Para Pedagang Ini Nekat Menggelar Lapak Mepet Rel, Saat KA Melintas Mereka Waswas
Ratusan pedagang kawasan pedestrian atau City Walk sisi selatan Jl Slamet Riyadi, Solo, nekat berjualan di sekitar perlintasan kereta api (KA).
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNSUMSEL.COM, SOLO - Ratusan pedagang kawasan pedestrian atau City Walk sisi selatan Jl Slamet Riyadi, Solo, nekat berjualan di sekitar perlintasan kereta api (KA).
Mereka adalah para pedagang yang berjualan setiap Minggu pagi di area Car Free Day (CFD) Solo.
Ditemui wartawan saat mengggelar dagangan, Minggu (24/9/2017) pagi, Supriyanto (34), mengatakan telah berjualan sejak tiga pekan lalu di sekitar perlintasan rel.
"Mau tak mau ya harus nekat jualan di sini, di sekitar rel," papar Supri, panggilan akrabnya.
Rel di Jl Slamet Riyadi itu sehari-hari dilalui KA Batara Kresna jurusan Solo-Wonogiri pergi-pulang.
Adapun saat ini kawasan City Walk sedang dalam perbaikan.

Para pedagang berjualan di sekitar City Walk yang diperbaiki saluran airnya, di Jl Slamet Riyadi, Solo, saat Car Free Day, Minggu (24/9/2017) pagi. (TRIBUNSOLO.COM/CRYSNHA)
Mulai dari Simpang Empat Gendengan ke timur hingga Simpang Empat Ngapeman (Hotel Novotel).
Proyek tersebut dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Solo.
Tujuannya, memperbaiki saluran dan penataan taman City Walk.
Supri mewakili pedagang-pedagang lain berharap proyek segera diselesaikan.
Pasalnya, berjualan di sekitar perlintasan tak selaris dengan berjualan di City Walk.
Biasanya, setiap Minggu, omzet warga Pajang itu ratusan ribu rupiah, hasil berjualan pakaian seperti kemeja dan lainnya.
Namun, kini proyek galian saluran air tersebut membuat keuntungnya tak pasti, bahkan bisa kurang dari Rp 50 ribu.
Selain itu dirinya waswas setiap kereta api jurusan Solo-Wonogiri melintas.
"Kita ambil jarak, sekitar semeterlah, ga akan kena (kereta), yang penting aman," ucap dia. (*)
Save