Mahasiswa Unsri Tuntut Pemangkasan UKT
Rekan Kena Bogem, Mahasiswa Unsri Ngadu ke DPRD Sumsel
Ditambahkannya, kondisi mahasiswa Unsri saat ini sedang 'sakit' dan sedang memperjuangkan pemangkasan Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Hartati
Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Agung Dwipayana
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Buntut dari penganiayaan yang dialami mahasiswa saat menggelar unjuk rasa di gedung rektorat Universitas Sriwijaya (Unsri) Indralaya, Kamis (3/8/2017) kemarin, mahasiswa akan mengadukan perkara ini ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Hari ini, Jum'at (4/8/2017), sebanyak 250 mahasiswa berkumpul di terminal kampus Unsri Indralaya.
Mereka akan menuju gedung DPRD Sumsel, bergabung dengan mahasiswa Unsri lainnya di Palembang untuk mengadukan perlakuan kasar petugas aparat pada rekan-rekan mereka.
"Hari ini kami turun mengadukan kriminalisasi mahasiswa pada DPRD Sumsel," terang Presiden Mahasiswa (Presma) Unsri, Rahmat Farizal, sesaat sebelum keberangkatan menuju Palembang.
Ditambahkannya, kondisi mahasiswa Unsri saat ini sedang 'sakit' dan sedang memperjuangkan pemangkasan Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Namun kata Rahmat, upaya berdemokrasi yang dilakukan mahasiswa almamater kuning, dibalas dengan intimidasi dan penganiayaan oleh petugas.
"Bahkan kemarin rekan kami difitnah memecahkan kaca gedung rektorat. Padahal itu dilakukan oleh satpam, bukan oleh mahasiwa," ungkapnya.
Sebelum mengadukan penganiyaan ini kepada DPRD Sumsel, Rahmat mengaku telah melaporkan kekerasan terhadap mahasiswa pada pihak berwajib, dalam hal ini Polres OI.
"Ketika satu mahasiswa sakit, maka kami juga merasakan sakit. Kami bertekad melaporkan kekerasan ini dan kami menuntut seadil-adilnya dan meminta pelaku penganiyaan dihukum seberat-beratnya," tandasnya.
Rombongan 250 mahasiswa Unsri bertolak menuju Palembang pukul 11.45.
Mereka menumpang lima unit armada bus.
Selain menumpang bus, tidak sedikit juga mahasiwa yang mengendarai kendaraan roda dua.
