Sedih Ya Allah, Anak Bilang Sakit Saat Dijenguk Ternyata Meninggal, Surat Wasiatnya Bikin Nangis
Membacanya bisa membuat kita tersentuh dan menangis. Surat tersebut ditulis seorang wanita tua, Meherniga Abdul Hamid, 71, yang meninggal dunia.
Penulis: Kharisma Tri Saputra | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Sebuah surat wasiat menjadi viral beberapa waktu yang lalu di Kangar, Malaysia.
Membacanya bisa membuat kita tersentuh dan menangis.
Surat tersebut ditulis seorang wanita tua, Meherniga Abdul Hamid, 71, yang meninggal dunia.
Lebih memilukan lagi, sudah dua hari dia meninggal dunia, tetapi anaknya yang cacat dan bisu, Imran Jhinkur, 53, tidak mengetahuinya.
Dan hanya mengatakan kepada penduduk kampung, ibunya sakit.
Penduduk yang diberitahu tentang peristiwa itu ke rumah almarhum sebelum mendapati wanita tersebut sudah meninggal dunia.
Sebelum kematiannya, Meherniga, yang tinggal di Program Perumahan Rakyat Kangar 1 (RPA).
Telah menulis surat wasiat untuk meminta seseorang yang membaca suratnya untuk mengatur tubuhnya jika dia meninggal.
Itu karena anaknya tidak mampu melakukan itu.
Dia juga meminta agar wajahnya ditunjukkan pada anaknya.
Setelah dikafankan sehingga anaknya tahu bahwa dia telah tiada.
Ketua Komite Pengembangan dan Keamanan Desa Indera Kayangan Muhamad Zulkefli Mokhtar, 52, mengatakan.
Bahwa surat tersebut ditemukan di tasnya saat staf rumah sakit ingin menemukan dokumen identitas seseorang.
"Itu adalah surat wasiat dari tulisan tangan bibi Meherniga."
"Awal tahun ini, almarhum memanggil saya dan berbicara tentang masa depan anaknya."
"Dan bagaimana mengurus jenazahnya saat ia meninggal kelak."
"Dia khawatir anaknya mungkin tidak tahu mengurus jenazahnya."
"Dan berharap tetangga bisa membantu," katanya.
Menurutnya, mereka bahkan tidak mengetahui adanya surat tersebut.
Namun meyakini ia sering membawanya di dalam tas.
Almarhum dimakamkan di Pemakaman Tok Paduka.
Sementara itu, Ketua Polisi Kangar Abdul Rahman Mohd Noordin saat dihubungi mengonfirmasi kejadian tersebut.
Dan hasil otopsi ia meninggal karena penyakit jantung.
Menurut dia, sebuah penyelidikan awal menemukan bahwa Bibi Meherniga meninggal pada hari Selasa.
Sebelum mayatnya ditemukan oleh penduduk desa pada hari Kamis di rumah tersebut.
Dan kasus tersebut diklasifikasikan sebagai kematian mendadak (SDR).
Sementara itu, Imran, yang berprofesi sebagai asisten di Community Rehabilitation Centre di Jalan Pegawai, sekarang sendirian setelah ditinggal sang ibu.