Idul Adha 2017

Tidak Lengket Disentuh Tangan, Ini Makanan Kegemaran Bangsawan Palembang!

Makanan tersebut berbahan dasar dari susu kerbau murni yang dimasak dengan campuran gula pasir kuning, biasa disebut dengan

Tribunnews.com/ Rizal Bomantama
Pedagang makanan memadati gerbang utara Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat, saat aksi damai 313, Jumat (31/3/2017). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Andri Hamdillah

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kebanyakan orang hanya mengetahui jenis makanan pempek saja yang menjadi ciri khas Kota Palembang, Jumat (1/9/2017).

Terlepas dari itu ternyata masih ada satu lagi jenis makanan khas Palembang yang dulunya pernah berjaya sebagai makanan spesial untuk para bangsawan.

Makanan tersebut berbahan dasar dari susu kerbau murni yang dimasak dengan campuran gula pasir kuning, biasa disebut dengan gula puan.

Butuh waktu 4 jam lebih untu membuat gula puan yang sempurna, gula puan dengan hasil yang baik mempunyai ciri - ciri tidak lengket ketika disentuh menggunakan tangan.

Pedagang gula puan Fadli (26) warga Ki Gede Ing Suro ini menjelaskan bahwa dirinya setiap hari Jumat berjualan di sekitaran Masjid Agung.

Penjual Gula Puan, makanan berbahan dasar dari susu kerbau murni yang dimasak dengan campuran gula pasir kuning
Penjual Gula Puan, makanan berbahan dasar dari susu kerbau murni yang dimasak dengan campuran gula pasir kuning (tribunsumsel.com/Andri Hamdilah)

Untuk 1 kilogram gula puan sendiri ia hargai Rp 120.000.

"Kita jual gula puan perkilogram, tetapi bisa juga membeli di bawa 1 kg", katanya.

Soalnya masyarakat kurang mengetahui dengan pasti akan keberadaan makanan gula puan.

Bahkan 2 minggu terakhir Fadli juga tidak menjual gula puan karena sulitnya mencari susu kerbau yang menjadi bahan pokok pembuatan gula puan.

"Sulit mencari susu Kerbau, hanya bisa didapat di kabupaten - kabupaten saja sedangkan untuk di Kota Palembang sendiri hampir mustahil", jelasnya.

Tidak sempat berjualan gula puan selama 2 minggu membuat Fadli mengalihkan sementara dengan berjualan susu kedelai.

"Terpaksa saya jual susu kedelai dulu sementara belum berhasil menemukan susu kerbau", ungkapnya.

Arti kata puan sendiri berasal dari sebutan bahasa orang asli Ogan Komering Ilir (OKI) yang berartikan (susu).

Kemudian di simpulkan menjadi gula puan (gula dan susu).

"Bahasa itu berasal dari bahasa asli daerah saya OKI, memang banyak orang yang tidak tahu tetapi ada juga yang sudah mengetahuinya sampai - sampai menjadi pembeli langganan saya", jelasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved