Paksa Anak Untuk Jual Rumah,Wanita Ini Tampar Wajah Ibu Mertuanya,Namun Selanjutnya Bikin Menyesal !

Dalam setiap hubungan berumah tangga kerap kali akan diuji dengan beragam permasalahan.

kolase Tribunsumsel

TRIBUNSUMSEL.COM -- Dalam setiap hubungan berumah tangga kerap kali akan diuji dengan beragam permasalahan.

Disinilah bagaimana pasangan tersebut akan diuji tentang mempertahankan sebuah hubungan.

Adakalah pasangan tersebut bisa melaluinya dengan baik.

Namun ada juga yang harus terhenti dan berakhir pisah.

Dilansir dari Happytify,seperti kisah wanita satu ini misalnya, ketika sebuah hubungan dirumah tangga dibangun dengan harmonis.

Lalu harus diuji dengan permasalahan yang silih berganti.

Curhatan yang ditulisnya ke media sosial ini pun menjadi viral di negeri Tiongkok.

Diharapkan dari pengalaman si wanita menjadi pembelajaran .

bagi setiap pasangan untuk serius membangun rumah tangga.

Berikut tulisan tersebut bisa dibaca dibawah ini.

Saya dan suami saya baru saja menikah setahun.

lalu kami mengeluarkan tabungan bersama untuk membeli rumah.

Lokasinya tidak jauh dari rumah mertua.

Sedikit informasi, jika suami saya tipe anak yang berbakti, selama ini tinggal bersama orang tua.

Ia selalu memberikan uang gaji kepada ibunya, dengan hanya mengambil separuhnya.

Setelah menikah, Saya mengajak suami pisah dari orang tuanya untuk hidup lebih baik.

Sehingga memutuskan untuk membeli rumah sendiri agar lebih nyaman.

Ibu mertuaku awalnya sangat baik kepada ku, setiap makan mereka selalu menyiapkan beragam macam menu untuk ku.

Tak hanya itu, mertua ku juga tidak membiarkan pulang dengan tangan hampa.

dengan selalu memberikan barang untuk dibawa pulang.

Saat itu saya senang bertemu dengan ibu mertua yang baik.

Namun, suatu hari pandangan akan mertua saya itu pun berubah.

Ketika itu, ibu mertua datang bergegas kerumah kami.

ia berkata kepada kami jika ayah mertua meminjam uang orang lain.

Uang tersebut digunakan untuk investasi, namun karena sudah jatuh tempo sedangkan keuntungan belum ada.

Sudah lewat satu bulan sejak masa peminjaman, si pemilik uang menagihnya

Setelah mendengarkannya saya, saya mulai bertanya kepada ibunya, "Apa yang bisa saya lakukan?"

Dia berkata, " Tolong jual rumah kalian yang baru dibeli, kemudian uang ibu pinjam, nanti kalian kembali kerumah ibu saja," ujarnya

Mendengar ini membuat saya kecewa, pasalnya rumah ini dibeli .

dengan tabungan saya bersama suami. Bagaimana bisa dijual dengan begitu mudah.

" Ibu jangan terlalu egois, bagaimana dengan kehidupan keluarga kecil kami, toh ini rumah kami," katanya.

Suaminya di samping tidak tahu harus berbuat apa, untuk menarik ibunya ke rumah sendiri.

dan diskusi dia, saya duduk di sofa saja merajuk.

Hanya untuk mendengar ibunya mulai mengaum di sana:

"Saya tahu bahwa istrimu adalah orang seperti itu, seharusnya tidak menikahinya, benar-benar serigala putih." Kemudian, marah dan pergi.

Saya melihat suaminya bahwa ekspresi itu tidak berdaya.

kebanyakan dia akan mendengarkan ibunya.

saya berkata kepada suami saya, : "Saya merawat keluarga besar ini, tidak peduli dengan dua keluarga kecil kita?

"Rumah ini apakah benar-benar harus dijual,hanya untuk memnayar hutangnya ayahmu."ucapnya.

"Jika kembali tinggal bersama orang tua mu, maka ibu akan memaksa untuk bercerai dengan ku bukan?."

Suami saya ada di sana untuk menghibur saya:

"Ini bersifat sementara, Kamu harus tahan menanggungnya, pertama-tama hutang ayah ," rayunya.

Lalu saya membalasnya . "Saya sangat tidak setuju, rumah ini juga memiliki nama saya di atas, ibumu Mengapa kamu tidak menjual rumah mereka sendiri, gagasan untuk harus melawan rumah kami."

Segera setelah saya mengatakan ucapan itu, suami seperti terkena tamparan keras diwajahnya, lantas mengucapkan kata yang mencengangkan.

" Orang tua saya kecil dan tua, tidak bernilai uang, dan sekarang kamu tidak percaya dengan rejeki dari Tuhan!," ucapnya sambil marah.

Akhirnya percakapan itu pun menemui jalan bantu, dimana suami tetap mengikuti ibunya.

Kami kembali kerumah ibu mertua. Dan Benar setelah dirumah saya diperlakukan dengan sangat berbeda.

Ini membuat saya untuk memilih bercerai, karena mengganggap hal ini sebagai kesulitan, benar benar tidak tahu bagaimana mendengarkan kata ibunya.

Atau memilih saya sebagai seorang istrinya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved