Dugaan Pencabulan Santri di Muratara
Muridnya Sakit,Oknum Ustaz Raba Bagian Sensitif Santrinya,Terungkap Kelakuan Bejat Lainnya
Ustaz harusnya memberikan tauladan yang baik dan menyiarkan tausyiah kepada masyarakat atau santri. Tapi berbeda dengan oknum ust
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA -- Ustaz harusnya memberikan tauladan yang baik dan menyiarkan tausyiah kepada masyarakat atau santri.
Tapi berbeda dengan oknum ustaz yang berinisial ZK ini.
Dia diduga melakukan tindakan tak terpuji.
ZK dilaporkan ke polisi karena diduga melakukan pencabulan terhadap lima orang santri dari Pondok Pesantren (Ponpes) At Tauhid di Desa Maur Lama, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara yang masih dibawah umur.
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, ZK telah mencabuli santri-santrinya yang masih duduk di bangku sekolah.
Perbuatan tak senonoh itu ia lakukan berulang kali terhadap korbannya dengan modus mengancam santrinya apabila ingin naik kelas maka harus bersedia dipegang-pegang.

Kasus ini sendiri mulai terkuak setelah para korban bercerita kepada orang tuanya.
Kemudian orangtua korban melaporkan kepada pemerintah desa setempat, sehingga ZK diantar ke Mapolsek Rupit untuk memberikan keterangan terkait pencabulan yang dilakukannya.
Menurut pengakuan salah seorang korban, sebut saja namanya Bunga (bukan nama sebenarnya), menceritakan, awalnya ZK memanggilnya ke salah satu ruangan di Ponpes.
Setelah korban masuk, ZK lalu mengunci pintu dan menutup semua gorden jendela.
"Katanya, apabila saya ingin naik kelas maka harus bersedia dipegang-pegang tubuh saya oleh pak (menyebutkan nama ZK),” katanya
Melihat santri-satri yang dicabulinya itu tidak banyak bicara maka timbulah lagi niatnya untuk kembali melakukan pencabulan.
Ada yang hanya dua kali, bahkan ada yang lebih dari itu diraba-raba bagian tubuhnya yang sensitif.
Bahkan salah satu santri usai melaporkan kejadian ini ke Polsek Rupit ada yang pergi ke Kota Lubuklinggau untuk melakukan visum.
Sementara ZK masih dilakukan pemeriksaan oleh penyidik Polsek Rupit untuk mendalami kasus pencabulan ini.
Sementara itu, Kapolres Musi Rawas, AKBP Pambudi SiK melalui Kapolsek Rupit, AKP Yulkifli membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima laporan kasus pencabulan tersebut.
Kalau untuk saat ini, baru tiga korban yang melapor, namun pihaknya tetap melakukan pengembangan kasus tersebut.
Lanjutnya berdasarkan pengakuan pelaku ustaz ZK melakukan aksinya terhadap korban yang pertama, ketika itu korban sedang sakit.
Kemudian pelaku menawarkan kepada santrinya untuk beristirahat di dalam kamar di rumah pelaku.
Dikarenakan kondisi rumahnya sedang sepi, sebab istrinya sedang pergi munculah pemikirannya mendekati korban dengan modus menanyakan keadaan korban.
"Modusnya pelaku itu menanyakan keadaan korban dan dengan memanfaatkan kondisi rumah yang kosong, pelaku langsung meraba tubuh korban dan hingga ke alat vitalnya," ungkapnya.

Ilustrasi Siswa ()
Sedangkan untuk dua korban kegiatan yang berbeda, dan di tempat yang sama saat itu korban tidur di rumah pelaku.
Karena ada kesempatan dan dimanfaatkan oleh pelaku untuk melakukan aksi pencabulannya itu.
"Pelaku melakukan pencabulan ke dua korban di tempat yang sama, namun hanya saja momen kegiatannya yang berbeda," katanya, sembari menambahkan bahwa pelaku sudah kita tahan untuk mempertangung jawabkan atas perbuatannya.