Kisah Wanita Kera yang Dieksploitasi Suaminya,Mayat Baru Dimakamkan Setelah 153 Tahun di Pamerkan
Selama Hampir 153 tahun, Julia Pastrana menjalani hidup sebagai tontonan.Terlahir dengan kelainan kondisi genetik yang langka.
TRIBUNSUMSEL.COM -- Selama Hampir 153 tahun, Julia Pastrana menjalani hidup sebagai tontonan.
Terlahir dengan kelainan kondisi genetik yang langka.
Tubuhnya dipenuhi dengan bulu dengan penampakan layaknya seekor kera.
Ia pun dijuluki sebagai Ape Woman, Naas dengan keadaan penampilan itu membuat Pastran hidup sebagai pameran hidup.
Dilansir dari epochtimes, Dia diajak berkeliling benua eropa secara paksa.
Hingga akhirnya, dia meninggal setelah melahirkan anak pada tahun 1860.
Akan tetapi meski telah tiada, tubuh Pastrana tetap dijadikan bahan pameran
Mirisnya, Jenazahn itu akhirnya telah disimpan di sebuah lembaga penelitian di Oslo, Norwegia.
Setelah dijadikan pertunjukan hingga ratusan tahun.
akhirnya seorang seniman visual Laura Anderson barbata telah mengambil keputusan.
untuk memulangkan mayat itu ke Meksiko, tempat asal Pastrana.
Barbata mengatakan bahwa Pastrana layak mendapat tempat dalam sejarah oleh karena kisah hidupnya.
Barbata ingin mengubah nasibnya sebagai seorang korban kepada individu yang layak diceritakan kisah hidupnya.
Pastrana yang lahir di Meksiko pada tahun 1834 memiliki kondisi yang dinamakan congenital terminal hypertrichosis.
menyebabkan tubuh dan wajahnya dipenuhi bulu tebal.
Dia juga turut menderita gingival hyperplasia yang menyebabkan bibir dan gusinya menjadi tebal.
Pada tahun 1854, dia telah dibeli oleh seorang pejabat Bea Cukai Meksiko dan dipamerkan ke seluruh Amerika Serikat dan Kanada.
Ketika dia tiba di New York, dia telah menikahi Theodore Lent yang menjadi pengurusnya.
Menurut ahli sejarah, Prapaskah menikahinya untuk mengontrol hasil pendapatannya saja.
Prapaskah bepergian ke seluruh Eropa bersama istrinya yang dijuluki dengan sebutan lain wanita beruang.
Namun, Pastrana turut dikenal karena memiliki minat mendalam terhadap nyanyian.
musik, tari dan bahasa selain selalu disumbangkan ke badan amal.
Pada 1859, dia telah hamil dan sayangnya, anaknya turut menderita hypertrichosis dan meninggal 35 jam setelah dilahirkan.
Pastrana meninggal lima hari kemudian akibat komplikasi saat bersalin.
Prapaskah tidak mengubur kedua istri dan anaknya.
Bahkan dia membawa mayat yang telah diawetkan di dalam lemari kaca dan memamerkannya.
Barbata telah mengetahui tentang kisah ini ketika adiknya tampil di dalam teater yang menceritakan tentang Pastrana.
Pada 2005, barbata telah membuat petisi kepada University of Oslo .
Dimana mayatnya disimpan untuk mengembalikan jenazahnya ke Meksiko.
Baru-baru ini, semua pihak termasuk gubernur Sinaloa dan duta besar Meksiko.
Untuk Norwegia telah bekerjasama dengan pihak universitas itu.
Mereka setuju untuk mengembalikan jenazahnya ke Meksiko.
Pastrana akhirnya dikebumikan di Sinaloa de Leyva 2013 lalu dekat kota kelahirannya. (M Krisnariansyah)