirnya ditinggalkan oleh kekasihnya

Dan dia tidak memiliki tabungan.

Dilansir erabaru, Sasaki sebelumnya suka membandingkan dirinya dengan orang lain.

Dia suka berbelanja barang yang dia inginkan tapi dia kerap merasa jiwanya kosong.

Setelah ditinggalkan oleh kekasihnya, Sasaki seperti terombang-ambing.

Dia seperti hilang arah dan hanya bermalas-malasan di ruangan sambil minum dan menonton televisi.

Sampah juga dibiarkan tersebar di seluruh rumahnya.

Sampai suatu hari, Sasaki memutuskan bahwa dia harus mengubah cara hidupnya.

Saat dia menyadari bahwa belanja banyak tidak akan menjamin kebahagiaan tapi hanya akan menambah bebannya.

Sasaki mulai membersihkan rumahnya dan mengeluarkan barang-barang yang tidak dia butuhkan.

sa

Kini di rumahnya hanya ada enam pasang kaos yang dipakai bergantian setiap hari.

Sementara di dapur, hanya ada rak piring dan satu set cangkir.

Di kamar mandi hanya ada sebotol sabun cair multi guna dan handuk mandi.

Sementara di ruang tamu, pesawat televisi telah dibuang dan diganti dengan iPhone dan laptop Mac.

sa

Setelah melakukan perubahan, ia merasa kekosongan jiwanya terisi dan kekecewaannya juga lenyap.

Kini, tujuan hidup Sasaki adalah 'minimalisme' yang sangat terkenal di Jepang.

Sasaki telah menerbitkan sebuah buku berjudul "Goodbye, Things, We Do not Need Things Anymore"

Yang terbit tahun 2015 dan menjadi buku terlaris di Amazon, Jepang.

sa

Konsep minimalisme yang dipilih oleh Sasaki ini tidak dimaksudkan untuk membuang segala sesuatunya dengan segera.

Namun merenungkan dan berpikir ulang secara serius, apa yang sebenarnya dibutuhkan dalam kehidupan ini.

Ini mencakup beberapa hal:

1. Setiap orang harus tahu kebutuhan mereka sendiri.

2. Setiap orang yang mengejar tujuan hidup harus tahu barang apa yang dibutuhkan dan barang apa yang tidak dibutuhkan.

sa

Saat mempraktikkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari.

Anda akan mulai merasakan kepuasan yang mungkin dicari.

Bayangkan sebuah rumah dengan perabotan rapi dan perabotan yang terbatas.

Akan memudahkan Anda mengelola rumah dengan lebih baik.

Selain itu, Anda tidak perlu repot-repot dan menghabiskan banyak waktu untuk membereskan rumah.

sa

Jika Anda dikunjungi tamu, topik pembicaraan akan lebih lancar.

Dan bisa dilakukan dalam suasana yang lebih tenang.

Selain itu, Anda juga akan merasa lebih terkontrol untuk berbelanja saat memenuhi kebutuhan hati.

Oleh karena itu, sangat penting agar Anda menjadi lebih sadar.

sa

Dan cerdas untuk membedakan kebutuhan dan keinginan Anda.

Secara tidak langsung Anda bisa mempraktekkan cara hidup yang lebih sederhana dan lebih menguntungkan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved